Minta Maaf lah Pada Dirimu, Agar Damai Hidupmu
Assalamualaikum Sahabat. Saya pernah terdiam tanpa kata usai shalat witir. Seluruh keluarga udah terlelap dalam tidurnya. Suasana malam yang sunyi tidak saya rasakan. Karena saya terlampau larut dalam perenungan, udah lama gak pernah muhasabah juga. Saat itu saya tanpa sadar air mata membasahi pipi teringat kesalahan pada masa lampau.
Nggak ada yang salah dengan muhasabah yang saya lakukan. Namun saya terlalu larut dalam rasa bersalah yang berujung sedih hingga nangis segala. Beruntung shalat di kamar yang hanya ada saya dan suami. Anak-anak udah tidur di kamar masing-masing. Saat itu si sulung udah kelas VII dan kami masih tinggal di rumah di daerah Pedurungan.
Arti dan Tujuan Muhasabah
Muhasabah itu memang dianjurkan bahkan menurut ustadzah saya, hukumnya wajib. Alasannya adalah kita butuh mengevaluasi semua yang udah dilakukan selama ini.
Namun kadang saya udah ngantuk duluan, jadi pengennya cepetan naik ke kasur dan tidur.
Itu lah sebabnya saya lakukan muhasabah dalam waktu tertentu, bisa dua mingguan sekali. Pernah dengan kesibukan ngurus keluarga, ngantor (waktu belum resign tahun 2015), ngurus jualan, eh kelupaan muhasabah. Dua bulan berlalu, nambah lagi, eh tau tau udah masuk bulan kelima dan hati saya terasa sesak.
Yahhh, kehidupan ngurus rumah, keluarga dan pekerjaan itu butuh fisik dan mental yang kuat. Dan kita adalah perempuan yang setrong, nggak menye menye gituu. Tapi tetap ya butuh bersimpuh untuk curhat pada Tuhan. Saat muhasabah adalah momen terintim untuk mencurahkan kelemahan, kekurangan, dan segala kekerdilan yang ada pada diri kita. Namun tetap kok saya juga bersyukur karena masih diberikan kasih sayangNYA.
Muhasabah dalam pandangan saya, hasil dari ngaji dengan beberapa ustadz dan ustadzah, bentuk evaluasi diri. Mulai dari meluruskan niat, memantapkan hati, bertaubat, shalat sunnah penutup malam, agar tidur bisa lelap.
Minta Maaf Demi Kedamaian Hati
Manusia adalah tempatnya salah, nggak mengenal usia maupun waktu. Dari anak-anak, remaja, bahkan udah berumur pun tetap bisa melakukan kesalahan.
Sejak anak-anak semua orang tua mengajarkan untuk meminta maaf dan memaafkan. Teutama saat lebaran, semua orang saling minta maaf dan memaafkan.
Namun jarang banget kan yaa orang tua mengajak anak-anaknya untuk minta maaf pada diri sendiri?!
Memaafkan diri sendiri adalah bentuk kekuatan yang nilainya sangat berhaga. Maknanya adalah bentuk kelapangan hati untuk menerima semua hal yang telah terjadi. Seringnya kesalahan, hal buruk, dan beberapa peristiwa buruk yang membayangi hidup kita.
Kalian pernah ngalami saat hari sibuk, pekerjaan numpuk, namun mendadak kesalahan masa lalu melayang-layang dalam pikiran. Perasaan sebal pasti hadir juga dong. Hati jadi nggak karuan, mental tertekan, bahagia pun sirna entah kemana.
Ternyata minta maaf pada diri sendiri sangat susah. Tidak seperti saat kita dengan mudah meminta maaf pada orang lain. Namun ketika rasa bersalah memenuhi rongga hati dan jiwa ikut terbebani, hal terbaik adalah berbicara pada diri sendiri.
Menjelang tidur, ucapkan kata maaf karena telah melukai diri sendiri dan melupakannya hingga waktu berlalu. Membiasakan muhasabah dengan meminta maaf pada diri sendiri akan membuat hati jadi tenang. Tak ada lagi beban menggayuti karena hati tentram, tak ada lagi bongkah penyesalan.
Menyesal memang harus agar tak mengulang lagi kesalahan. Namun penyesalan yang menetap bakal bikin kita terpasung kepedihan dan luka. Ucapkan terima kasih pada diri sendiri karena telah menjadi pribadi yang bersabar dalam setiap keadaan.
Berdamai lah dengan diri sendiri, sadari manusia tempatnya alpa. Penerimaan diri ini akan menuntun kita untuk menjadi manusia yang selalu bersyukur dengan setiap kondisi kehidupan. Meyakini bahwa semua kejadian yang lewat adalah bentuk takdir dari Yang Maha Kuasa.
Ingat ya sahabat, bahagia itu kita yang menciptakan. Tidak harus mengunjungi tempat wisata yang kekinian, makan di resto viral, ataupun naik jabatan. Bahagia bisa diciptakan dari hal kecil. Misalnya, bangun dengan kondisi tubuh sehat, mata nggak ngantuk karena tidur nyenyak, adalah bentuk kebahagiaan. Kebayang kan ketika semalaman susah tidur, bangun pagi bakal kliyengan, mata rasanya sepet pengan balik lagi rebahan di kasur atau sofa.
Ahhh muhasabah yang rutin saya lakukan, bikin artikel ini hadir untuk kalian, pembaca blog www.hidayah-art.com. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. Mohon maaf bila ada salah kata. Wassalamualaikum.
Berdamai dengan diri sendiri merupakan hal sulit menurutku. Mengingat dosa2 dan kesalahan yang pernah dibuat, banyak hal yang mungkin tidak berfaedah bagi orang2 terdekat, keluarga bahkan diri sedniri, bisa menyebabkan kita menyesal sepanjang hari. Kesal iya pastinya, inginnya menghapus semua cuma ga bisa. AKhirnya kita hanya bisa meminta maaf dan pertolongan kepada Alla SWT. TFS mbak Wati.
BalasHapusmakasih mbak waty remindernya. benar sekali muhasabah itu penting dilakukan tiap hari yaa. karena dengan demikian kita akan sadar , memiliki kesalahan apa dan apakah itu menyakitkan bagi diri sendiri? memaafkan diri sendiri juga penting agar kita tidak mudah kecewa dan bisa membesarkan hati jika tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan.
BalasHapusYa Allah...aku mau nangis bacanya, mbaku. Aku harus minta maaf sama tanganku yang terluka karena aku abaikan, hiks....aku lupa terima kasih sama tubuhku diriku
BalasHapusWaalaikumsalam. Ya terkadang saya masih suka berandai-andai bila ada sesuatu yang mengganjal di masa lalu. Padahal baiknya memang berdamai. Supaya hati juga bisa lebih tenang
BalasHapusBangun dengan segar tanpa ngantuk memang salah satu kebahagiaan terbesar banget, terutama buat ibu-ibu yang punya anak kecil ya, ahaha. Makanya terkadang berdamai dengan diri sendiri ini simple tapi usahanya tidak semudah teorinya :D
BalasHapusSering kali yg saya lupa adalah berdamai dengan diri sendiri dan memaafkan diri sendiri. Lama baru saya ngeh ada istilah it's ok not to be ok. Sekarang masih terus berproses. Terima kasih tulisan pengingatnya, Mbak Wati.
BalasHapusKadang memang yang susah itu adalah berdamai dengan diri sendiri sih, kayak gimana gitu. Musuh terbesar diri kita juga bukan orang lain sebenarnya, ya diri sendiri. Sama dalam hal memaafkan inikan. Padahal berdamai dengan diri sendiri itu enak banget loh.
BalasHapusWaalaikum salam warohmatullahi wabarakatuh.. Mbak Wati.. ini jadi ngingetin aku lagi lho. Besok di akhirat kan kita bakal disuruh diam dan anggota tubuh kita gantian yang berbicara, betapa kita harus menghargai diri kita sendiri ya sebenarnya.
BalasHapusMakasih Mbak buat pengingatnya. Aku termasuk yang jarang minta maaf sama diri sendiri. Ngerasa bersalah juga karena kadang memaksa untuk lebih kuat. Semoga kita bisa berdamai, menerima keadaan dan jangan lupa bersyukur ya
BalasHapusWa'alaikumsalam Mbak Wati. Aku pernah baca seorang psikolog mengatakan, bahwa kemampuan berdamai dengan diri sendiri ini berkaitan erat dengan kesehatan mental. Kalau sehat secara mental, akan mudah melakukannya.
BalasHapusBersyukur atas apa yang dimiliki saat ini dan menerima segala kekurangan diri, kunci dari berdamai dengan diri sendiri. Sekaligus langkah yang paling penting agar dapat memiliki kehidupan dan kesehatan yang baik secara mental dan fisik.
Seringkali lebih sulit memaafkan diri sendiri daripada orang lain. Padahal yg utama harus memaafjan diri sendiri menerima semua pemberian Allah. Ku juga pwrnah baca kita tu harus lo minta maaf sama siri swneiri bahkan berterima aksih pada diri krn audah kuat sudah berusaha semaksimal mungkin
BalasHapusAh bener banget Mb Wati, berdamai dg orang lain itu buatku malah lebih mudah ketimbang berdamai dengan diri sendiri. Aku pernah mengalami situasi denial, menyangkal bahwa aku sedang tidak oke. Aku benci diriku yang lemah. Namun, ketika akhirnya bisa memaafkan diriku, menerima diriku, memeluk diriku, situasi yang tidak oke jadi terasa lebih ringan.
BalasHapussudah banget berdamai dengan diri sendiri mba, apalagi kondisinya cukup pelik, butuh pendewasaan dan kesiapan mental yang luarbiasa
BalasHapusMinta maaf ke diri sendiri asli, susahnyaa. Saya perlu waktu yang lama untuk berdamai dengan diri sendiri. Menerima semua yang sudah terjadi dan tetap bersyukur itulah kuncinya.
BalasHapusTerima kasih tulisannya mbak bagus buat renungan. Memaafkan diri sendiri emang paling susah yaa. Kadang udah move on tapi pas lagi down mendadak inget kesalahan masa lalu trus nyalah2in diri lagi. Gak mudah gtu. Kalau udah gtu paling ya bisanya istighfar supaya tenang huhu.
BalasHapusMuhasabah jadi kebiasaan baik sebelum tidur yaa. Memaafkan kesalahan hari itu, bersyukur segala nikmat di hari itu, supaya besok bisa memulai hari baru dan tidur lebih nyenyak. Ga kepikiran gitu lho mbak. Malah kalau ada yang mengganjal kan kepala berat, susah tidur.
BalasHapusMasya Allah, dalam Islam pun demikian yaa untuk berdamai dengan diri sendiri.
Aku malah ga kepikiran untuk minta maaf pada diri sendiri mbak. Penting juga ya ternyata untuk membangun rasa damai dalam diri. Kadang mungkin secara tidak sadar sudah melakukannya ya, misal pas ingat-ingat jaman dulu melakukan banyak hal yang kurang baik, terus mencoba berdamai dengan diri sendiri. Menghibur diri, ah tak apa-apa, namanya perjalanan hidup pasti tidak mulus-mulus saja.
BalasHapusSuka banget dengan kata-kata "penerimaan diri ini akan menuntun kita untuk menjadi manusia yang selalu bersyukur dengan setiap kondisi kehidupan" berasa nancep dalam hati. Terimakasih sudah mengingatkan lewat tulisannya di blog, Mbak. Mulai hari ini aku mau berusaha untuk bermuhasabah dan memaafkan diri sendiri atas kesalahan masa lalu.
BalasHapusMemang, terasa lebih ringan jika memberikan maaf untuk diri sendiri.
BalasHapusBerdamai dengan diri sendiri, minta maaf dengan diri sendiri memang penting banget ya mba. Dulu waktu belum berdamai dengan diri sendiri rasanya selalu menyalahkan diri sendiri, kenapa begini, kenapa begitu. dan itu gak enak rasanya..
BalasHapusTerima kasih remindernya mba, iya muhasabah itu penting banget ya apalagi di tengah kesibukan yang padat ibu RT mengurus ini itu kadang kayak robot saja otomatis, waktunya untuk merenung dan berhenti sejenak
BalasHapusIya maaaak, kadang musuh terbesar tuh ternyata diri sendiri yaaa :( Aku kayanya juga perlu nih muhasabah diri.. huhuhu
BalasHapus