Assalamualaikum Sahabat Jalan Jalan. Tidak terasa Ramadhan sudah masuk pertengahan minggu. Nggak sampai dua minggu lagi kita akan bertemu lebaran. Biasanya lebaran identik dengan mudik. Dan setelah pungkas silaturahmi dengan kerabat dan sahabat, ada waktu tersisa yang bisa diagendakan untuk jalan-jalan. Saya akan memberikan rekomendasi pilihan jalan-jalan di satu tempat yang sampai hari ini masih menjadi primadona wisata di tanah air yaitu kawasan BROMO.
Beberapa waktu lalu saya dan suami beserta teman-teman penyuka dolan, berkunjung ke Bromo. Perjalanan ini sudah cukup lama kami rencanakan, mulai dari riset biaya, tempat wisata mana aja yang jadi pilihan untuk jelajah Bromo, hingga untuk kulinernya.
Perjalanan Menuju Titik Penjemputan di Sukapura Probolinggo
Berikut ini cerita jalan jalan seru kami menjelajah Bromo sekaligus menjadi taddabur alam. Perjalanan kami awali dengan berkumpul di salah satu rumah sakit yang letaknya dekat dengan pintu masul tol di Kota Semarang. Dari sini beberapa peserta sudah siap memasuki mobil sewaan minibus yang muat hingga 19 orang. Namun kami sengaja mengisi hanya 17 orang, sisa kursi untuk tambahan bagasi. Tahu sendiri kan kalo perempuan bawaannya banyak ketika traveling.Apalagi kali ini perjalanan wisata kami tujuannya di kawasan berudara sejuk cenderung dingin ketika malam hingga terbitnya mentari. Jadi bawaan segambreng masih ditambah jaket yang sengaja disimpan di tas. Otomatis bagasi minibus bagian belakang langsung penuh, hahahaa.
Belum begitu jauh perjalanan ketika peserta sudah lengkap, kami sempatkan mampir di salah satu rest area jalan tol untuk melaksanakan shalat maghrib jama' Isya. Oiya, kami berangkat hari Sabtu sore pukul 5 tepat dari Kota Semarang.
Tujuan perjalanan kami nanti hingga titik jemput driver jeep adalah di Desa Sukapura Probolinggo. Di sini kami tiba sekitar pukul 02.00 dan menanti jeep kurang lebih 10 menit.
Rombongan berjumlah 17 orang dibagi dalam tiga jeep, dan kami diantar melalui jalur penanjakan di Bromo. Sayangnya meski udah gasik tiba di lokasi, jalur ini cukup rapat dan macet. Oleh driver kami diajak lewat jalun Seruni Point. Di sini jeep masih agak lengang, namun kami tetap turun di warung tempat parkir motor. Beberapa pemilik kuda menawarkan bagi pengunjung yang tidak mampu jalan menuju sunrise point.
Saya dan beberapa teman memilih jalan kaki perlahan. Sambil merasakan tubuh yang kedinginan meski jaket sudah membalut rapat. Beruntung saya udah membawa bekal teh panas dalam termon kecil. Sesekali saya dan suami menyesap teh dan ngemil. Ini kami lakukan agar tidak merasa kedinginan.
Baru nyampe di pos 2, ada warung yang di depannya terdapat shelter untuk istirahat pengunjung. Lumayan luas karena bisa digunakan juga untuk shalat Subuh. Saya dan beberapa teman menanti Subuh di sini sambil jajan mie instan dalam cup. Lumayan juga jalan menanjak padahal nggak jauh tapi tanjakannya terjal. Untung ya udah diaspal jalannya.
Sekilas Tentang Gunung Bromo
Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.329 mdpl dan dipercaya sebagai gunung suci oleh umat hindu tengger. Nama Bromo sendiri diambil dari kata “Brahma” bahasa sanskerta yaitu dewa pertama agama hindu.
Yang menarik dari gunung ini adalah bentuknya yang bertautan antara lembah dan ngarai dengan lautan pasir yang memiliki luas 10 km persegi. Keindahan alam yang ada di sekitar tempat wisata gunung Bromo tidak diragukan lagi, pengunjung akan dibuat kagum dengan pesonanya. Apa saja yang menarik di sekitar gunung Bromo? Berikut ini adalah informasi tempat wisata gunung Bromo, saat kami tadabbur alam.
Jika dilihat dari peta maps google bahwa lokasi keberadaan gunung bromo berada di tengah – tengah 4 wilayah perbatasan kabupaten di Jawa Timur yakni antara wilayah kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.
Gunung berapi bromo berada di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Semeru Tengger. Meskipun letak gunung bromo masih satu area Taman Nasional dengan gunung semeru akan tetapi jarak keduanya terpaut cukup jauh. Lokasi gunung bromo berada di sebelah utara gunung semeru yang berjarak ± 18 km jika diukur lurus dari pusat kawah masing – masing gunung berapi tersebut.
Menjejakkan Kaki Perlahan di Tanjakan Sunrise Point
Meski udara malam yang dingin menembus jaket dan menusuk tulang, kami berombongan mulai berjalan. Langkah perlahan tiap jejaknya sambil mengatur napas agar tetap kuat. Semangat kami menjemput sunrise lah yang menjadi pemantik langkah terus berjalan di tengah keheningan.
Sebenarnya ada banyak percakapan namun dalam nada rendah di tengah jalur pendakian yang masih gelap. Saat napas mulai berebut oksigen dengan tumbuhan, tubuh pun rehat sejenak.
- Seruni Point, melihat matahari terbit dan lautan awan yang cantik di kawasan Gunung Bromo selalu jadi tujuan utama wisatawan. Alternatif untuk melihat matahari terbit di bromo adalah di seruni point atau biasa disebut dengan puncak penanjakan 2. Akses paling mudah adalah lewat Probolinggo meskipun tempat ini bukan bagian taman nasional bromo tengger semeru namun keberadaannya sangat dekat dengan bromo yaitu berada disebelah barat.
- Lautan Pasir Bromo, tujuan kedua setelah dari Sunrise Poinst. Hamparan pasir seluas 10 hektar adalah keunikan dan ciri khas yang dimiliki gunung berapi bromo. Seluruh wisatawan akan menuju tempat ini setelah melihat sunrise dan sebelum menuju pura luhur poten dan kawah bromo.
- Bukit Teletubies, berada di tenggara gunung bromo. Ke bromo via jalur tumpang malang adalah rute terdekat menuju bukit teletubbies dan savana bromo. Meski begitu bagi pengunjung tetap bisa mengakses dari jalur mana pun seperti kami dari Ngadisari Probolinggo. Pemandangan sempurna di tempat ini adalah ketika musim penghujan karena sepanjang mata memandang akan terlihat hamparan rerumputan yang indah. Saat saya dan rombongan tiba di lokasi, meski tidak nampak bukit yang menghijau namun pemandangan tetap cantik.
- Gunung Batok, Gunung/bukit gersang yang berada tepat di sebelah kawah bromo. Dinamakan gunung batok dikarenakan tekstur dan bentuknya menyerupai tempurung kelapa atau batok.
- Pasir Berbisik, penamaannya pasir berbisik dikarenakan pasir yang berada di lokasi ini akan terdengan isik isik (dalam bahasa jawa) ketika tertiup angin dan oleh sebab itu masyarakat sekitar menamakan tempat ini menjadi pasir berbisik. Tempat ini berada di sebelah timur laut gunung bromo.
- Pura Luhur Poten, adalah tempat peribadatan umat hindu tengger yang berlokasi di kaki gunung bromo. Pura ini bisa kalian kunjungi sebelum atau sesudah dari kawah bromo karena letaknya searah menuju anak tangga gunung bromo. Pura ini juga yang digunakan sebagai acara upacara adat suku tengger yang terkenal yaitu kasada bromo. Kami diajak ke pura ini sebelum ke kawah Bromo karena jalurnya melewati pura. Namun saya enggan turun karena saat itu musim kemarau dan debunya Masya Allah sampai tertelan ke mulut katika bicara.
Akses Menuju Bromo
Yang ingin mengunjungi bromo, jalur atau rute ke tempat wisata ini bisa dilalui menuju 4 pintu masuk yaitu pintu masuk dari Malang Tumpang, Tosari Wonokitri Pasuruan, Senduro Lumajang dan Sukapura Cemara Lawang Ngadisari Probolinggo.
Akses jalannya pun juga beraspal meskipun melewati perbukitan dengan jurang yang terjal dan berbelok belok. Namun secara keseluruhan masih bisa dilewati kendaraan bermotor roda 2 dan untuk kendaraan mobil pribadi roda 4 hanya bisa sampai batas akhir yaitu pos pintu masuk taman nasional. Selanjutnya bagi pengunjung diwajibkan sewa jeep bromo untuk explore spot wisata di sekitarnya.
Sedangkan untuk bus mini dan besar bisa melewati jalur probolinggo dengan pemberhentian terakhir di pasar/ terminal sukapura. Kami sewa jeep dari informasi di sosial media Instagram, driver nya rata-rata amanah, baik, dan ramah. Mereka pun merangkap jadi juru kamera selama wisata di kawasan Bromo. Jadi kalian enggak perlu sungkan meminta tolong pada driver.
Untuk tiket masuk kami udah pesan online melalui webiste Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Nanti ada caranya di web tersebut. Oiya untuk pesan tiket diharapkan dua hari sebelumnya karena biasanya ada kuota harian untuk setiap lokasi wisata di Bromo.
Untuk biaya yang ditanggung setiap peserta, kemarin kami iuran sejumlah 650 ribu. Udah lengkap termasuk mendapat makanan dua kali, makan siang dan makan malam setelah wisata di Bromo. Sengaja kami kelola sendiri semua keperluan, dari pesan jeep, makan, air mineral, tiket, dan lainnya. Untuk jajanan juga melimpah karena setiap peserta bawa bekal lumayan. Makanya kami sengaja tidak memilih sarapan karena masih ada roti, pastry, pisang rebus, dan lainnya.
Bahkan iuran sebesar 650 ribu ini masih sisa setelah kepulangan dari Bromo. Ada sisa uang 2.650.000 kalo nggak salah. Dan uang ini kami gunakan wisata lagi, tujuannya di kawasan Wonosobo. Masya Allah, jadi bisa wisata dobel dengan iuran segitu. Sekian cerita saya tentang jalan-jalan kami ke kawasan Bromo. Wassalamualaikum.
Tidak ada komentar: