Launching Program Studi Digital Psychology BINUS UNIVERSITY SEMARANG - My Mind - Untaian Kata Untuk Berbagi

Kamis, 22 Agustus 2024

Launching Program Studi Digital Psychology BINUS UNIVERSITY SEMARANG

Assalamualaikum. Saya senang banget saat mendapat ajakan hadir dalam pengenalan program studi baru di BINUS University Semarang. Terlebih program studi ini gabungan dua jurusan yaitu Teknologi Digital dan Psikologi. Sangat menarik yaa. Penasaran seperti apa penjelasan program studi ini? Simak yuk.

Bertempat di Atrium BINUS University Semarang, acara dengan tema “Leveraging Technology Through People for a Connected Future,” menjadi launching program studi baru yaitu Digital Psychology yang dikenalkan pada masyarakat luas. 



Dalam peluncuran tersebut juga ada talkshow dengan menghadirkan dua narasumber ahli, Nucki Prasastia (VP – Marketing Strategy, PT Smartfren Telecom) dan Raymond Godwin, S.Psi., M.Si (Deputy Dean of Faculty of Humanities). Diskusi yang seru ini dimoderatori oleh Dewi Eka Wistiningsih, S.Psi, M.Psi, Psikolog (Student Affairs Consellor). Peserta siang hari itu terdiri dari puluhan pelajar SMA Kota Semarang, tenaga pengajar, media, dan bloger Gandjel Rel. 

Teknologi dan Pengguna, Serta Tantangan Dunia Digital

VP – Marketing Strategy, PT Smartfren Telecom, Nucky Prasastia membuka diskusi dengan penjelasan tentang jumlah pemakai SMI Card di Indonesia yang terbanyak di dunia. Untuk meraih pelanggan baru, udah susah. Saat ini tujuannya adalah mempertahankan konsumen lama, dengan cara menyediakan layanan seperti My Smartfren. 

Selama ini teknologi hanya digunakan untuk membaca data secara teknis. Sebenarnya data yang tersebar secara luas efek dari teknologi itu hanya bisa membaca angka. Perilaku pengguna masih belum terbaca secara nyata. Untuk mendiskripsikan data pelanggan dari perilaku saat menggunakan teknologi digital, dibutuhkan peran psikologi. 



Sementara peran psikologi menciptakan sesuatu yang digunakan untuk memahami perilaku pelanggan seperti apa, kebutuhan nya apa. Seperti sekarang ini chat bot yang ada di aplikasi Smartfrend sudah menggunakan bahasa yang lebih ramah. Tidak seperti dulu yang masih berkomunikasi secara kaku layaknya robot. 

Raymond Godwin, S.Psi., M.Si selaku Deputy Dean of Faculty of Humanities, melihat fenomena bagaimana kita selalu disetir oleh teknologi. Kalian bisa melihat seperti bagaimana sosial media yang selalu diikuti setiap hari. Biasanya kalo kalian tertarik pada postingan makanan, yang muncul juga akan selalu sama. 

Di media sosial pula kita bisa dengan mudah nge-klik tombol like atau dislike yang tak disadari mempengaruhi emosi. Hanya melihat postingan yang tidak disukai bisa menjadi penyebab pengguna mengalami masalah kesehatan mental. 

Tantangan teknologi dengan manusia itu memiliki hubungan. Banyak orang melihat dua bidang ilmu yaitu psikologi dan computer sains yang berbeda. Ada stereotip tertentu seperti tersebarnya data yang dimiliki oleh pengembang aplikasi. Data tersebut hanya bisa dibaca setelah diubah dalam bentuk excel. Namun hanya sebatas angkat, seperti yang udah dituturkan oleh bapak Nucky. 

Tantangan terbesar data yang tersebar tersebut belum tentu bisa menggunakannya dengan baik. Pengembang aplikasi misalnya hanya bisa melihat berapa kali yang diklik dari game yang dibuatnya dan pada menit ke berapa. Begitu pula dengan aplikasi Spotify, saat kalian klik satu lagu, otomatis pembaca data akan selalu memunculkan list lagu yang kalian sukai.

Dampak Teknologi Digital Pada Pengguna

Mungkin kalian tidak menyadari dampak teknologi yang sudag mempengaruhi penggunanya. Teknologi digital yang akrab dalam kehidupan sehari-hari menjadi penting hingga saat ponsel tertinggal, kita jadi galau.

Kalian apakah  menyadari bahwa tidak semua  teman kita muncul di timeline kita? Postingan yaang muncul dipilih oleh algoritma media sosial untuk sesuai preferensi kita. Akibatnya kita kayak pakai kacamata kuda, pikiran pun menjadi sempit. Semua yang kita baca dari sosial media itu udah ditentukan oleh algoritma kalian pilihan yang kita sukai. 

Kembali pada momen saat pilpres, gimana kita justru disodori dengan berita calon A yang tidak kita sukai. Berita tentang calon A ini bahkan selalu yang jelek atau hoax. Media yang datang bertubi-tubi ini juga memberi dampak negatif pada kesehatan mental.

Kalo bicara industri, dua jurusan computer sains dengan psikologi apakah bisa bekerjasama? Kalo orang yang kerja di bidang teknologi, dia hanya tahu hal teknik dan tidak bisa memahami penggunanya. 

Psikologi digital bisa menambah filter-filter tanpa harus survei ke user/pengguna. Peluang di industri ini sangat besar mengingat masalah yang akan selalu muncul nantinya.

Menurut bapak Raymond, Orang yang belajar di bidang psikologi menganggap teknologi hanya lah alat bantu sesuai kebutuhan. Jadi dia menunggu terlebih dulu masalah yang muncul.

Sementara orang teknologi itu yang penting membuat dahulu, baru nanti melihat gimana pengalaman pengguna. Apakah ada masalah yang terkait denga produk teknologinya? Nah, di sini lah kesulitan psikologi masuk ke bidang teknologi adalah kesulitan memahami hal teknis ini. 

Teknologi sekarang dilihat sebagai tools yang bisa membantu, apa peluang yang bisa didapatkan. Namun sekarang pun sudah melihat teknologi bukan hanya peluang, lebih pada kenyataan. Kalo teknologi berkembang baru menunggu dikomentari oleh masyarakat, itu bisa menganggu kesehatan mental.

Jadi tantangan yang sekarang ada di akademi adalah menjawab tantangan gimana computer sains bisa bergerak berdampingan dengan psikologi. 

Pesan Pak Raymond, kehadiran perkembangan teknologi tentu akan membawa dampak tertentu bisa negatif dan positif. Dua pesan beliau :

1.  Menjadi pengguna yang cerdas, jangan kalah dengan smartphone. Jadi lah super smart user.

2. Jadi lah orang yang peduli dengan perkembangan teknologi. Namun juga terlibat di bidang ilmu apapun, belajar mesin teknologinya tentang apa. Jadi bisa disesuaikan dengan bidang ilmu yang dipelajari.

Dua Jurusan Dalam Satu Program Studi Digital Psychology

Kehadiran teknologi mempengaruhi cara kita berkomunikasi, bekerja, dan berpikir. Banyak yang kewalahan dengan arus informasi yang terus menerus. Setiap aspek kehidupan kita terhubung dengan teknologi. Namun bagaimana kita memahami dampak ini dan menciptakan teknologi yang lebih baik untuk kesejahteraan manusia. Di sinilah  jurusan Digital Psychology hadir untuk memberikan solusi.

Jurusan ini menggabungkan ilmu psikologi dengan computer sciense untuk memahami perilaku manusia dalam konteks digital. Di sini akan dipelajari bagaimana manusia berinteraksi dengan teknologi dan merancang teknologi yang menumbuhkan kesejahteraan dan produktivitas.



Dari pengembangan aplikasi yang intuitif hingga AI yang memahami kebutuhan pengguna, jurusan ini mengajarkan solusi teknologi yang berpusat pada manusia. Kalian yang menjadi mahasiswa di sini akan belajar dari para ahli di bidang psikologi dan teknologi, mendapatkan pengetahuan mendalam dan ketrampilan praktis untuk menjadi pioner di bidang digital psychology.



Menurut Bapak Dr. Fredy Purnomo, S. Kom, M. Kom selaku Direktur Kampus BINUS @Semarang, psikologi bisa membuat ahli teknologi semakin beretika dalam proses pengembangan karena memiliki pertimbangan tentang dampak produk dan layanan terhadap kesejahteraan masyarakat. 



Bapak Fredy menjelaskan program studi ini hanya butuh 4,5 tahun atau 9 semester untuk mendapatkan dua gelar S1 sekaligus yaitu Sarjana Ilmu Komputer dan Sarjana Psikologi. Bahkan dijelaskan pula BINUS University @Semarang menawarkan beasiswa up to 100%. Alhamdulillah ya mahasiswa bisa #MulaiLebihAwal dalam menggapai karir dan impiannya.

Kampus yang terletak di kawasan Marina ini cukup unik dengan pemandangan laut Pantai Utara. Terletak di POJ Avenue Kav 3, POJ City, Kelurahan Tawangsari (Kawasan Marina, BINUS EDU PARK, Semarang Barat, Semarang City, Jawa tengah. 

Launching program studi Digital Psychology ini ditutup dengan kegiatan pelajar yang bisa mengunjungi booth yang ada di lantai 1 kampus BINUS University. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum.

15 komentar:

  1. Program studi digital psychology itu merupakan sebuah program gelar ganda yang memadukan prinsip-prinsip dasar psikologi dan ilmu komputer guna memahami perilaku manusia dalam menggunakan teknologi digital dan mengembangkan teknologi digital untuk kesejahteraan manusia.

    BalasHapus
  2. Oh, jadi ilmu psikologi dan komputer berpadu dalam program studi digital psychology di Binus Semarang ya, mbak Wati? Keren ya. Mahasiswa mempelajari hal-hal pelanggan dalam berbagai bidang bisnis, teknologi AI serta kebutuhannya dengan manusia. Bisa menjadi pilihan nih buat anak-anak kelas 12 di tahun mendatang.

    BalasHapus
  3. BINUS memang selalu inovatif termasuk dalam menyediakan program studi yang dibutuhkan di era terkini oleh masyarakat seperti prodi Digital Psychology ini yang menggabungkan ilmu psikologi dengan computer sciense untuk memahami perilaku manusia dalam konteks digital. Keren BINUS Semarang!

    BalasHapus
  4. Keren ya Binus yang jeli menangkap peluang dan memformulasikan dengan baik kurikulum yang dibutuhkan untuk mengisi kekosongan SDM yang ada

    BalasHapus
  5. Wah emang bagai buah simalakama ya teknologi digital dewasa ini. Yah kita sendiri harus bijak, karena emang ngga bisa dimungkiri kalau kita juga ketergantungan dengan teknologi digital. Ternyata memang ada tantangan juga agar computer sains bisa bersinergi dengan psikologi ya. Jadilah pengguna yang cerdas pokoknya.

    BalasHapus
  6. Wah keren banget
    Baru tahu jurusan dari hasil komunikasi Psikologi dan Komputer, yang mana lulusannya akan mendapatkan 2 gelar sekaligus setelah lulus

    Keren banget BINUS

    BalasHapus
  7. Wow! ini jurusan yang menarik, sesuai kebutuhan zaman. Dapat double degree hanya dengan belajar 9 semester. Asli aku tertarik nih mbak kalau ada S2-nya. Mahasiswanya kudu balance pula kuat di sains dan social.

    BalasHapus
  8. Wa'alaikumsalam. Takjub banget deh sama inovasi dan gebrakan dari
    BINUS University Semarang.

    Jurusan penggabungan antara teknologi serta Psikolog pastilah sangat menjawab kebutuhan di era digitalisasi seperti saat ini dan bahkan kedepannya akan banyak peluang dari para lulusan jurusan Digital Psychology.

    BalasHapus
  9. Betul kalau bisa menjawab tantangan gimana computer sains bisa bergerak berdampingan dengan psikologi itu keren banget . Generasi mendatang diharapkan bisa memecahkan persoalan-persoalan seperti itu sehingga teknologi tak lagi disalahgunakan

    BalasHapus
  10. Makin berkembang ya ilmu sekarang ini, bisa disilangkan antara IT dengan psikologi. Ga kebayang lho bisa ada percampuran disiplin ilmu ini.

    BalasHapus
  11. Wah, menarik sekali program digital psicology ini. Ini termasuk jurusan kuliah yang baru ya
    Mantap banget inovasi dari BINUS

    BalasHapus
  12. Menarik sekalii..
    Karena menggabungkan 2 keilmuan yang kini sangat dibutuhkan yakni Program Studi Digital Psychology dan BINUS UNIVERSITY SEMARANG menyediakannya. Ilmu seperti ini yang kini dibutuhkan untuk membaca kebutuhan berbagai bidang seperti bidang kesehatan, pendidikan, industri, atau pemerintahan.

    BalasHapus
  13. wah...ini Digital Psychology keren banget, mbak. padahal untuk belajar ilmu komputer saja, aku butuh waktu 4 tahun. ini 4,5 tahun sudah langsung dapat dua gelar. respek!

    BalasHapus
  14. Wah keren nih binus ada prodi baru. Seru pasti kuliahnya

    BalasHapus
  15. Mba, saya baru tahu ada jurusan digital psikologi di universitas
    Mengingat perkembangan digital yang begitu pesat, ilmu ini termasuk penting
    Baca tulisannya betul sih, sekarang tuh ketinggalan hp kaya ketinggalan dompet, makah gak vawa dompet gpp yang penting bawa hp, bayar bayar pakai qris 😅

    BalasHapus