Assalamualaikum Sahabat. Kalo kalian ngikuti blog ini, tentunya tahu kalo artikel bulan April 2023 lalu saya udah nulis cerita pengalaman suami saat Kateterisasi jantung di salah satu rumah sakit swasta di Semarang. Kali ini adalah cerita lanjutan yang akan mengupas pengalaman suami pasang ring jantung. Juga cerita tentang menjaga gaya hidup sehat setelah pasang ring jantung.
Pasien yang sudah menjalani proses kateterisasi jantung, saat perawatan selesai bisa langsung pulang. Kami tinggal menanti hasilnya untuk dilakukan tindakan pasang ring atau tidak. Jadi satu minggu berikutnya kami konsultasi kembali di rumah sakit swasta tersebut. Tentu saja dengan dr. Ilham yang udah menangani proses kateterisasi kemarin.
Oia sebelumnya saya ceritakan kalo dr. Ilham Uddin Sp.JP ini adalah dokter rujukan yang disarankan oleh dr. Jarot. Dokter Jarot ini dokter yang merawat suami saya sejak kena serangan jantung hingga saat ini. Bagi yang mengikuti peristiwa suami kena serangan jantung, dan saya tuliskan di blog ini, pasti udah tahu dokter yang merawat suami.
Jadi memang sejak lama sebenarnya saya ingin menuliskan pengalaman suami tentang pasang ring jantung. Cuma mengapa baru sekarang bisa saya tulis, banyak alasan pokoknya. Salah satunya ya baper dengan proses pasang ring.
Move on nya lama banget, dari kena serangan jantung hingga pasang ring itu jaraknya 6 bulan. Namun ketika ingin menuliskan cerita tersebut, saya merasa belum siap. April 2018 kena serangan jantung, proses kataterisasi bulan Juli 2018, dan pasang ring bulan Oktober 2018.
Namun baru tahun ini bisa menulis tentang proses kateterisasi dan pasang ring jantung. Jarak 5 tahun dari kena serangan tahun 2018 - 2023 baru bisa menuliskannya dengan hati lapang. Terutama karena kondisi suami saat ini dalam keadaan sehat, makin langsing dengan pilihan gaya hidup sehat.
Alhamdulillah dengan selesainya artikel ini, tuntas cerita pengalaman suami sejak awal kena serangan jantung, proses kateterisasi, pasang ring, termasuk ikhtiar melakukan gaya hidup sehat. Karena meski udah pasang ring, kudu lebih peduli dengan gaya hidup kita. Jangan sampai terjadi ada sumbatan baru di tempat lainnya.
Proses Pasang Ring, Menanti Antrian Selama Tiga Bulan
Sejak suami kena serangan jantung tahun 2018, saya makin peduli kesehatan dengan membaca banyak jurnal atau artikel tentang penyakit ini. Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang memerlukan biaya pengobatan cukup tinggi.
Perlu diketahui, saat serangan jantung itu suami saya langsung dimasukkan ke ICU. Padahal dari rumah dia nyetir mobil sendiri, saya hanya mendampingi. Setiba di IGD dan nakes mengecek kondisi kesehatannya, segera menyarankan untuk dilakukan injeksi. Tahu nggak sih kalo 1 injeksi itu seharga 5 juta rupiah?! Dan itu tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan waktu itu, nggak tahu deh sekarang gimana.
Injeksi ini dilakukan untuk membuka sumbatan dan jalur baru agar peredaran darah kembali lancar. Namun tempat sumbatan yang menyebabkan serangan jantung hanya bisa dilakukan dengan pemasangan ring.
Kalo ada yang nanya, berapa biaya pasang ring jantung?
Dari info yang saya dapat, untuk satu kali pemasangan ring jantung dapat menghabiskan biaya sekitar Rp 40 juta hingga Rp 80 juta. Tinggal hitung aja bila seorang pasien membutuhkan lebih dari satu ring, dikalikan aja jumlahnya. Saya terus terang nggak paham biaya yang dibutuhkan secara pastinya. Apalagi pasang ring ini tidak dikenakan biaya sepeserpun a.k.a gratis karena menggunakan jaminan asuransi BPJS Kesehatan.
Yang saya paham adalah waktu antrian jadwal pemasangan ring yaitu kurang lebih 3 bulan. Ini jadwal untuk dokter yang bagus dan lumayan terkenal serta disukai pasiennya. Beda lagi kalo dokter dengan track record bagus dan terkenal, bisa lebih dari 6 bulan antriannya.
Namun dokter Ilham yang menangani suami juga terkenal bagus. Dan saya mantap aja memilih beliau karena rekomendasi dokter yang ngerawat suami di RS Roemani. Nah suami saya setelah kateterisasi pada bulan Juli itu, udah memutuskan untuk pasang ring sesuai saran dokter Ilham. Dihitung lah sejak mulai bulan Agustus hingga 3 bulan berikutnya, jatuh pada bulan Oktober 2018 jadwal pasang ring pak suami.
Karena ngikuti antrian ini lah, peserta yang terdaftar kepesertaan BPJS Kesehatan tidak membayar biaya kateterisasi ataupun pasang ring. Baik itu memilih dokter yang terkenal maupun yang biasa aja, sepanjang ngikutin prosedur yang diatur oleh BPJS Kesehatan.
Sesuai dengan prosedur pelaksanaan tindakan medis baik diagnostik maupun pengobatan, dilakukan persiapan sebelumnya untuk kenyamanan selama tindakan.
Nah sebelumnya pasien juga mendapat penjelasan tentang prosedur tindakan pemasangan ring jantung. Termasuk tentang manfaat dan risiko yang mungkin terjadi. Walaupun tindakan ini risikonya rendah dan aman dibanding pembedahan.
Apabila keluarga dan pasien udah setuju, akan diminta untuk menandatangani persetujuan tindakan (inform consent). Di fase ini biasanya keluarga atau pasien mengalami keraguan. Jadi sebelum menandatangani, pastikan udah mengetahui resiko yang akan dihadapi. Banyak resiko yang mesti kalian siap hadapi. Kalian bisa baca jurnal kesehatan di portal berita atau website tentang kesehatan. Pilih aja keyword resiko pasang ring jantung.
Kalo suami akhirnya memilih pasang ring jantung, alasannya karena dokter yang merawat merekomendasikan langkah ini. Mengingat kondisi organ tubuh suami yang lain masih bagus, termasuk pompa jantung. Tentunya juga dengan memulai gaya hidup yang lebih sehat agar pasang ring jantung berjalan lancar dan meminimalisir resiko buruk.
Beberapa persiapan lain yang wajib dilakukan (suami) sebelum tindakan pasang ring jantung adalah :
|
foto udah minta ijin dulu |
- Pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan darah).
- Pemeriksaan perekaman EKG.
- Foto dada (Rontgen dada).
- Uji latih beban (Treadmill)
Ketiga hal di atas dilakukan H-2 sebelum pasang ring. Saat tradmill, ada jeda istirahat dan suami diharuskan minum susu UHT yang udah disiapkan dari rumah sebelumnya.
Saat sebelum pasang ring, suami juga menjalani Puasa makan (Tahan Makan) 4 – 6 jam sebelum tindakan. Namun suami tetap minum obat seperti biasa.
Langkah berikutnya adalah pasien akan dicukur pada daerah mana kateter akan dimasukkan, terutama untuk tindakan melalui lipat paha. Ini dilakukan malam sebelumnya.
Keesokan harinya proses pemasangan ring dilakukan. Sebelumnya pasien akan dipasang infus di lengan. Suami menceritakan prosesnya yang termasuk cepat, dimulai dengan pembiusan lokal di daerah pangkal paha. Karena kateter akan dimasukkan di daerah pangkal paha ini. Dari alat tersebut stent dimasukkan dalam kateter.
Suami saya cerita, di hadapannya (agak ke atas lagi) ada layar monitor yang menunjukkan bagian arteri yang bercabang-cabang. Jadi dia bisa melihat gimana proses pasang ring dilakukan dari layar tersebut.
Bila prosedur dilakukan melalui pembuluh radialis atau tangan, pasien tidak perlu rawat inap. Bila tindakan dilakukan pada pagi, siang atau sore sudah bisa pulang. Bila semua berjalan lancar tindakan kateterisasi memakan waktu sekitar 60 - 240 menit. Namun kadang sedikit lebih lama bila terdapat penyulit, misal adanya kelainan bentuk atau arah pangkal pembuluh koroner atau adanya kelainan pada arteri yang berkelok-kelok.
Entah bisa dikatakan keberuntungan, posisi sumbatan di arteri pak suami ada dalam satu garis lurus. Jadi prosedur pasang ring lebih cepat sejam dari prediksi awal. Dan sore nya suami udah boleh pulang. Nah esok harinya, suami udah berangkat ke proyek untuk memantau pekerjanya sebentar, trus pulang. Masya Allah, suami memang orang yang tidak bisa meninggalkan tanggung jawabnya padahal udah diingatkan untuk istirahat dulu. Tapi dokter yang ngerawat juga nggak melarang untuk kegiaatan yang ringan sepanjang ada yang mendampinginya.
Gaya Hidup Sehat, Cara Bersyukur Untuk KaruniaNYA
Suami cerita prosesnya itu cepat, yang lama karena butuh waktu untuk memusatkan posisi stent yang pas. Yang paling lucu kata suami, ucapan dokternya saat stent mendarat mulus di tempat yang diinginkan.
"Masooook Pak Eko!"
Suami tertawa ngikutin gaya dokternya yang kocak abis. Saya dan keluarga yang nemenin pun ngakak dengar ceritanya.
Yang paling dirasakan suami begitu stent berada di posisi yang semula tersumbat, sesak yang sempat sesekali muncul setelah serangan jantung, langsung lenyap. Masya Allah, ikhtiar yang kami pilih udah jadi jalannya ya sahabat.
Saya pun meminta suami agar lebih konsisten menjalankan gaya hidup sehat. Mungkin karena udah nggak mau lagi ngalami serangan jantung seperti yang pernah dialaminya April 2018 itu, suami udah memulai gaya hidup sehat. Saya pun beberapa kali menuliskannya juga di blog ini untuk pengingat dan penyemangat.
Berikut ini langkah gaya hidup sehat yang dilakukan suami :
- Mengatur Pola Makan Sehat
Sebenarnya ngatur makan yang bener itu gampang gampang susah. Gampang karena nggak ikut diet yang aneh aneh. Cukup perbanyak makan buah dan sayur aja. Tapi juga harus seimbang dengan protein yang dibanyakin agar menua namun otot tetap kuat, hahaa.
Susahnya itu kadang nggak bisa konsisten sarapan buah. Terutama kalo harga buah lagi mahal. Meski akhirnya ya sarapannya buah pepaya lagi pepaya lagi, buah favorit di rumah yang nggak pernah bikin kami bosan.
Kalo dari dokter spesialis Jantung yang ngerawat suami sampai sekarang itu, pesannya sederhana. Tinggalkan makanan yang menggunakan minyak dimasak berulang kali, jeroan, daging merah yang berlumur lemak.
Nah, saya mau cerita nih kalo suami sejak Oktober 2022 hingga hari ini, tiap pagi sarapan dua butir telur rebus. Telurnya direbus selama 8 menit, jadi kuningnya bisa warna oranye cantik gitu.
Makan siang dan malam menunya biasa aja, apa aja bahkan nggak pantang makan sate kambing atau gule. Tapi BB nya udah susut sebanyak 14 kg. Nggak nyangka banget bisa turun BBnya. Saya aja envy, BB susut cuma 2 kg. Ya gimana.. karena saya emang nggak konsisten sarapan telur gara-gara mblenger, hahaha.
Alhamdulillah saat suami cek darah pun semua normal, masya Allah. Jadi ya dilanjut aja sarapan telur 2 butir direbus 8 menit sejak air mendidih.
Silakan baca caranya di artikel ini :
- Istirahat Yang Cukup
Suami tergolong orang yang mudah beristirahat meski sejenak. Istirahat malam hari pun dengan gampang langsung aja tertidur. Dia nggak pernah lembur sampai malam, kecuali terpaksa dikejar tenggal waktu pekerjaan harus kelar. Namun sebelumnya udah tidur dulu. Dan ini jarang banget dilakukan. Malah saya yang suka lembur nulis karena nggak tahu mengapa kalo makin malam, ide tuh mengalir lancar kayak air terjun, hahahaa.
FYI, tidur itu penting untuk tubuh kita, jangan dipaksa deh buat lembur. Biasakan memulai pekerjaan lebih awal atau pagi pagi banget. Ya pokoknya disesuaikan lah dengan jam kerja masing-masing.
Tidur yang benar dibutuhkan juga oleh orang dewasa, bukan hanya anak-anak. Orang dewasa membutuhkan durasi waktu 7-9 jam per hari tentunya dengan kebutuhan tubuh masing-masing.
Seperti suami saya jam 9 malam itu udah tidur karena nanti jam 3 dinihari udah bangun untuk shalat malam dan ngaji. Tapi dia menyempatkan tidur siang juga.
Alhamdulillah kerja nggak ikut orang ya, jadi bebas ngatur waktu untuk tidur siang. Saya berbeda waktu tidur dengan suami karena agak larut, tapi paling telat jam 11 malam. Bangun jam 3.30 dan tidur siang juga karena IRT kan ya, bebas lah jam tidurnya. Apalagi anak-anak udah dewasa semua.
- Mengurangi stres
Sejak suami kena serangan jantung, saya memutuskan agar dia memilih pekerjaan yang tidak bikin stres. Saat itu dia bekerja sama melakukan pekerjaan renovasi dan membangun gedung dengan salah satu minimarket. Pekerjaannya ada DL, tapi bayarnya belakangan. Kadang bisa mundur pula waktunya. Ini nih yang bikin nambah beban pikiran suami.
Saya bilang pada suami begini, :
"Udah tua nggak usah ngejar materi. Kita udah naik haji, cita-cita yang sejak nikah itu udah terwujud. Urusan anak-anak kuliah, Insya Allah ada rejekinya sendiri. Sekarang kerja yang nggak usah mikir modal lah,"
Emang ada kerja mandiri nggak butuh modal materi? Masya Allah, ada loh. Allah SWT menyiapkan kondisi ini untuk kami. Modal utamanya hanya sabar, ikhlas, jujur, dan selalu bersyukur.
Alhamdulillah suami menuruti keinginan saya, begitu pun keluarganya, ibu mertua, kakak dan adik-adiknya. Semua setuju dengan pemikiran saya. Allah SWT telah memberi tambahan usia pada suami, sudah selayaknya sisa usia diisi dengan ibadah. Kerja nggak usah ngoyo, yang penting ikhtiar semampunya. Sekarang dia udah enjoy menerima pekerjaan. Saat banyak pekerjaan dibaginya dengan kakaknya atau temannya.
Ketika pekerjaan sepi, ya udah dinikmati dengan mengisi waktu di rumah atau sesekali jalan-jalan dengan keluarga. Kalo budget minim bisa memilih lokasi terdekat dengan tempat kami tinggal. Kalo ada tabungan lumayan bisa lah ke tempat wisata yang agak jauh. Seperti yang baru saja kami lakukan, traveling ke pulau Bali meski hanya 4 hari. Tapi bonding yang menyenangkan bagi kami berdua bareng ponakan, dan mbak, serta adik-adiknya terasa menjadi precious moment.
Bahkan sepulangnya traveling, udah ada yang mengusulkan ini menjadi kegiatan setahun sekali atau dua kali. Rasanya kami ketagihan pengen main ke tempat yang lebih jauh bareng-bareng lagi. Karena sejak pandemi kegiatan jalan-jalan ini kami hentikan seperti orang-orang lainnya. Jadi ya emang kangen bisa road trip atau jalan-jalan sekeluarga besar Bani Suhada seperti sebelum pandemi.
|
liburan ke Bali bersama mbak, adik2 suami dan ponakan |
Sepanjang kita pintar bersyukur, Allah azza wa jalla akan selalu memberikan nikmat rejeki dalam bentuk kesehatan, keluarga yang rukun, dan usia yang berkah.
- Sempatkan Olahraga
Suami tergolong bukan orang yang senang olahraga. Menurutnya, pekerjaannya aja udah termasuk membuang energi. Dia bukan orang yang senang duduk manis. Dia selalu mau membantu pekerjaan pekerjanya ketika dibutuhkan.
Namun sejak udah pasang ring, dia udah ngak boleh angkat benda yang berat. Jadinya saya pun memaksanya untuk menyempatkan olahraga yang ringan.
Biasanya kami memilih jalan kaki, karena suami memang mampunya itu. Atau gowes meski nggak bisa lagi sejauh seperti sebelum kena serangan jantung.
Orang yang udah ada riwayat sakit jantung, memang harus pintar memilih olahraga yang tidah membebani kerja jantung. Dan pilihan paling ideal memang jalan kaki. Itu pun ritmenya pelan. Saya bisa memutari lapangan dua kali lebih banyak dibanding suami. Dan nggak apa-apa sih, yang penting dia mau olahraga.
- Konsumsi Air Putih Minimal 2 Liter Sehari
Bagi orang dengan riwayat sakit jantung memang ada yang bilang nggak boleh banyak minum air. Namun sakit jantung itu banyak jenisnya. Untuk suami saya yang ngalami sumbangan dulunya, masih boleh minum air putih 2 liter sehari. Bahkan kadang bisa lebih tergantung dengan banyaknya kegiatan fisik pada hari tersebut.
Usia panjang itu takdir Ilahi. Namun sebagai manusia, kita punya tanggung jawab untuk menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Karena apapun yang kita lakukan di dunia akan diminta pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Salah satunya adalah usia kita, udah ngapain aja selama ini?!
Wah rasanya panjang kali lebar ya cerita saya tentang kisah mengubah gaya hidup suami agar tetap sehat. Ini curhat yang bikin saya melow di awal namun berubah menjadi senyum di akhir paragraf. Alhamdulillah saya bisa berbagi pengalaman mendampingi suami yang menjalani prosedur pasang ring jantung. Semua lancar tanpa hambatan karena kondisi organ tubuh suami lainnya memang masih bagus.
Bagi kalian yang mau diet, bijak lah memilih cara yang benar dan tetap jaga kesehatan. Bisa juga loh kalian baca blog gaya hidup sehat milik Andina, teman blogger. Blognya memiliki artikel menarik dengan tema kesehatan, gaya hidup, dan kecantikan. Saya baca beberapa termasuk tentang diet juga. Sahabat yang punya pengalaman menarik seputar diet sehat, boleh berbagi komentarnya. Wasalamualaikum.
Sumber Materi :
- https://www.bcalife.co.id/info/artikel-info/lifestyle/ingin-punya-badan-segar-dan-bugar-yuk-jalani-5-pola-hidup-sehat-berikut-ini
- https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/post/read/2021/1919/Sehat-Setelah-Pasang-Ring-Jantung-Semua-Biaya-Dijamin-Program-JKN