Perempuan Dilarang Sakit, Ibu Harus Setrong, Tips Sehat Bagi Perempuan Usia 50+ - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Senin, 21 April 2025

Perempuan Dilarang Sakit, Ibu Harus Setrong, Tips Sehat Bagi Perempuan Usia 50+

Assalamualaikum. Perempuan (istri/ibu) dilarang sakit. Kebayang nggak sih ketika mendadak suatu hari terbangun dengan tubuh lemah, barangkali ada demam juga, dan tidak mampu beraktivitas rutin?! 


Saya pernah mengalami vertigo, nggak bisa bangun dari tempat tidur. Ketika mata menatap langit-langit kamar, serasa plafon kayak jatuh menimpa saya. Ketika saya paksa bangun karena ingin ke kamar mandi, malah mual dan akhirnya isi perut keluar semua. 

Tahu nggak kalo saat itu, bapak, ibu dan adik saya sampai berlarian ke rumah, gara-gara saya nelpon minta bantuan ambilkan minum. Rumah orang tua kebetulan jaraknya dekat, hanya 100 meter dari rumah saya.

Saat itu saya udah persiapan akan berangkat kerja, gara-gara vertigo lah yang bikin saya ijin cuti. Saya hanya mampu terbaring dengan kondisi mata terpejam dan lampu di kamar harus mati. Bapak dan Ibu lah yang merawat saya, karena di rumah memang nggak ada orang. Anak-anak saya sekolah, sementara suami sedang ada pekerjaan di luar kota.

Kondisi saya masih sama hingga dua hari berikutnya meski sudah dibawa ke dokter. Saat itu saya nyaris menangis, melihat ibu dan bapak bergantian merawat saya, putrinya. Adik saya yang ngurus pekerjaan rumah. Bapak dan ibu saya udah usia 70 dan 78 tahun ketika mengurus saya sakit. Sedih banget.

Saat itu saya jadi ingat pepatah yang mengatakan, perempuan tidak boleh sering sakit!

Ya, perempuan yang sering sakit akan mengganggu aktivitas hariannya. Dia jadi tidak produktif dalam segala bidang. Boleh dibilang perempuan menjadi malfungsi secara ekonomi, sosial, dan budaya.

Perempuan ( Ibu ) Harus Setrong, Dia Tiang Keluarga


Ngurus rumah, beserta merawat keluarga seakan tak cukup waktu selama 24 jam. Apalagi kalo IRT juga ibu pekerja baik di kantor maupun di rumah. Sepulang kerja, tubuh udah lelah selelah lelahnya. Kebayang nyampe rumah pengennya langsung meluncur ke kasur. 

Kenyataannya hidup tak seindah drama Korea. Karena selelah-lelahnya ibu, ada pepatah yang diaminkan warga dunia nyata dan dunia maya. Emak harus  setrong. Emak tidak boleh sakit.

Terutama ketika ada anggota keluarga yang sakit. Atau bisa jadi bapaknya anak-anak yang sakit. Emak harus kuat, nemenin, ngerawat, nyuapin makan, merayu agar si pasien istimewa mau minum obat. Bahkan bisa jadi penghibur bagi si sakit. 

Meski udah lelah dan badan berasa kayak dipukuli (kayak pernah dipukul aja, hahahaa), namun ibu harus tetap kuat. Ibu harus tetap tegak berdiri, siap kapan pun tenaga dan perhatiannya dibutuhkan keluarga. 

Ibu harus setrong


Padahal ibu juga manusia. Ada saat tubuh ibu kuat dan mampu mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Namun ibu juga bisa jadi lemah, imunnya ngedrop, karena tubuhnya lelah. Dan ibu tetap nggak mau istirahat, tetap beberes rumah. Bahkan ibu tetap berusaha menyiapkan makanan untuk anggota keluarganya.

Hei, ibu bukan wonder woman. Ibu boleh kok istirahat sejenak. Dan perannya bisa loh digantikan anaknya atau suaminya, agar ibu bisa beristirahat hingga lelahnya terhempas. Atau bisa meminta bantuan orang lain. Mendelegasikan urusan cuci pakaian pada laundry. Untuk makanan bisa juga pesan antar katering atau jajan online. 

Sebagai ibu kita bisa menurunkan ekspektasi soal urusan pekerjaan rumah tangga. Kalo memang dirasa berat, urusan beberes rumah bisa dipilah dan diprioritaskan mana yang penting dikerjakan tiap hari. 

Ibu yang sekaligus juga pekerja kantor bisa mengatur waktu dan mendelegasikan pada orang lain.

Wajib Lakukan Hal Ini, Agar Ibu Tidak Gampang Sakit

Ibu bukan wonder woman. Ibu juga pasti kelelahan kalo semua urusan rumah tangga dikerjakan sendiri. Lelah fisik bisa disembuhkan dengan istirahat, tidur. Namun lelah mental bisa bikin burn out. Ibu gampang marah, semua orang di rumah bakal kena amukannya. Atau bisa jadi ibu tidak marah, namun diam tanpa ekspresi. 

Ibu yang setiap hari mengurus jadwal keluarga, memikirkan urusan rumah, sambil tetap kerja, sering kali jadi kurang tidur. Badan yang kurang istirahat lama-lama jadi gampang sakit, seperti flu, migrain, sampai daya tahan tubuh yang melemah. Ibu pun akan tumbang akhirnya.

Lakukan hal berikut agar ibu tidak gampang sakit :

- Atur Skala Prioritas

Lakukan identifikasi tugas-tugas yang paling penting dan fokus pada penyelesaiannya. Jangan memaksakan diri untuk melakukan semuanya sendiri. Karena bila tidak selesai, ibu bisa mengalami burnout dan stres. 

- Delegasi Tugas

Libatkan anggota keluarga lain, termasuk suami dan anak, dalam pekerjaan rumah. Suami dapat membantu dengan tugas-tugas tertentu, dan anak-anak bisa diajak untuk membantu dengan tugas-tugas ringan. Mengajak anak aktif dalam tugas di rumah juga bisa mengasah skill life mereka. Sesuaikan usia anak-anak dengan tugas dari skala ringan.
 

- Terima Bantuan

Jangan takut atau bahkan sungkan untuk meminta bantuan dari luar. Misalnya seperti menggunakan jasa layanan cuci/laundry, menyewa pembantu rumah tangga part time, atau menerima bantuan dari keluarga atau teman. 

- Ubah Cara Pandang

Pekerjaan rumah tangga merupakan bagian dari tanggung jawab bersama. Jadi bukan hanya beban bagi ibu rumah tangga. Ajak anak-anak sejak kecil untuk memiliki tanggung jawab di kamar masing-masing. Mereka bisa membereskan tempat tidur begitu bangun di pagi hari. Usai anak-anak bermain, ajak pula untuk membereskan mainannya.

Ketika bertambah usia, tambahkan ketrampilan meracik sayuran, dari memotong atau mencuci sayur. Kenalkan dari hal sederhana seperti menggoreng telur, tempe, tahu, dan ayam. Tentunya tetap dampingi mereka sepanjang proses memasak ini. Nantinya mereka akan terbiasa minimal menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri. Masak yang sederhana, bikin nasi goreng, mie rebus, atau omelet.

Menjadi Ibu Yang Sehat dan Bahagia

Seakan mudah ya hidup sehat dan selalu bahagia? Namun realitanya perempuan memiliki pemicu konflik dalam keseharian dan akhirnya jadi tidak bahagia. Sebuah penelitian dari Homewood Health United Kingdom menyebutkan bahwa perempuan hampir dua kali lebih mungkin didiagnosis depresi dibanding pria. Artinya, perempuan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan mental ketimbang pria.

Perempuan juga hidup dalam stigma menjadi pengasuh seumur hidupnya. Perempuan yang menikah, lebih banyak terlibat dalam pengasuhan anak. Ketika ada keluarga yang mengalami kecacatan atau sakit saat lanjut usia, biasanya perempuan yang akan mengambil tanggung jawab untuk mengurus mereka. Seharusnya perempuan maupun laki-laki memiliki tanggung jawab yang sama. 

Perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak pun masih terus dikejar stigma untuk tampil cantik dan selalu rapi. Cantik itu langsing, putih, dan wangi. Hal ini menyebabkan seorang ibu berada dalam dilema. Kalo ingin tampil seperti image dalam masyarakat, dia harus duduk manis sepanjang hari. Ketika dia ngurus rumah, anak, dan suaminya, waktunya tidak cukup untuk mempercantik diri.

Saya udah melewati usia 30 tahun saat mengenal arti kata merawat diri demi diri sendiri. Saya harus bahagia agar bisa mengurus keluarga dan menciptakan kebahagiaan di rumah. Semua itu butuh proses panjang dan dukungan dari suami.

Lantas bagaimana cara kita bisa menjadi ibu yang sehat dan juga bahagia? Ternyata banyak yang harus dilakukan ibu-ibu nih. Yuk kita kupas satu persatu.



1. Jangan Lewatkan Sarapan

Sedari pagi seorang ibu sudah rempong membuat bekal untuk suami dan anak-anak. ketika mereka sudah berangkat ke tempat kegiatan masing-masing, apa yang ibu lakukan? Apakah ibu hanya minum secangkir kopi atau teh sebagai sarapan? 

Ketahui lah Bu, itu bukan lah cara sehat untuk memulai hari. Sarapan adalah waktu makan terpenting karena akan mempengaruhi tubuh kita mengatur pekerjaan rumah. Jadi, pastikan Anda sarapan menu yang bergizi. Saya selalu memastikan ada karbo dan protein untuk pilihan sarapan. 

2. Sediakan Camilan Sehat

Cobalah untuk memotong berbagai jenis buah dan sayur yang disukai sebagai camilan, lalu simpan di kulkas. Misalnya saja, membuat salad atau smoothies. Dengan begitu, Anda akan terhindar dari camilan tidak sehat dan tetap berenergi 

3. Makan dengan Benar

Mengutip Psychology Today, mengurangi makanan olahan, cepat saji, dan konsumsi gula berlebihan penting dilakukan untuk mengurangi risiko obesitas. Alhamdulillah sudah 6 bulan lebih saya konsisten fokus diet sehat dengan mengonsumsi makanan, sayuran dan buah-buahan. Justru ketika saya makan 3 kali sehari, berat badan saya mulai menyusut. 

Sudah 6 bulan lebih juga saya memilih untuk rutin berolahraga daripada membatasi asupan kalori yang berlebihan. Dari video kesehatan yang beredar di berbagai media sosial, olahraga bisa membuat kesehatan tubuh ibu jadi lebih terjaga. Tidak hanya itu, olahraga juga menjaga kepadatan tulang. 

4. Hindari Makanan Tidak Sehat

Terkadang memang sulit menahan godaan untuk makan makanan yang tidak sehat, apalagi bila rasanya enak. Saya kasih contoh nggak nih? Yang gampang aja yaa, seperti jajanan gorengan a.k.a bakwan, pisang goreng, mendoan, seblak, dan masih banyak lagi lainnya.

Saya bahkan sering mendapat ucapan, hidup sekali lebih baik makan makanan yang enak. Nggak usah pilih-pilih makanan, hidup hampa tanpa gorengan. 

Ahh, hidup dengan gaya makan apa aja itu pilihan. Saya sekarang udah jelang usia 60 tahun. Saya tidak mau nantinya akan panen penyakit hasil makan makanan yang sembarangan. Saya tidak mau anak menantu dan cucu merawat saya yang sakit saat tua. 

Dan satu yang selalu saya ucapkan dalam hati, udah puluhan tahun saya makan sembarangan. Udah beruntung hingga hari ini kondisi saya baik-baik saja. Udah saatnya saya bertanggung jawab dengan pilihan makanan yang  masuk ke tubuh ini. 

5. Rutin Olahraga

Setiap pagi kami jalan kaki 3,5 km

Olahraga menjadi aktivitas wajib bagi kita semua. Sebenarnya sejak kecil pun kita udah terpapar dengan ungkapan kalo pengen tubuh sehat ya harus rutin berolahraga.

Namun banyak ibu-ibu yang terhadang pemikiran, kegiatan di rumah pun udah olahraga. Enggak ya moms, mengerjakan pekerjaan rumah itu adalah aktivitas fisik. Kamu kadang dibantu teknologi mengerjakannya, seperti mesin cuci, alat pel, bahkan setrika pun masuk laundry atau ada mbak ART.

Beda dengan olahraga, yaitu bentuk khusus dari aktivitas fisik yang terencana dan sengaja dilakukan untuk menyehatkan badan. Contoh kegiatan olahraga adalah senam, renang, bersepeda, jalan kaki, dan lari.

Saya udah merasakan manfaat rutin berolahraga minimal 30 menit per hari, 5 kali dalam satu minggu. Saya dan suami (udah pasang ring jantung), setiap hari jalan kaki minimal 3 km bahkan bisa sampai 5 km. 

Kami merasakan tubuh lebih bugar, tidak pernah tertular sakit flu, otot lebih kuat, napas pun tidak ngos-ngosan saat jalan sejauh 5-7 km.


6. Tetap Terhidrasi

Saya penyuka minum air putih sejak kecil. Bahkan ketika motoran jemput anak sekolah saat itu, saya selalu bawa bekal air putih. Di jalan Kota Semarang yang hot mataharinya, saya sesekali minum saat lampu merah. 

Kebiasaan baik ini menular hingga orang serumah pun juga melakukannya. Minum air yang cukup sepanjang hari bisa menghindari kita dari dehidrasi. Dehidrasi ringan dapat membuat  kita selalu haus. Bahkan kita pun bisa sakit kepala, kelelahan hingga kekurangan energi ketika tubuh tidak terhidrasi.

7. Tidur Yang Cukup

Tahu kan cerita saya di awal tulisan ini, pengalaman sakit vertigo yang bikin saya nggak nyaman. Saya jadi tidak produktif karena harus berbaring di kasur selama dua hari. 

Memang penyebab vertigo bisa karena banyak hal. Salah satunya adalah kurang tidur. Dan saya memang dulunya suka tidur malam. Adaa aja penyebabnya, bukan karena tidak bisa tidur. Yang masih nonton drakor lah, ngerjain tulisan, atau hanya scroll media sosial. Duh lah, saya udah insyaf. Saya mulai memperbaiki jam tidur, minimal jam 22.00 harus sudah berbaring di tempat tidur.

Tidur yang cukup bisa membuat kualitas hidup yang lebih baik. Tidur dalam durasi waktu 6-7 jam mampu meningkatkan suasana hati kita dan mengurangi tingkat stres. Iya sih kalo kurang tidur, kebayang kan suasana hati bakal murung. Kita jadi enggan bekerja dengan benar, efeknya kerjaan nggak beres dan bikin stres.

8. Bersantai

Seharian sibuk mengurus pekerjaan rumah atau  bahkan juga bekerja kantoran, tentu bikin kita kurang memiliki waktu bersantai. Dari pagi sibuk di dapur, menyiapkan bekal untuk keluarga, setelah itu gantian kita bersiap kerja. Pulang kerja pun udah ada deretan pekerjaan yang menanti di rumah. Kapan dong ibu bisa nyantai?

Saya cukup beruntung memiliki suami yang mendukung semua kegiatan istrinya ini. Alhamdulillah, saat anak masih  menyusui, bangun tengah malam untuk memberikan ASI dalam botol urusan suami. Ketika mereka mulai sekolah, suami yang mengantar hingga ke depan gerbang sekolah. Saya jadi punya waktu untuk istirahat ataupun menikmati teh dan roti untuk sarapan dengan tenang.

9. Sediakan Me Time

Beruntung lah ibu-ibu yang mendapat dukungan suami dalam aktivitasnya di rumah maupun di luar. Ibu adalah perempuan yang butuh fisik dan mental yang sehat. 

Alhamdulillah saya sering me time sekarang


Ibu yang bahagia akan mampu menciptakan lingkungan sehat di rumahnya. Dia akan menjadi ibu yang penyayang, mampu mengontrol emosi meski menghadapi masalah di depan anak-anaknya.

Kalo pasanganmu tidak memahami keinginanmu, ungkapkan dan jangan diam saja. Suami bukan lah orang ahli yang bisa membaca pikiranmu. Ungkapkan dan minta bantuan agar kamu bisa me time sesekali. Nikmati waktu sendirian atau bersama sahabatmu dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan. 

10. Tetap Berpikir Positif

Sekali lagi saya bersyukur sedari kecil dididik oleh ayah yang menanamkan nilai positif tentang berbagai hal. Saya dididik agar tidak mudah baper, percaya dengan kebaikan yang menular, dan selalu berpikir positif. 

Saya tidak atau bisa dibilang jarang banget berpikir negatif pada orang ataupun sesuatu kondisi. Setiap menemukan masalah, saya selalu menghadapinya dengan berpikir bahwa akan ada solusinya nanti. Tetap semangat, pantang menyerah, selalu menetapkan keyakinan bahwa kita pasti bisa. 

Dengan menyingkirkan pikiran-pikiran negatif, akan membuat hidup kita menjadi lebih sederhana. Kita tak akan stres menghadapi situasi apapun di luar sana. 

Ibu, berterima kasih lah pada diri sendiri karena telah kuat menjalani kehidupan yang sulit. Semoga kita tetap kuat, sehat, bahagia, dan bersemangat menjalani hidup. Ucapkan pula terima kasih pada orang-orang yang ada di sekeliling ibu, yang telah menyayangi dan selalu siap di sisimu. Wassalamualaikum.

Sumber Materi :
- https://www.urbanasia.com/guide/pakar-psikologi-unair-ungkap-alasan-perempuan-rentan-alami-masalah-kesehatan-mental-U30746
- https://katabunda.com/2018/04/19/ibu-dilarang-sakit-ibu-harus-strong-benarkah/
- https://kumparan.com/kumparanmom/10-cara-jadi-ibu-yang-sehat-dan-bahagia-1yMm84PQhoB/full

4 komentar:

  1. Saya pribadi, udah lama meninggalkan mindset "perempuan dilarang sakit, ibu harus selalu sehat." Yang bisa saya lakukan adalah terus menjaga kesehatan. Berbagi pekerjaan rumah dengan suami dan anak-anak. Kalau pun tetap sakit, ya udah saya istirahat. Gak mau memaksakan diri untuk tetap beraktivitas.

    BalasHapus
  2. Duh mendadak jadi inget. Saya kira2 2 minggu yang lalu juga ngalamin vertigo hebat. Penyebabnya adalah tensi yang mendadak melonjak. Setelah ditelusuri ternyata karena belakangan hari, sebelum kejadian, saya berlebihan makan ikan asin yang dibeli saat liburan ke Pangandaran.

    Memang ya Mbak. Di seumuran saya sekarang (50+) makan tuh harus benar2 dijaga. Gak boleh ngikutin keinginan. Meski tetap konsumsi buah dan sayur, dominasi dan keseimbangan asupan juga harus diperhatikan dengan baik. Seperti yang ditulis di atas, tugas ibu tuh dominan banget di keluarga. Usahkan selalu tetap sehat agar ritme dan kondisi rumah tetap terjaga.

    Kita sehat2 terus ya Mbak. Bisa menjaga keseimbangan kesehatan fisik dan psikis, tidak hanya demi diri sendiri tapi juga agar kita bisa mandiri dan tidak merepotkan orang lain.

    BalasHapus
  3. Saya paham banget loh sekarang betapa hebat seorang ibu. Mantab tipsnya mbak, semoga sehat selalu ya. Emang olahraga dan cara pandang adalah kunci.

    BalasHapus
  4. Senengnyaaa......baca tulisan Mbak Wati lagi
    Kalo saya nerapi intermitten fasting dan jalan kaki setiap pagi, minimal 20 menit
    jalan kaki ini mudah karena saya hanya jalan keliling kompleks perumahan
    Kalo mau lebih lama, saya jalan ke pasar, sekitar 30 menitan lah
    Lucunya banyak yang nawarin naik sepeda motor
    Kasihan katanya
    Hhehehe maklum di kampung

    BalasHapus