Tetangga Rumah Menjadi Sosok Yang Menginspirasi
Assalamualaikum. 1W1P Session 2 Periode 2 Gandjel Rel mengajukan tema yang menarik, yaitu Sosok Yang menginspirasi. Sebenarnya tema yang selalu digulirkan selalu menarik perhatian saya dan member komunitas perempuan di Semarang ini. Jadi makin semangat nulis dan menayangkan artikel sesuai tema tiap minggunya.
Sosok yang menginspirasi menurut saya sangat luas artinya. Sosok tersebut nggak harus orang terkenal dan banyak yang menjadikannya sebagai tokoh inspiratif. Sosok yang menginspirasi bisa saja penjual dawet yang bisa berangkat haji dengan menabung setiap rupiah yang disisihkan dari jualannya. Bisa jadi sosok inspiratif tersebut orang tua kamu sendiri karena telah berjuang mendidik dan menjadikanmu orang yang sukses hapalin quran.
Bagi saya sosok yang menginspirasi belum tentu seorang tokoh nasional, atau pengusaha sukses, bukan!
Siapa Sosok Yang Menginspirasi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti inspiratif adalah segala sesuatu yang bisa memberi seseorang ilham. Arti inspiratif juga sering dianggap sama dengan kata inspirator. Untuk inspirator berarti penginspirasi atau orang yang menginspirasi.
Sementara itu, istilah “inspiratif” lebih sering digunakan pada sosok orang. Artinya, penggunaan istilah ini lebih merujuk pada seseorang secara nyata yang biasanya memberikan energi positif, baik pada hasil karya, sikapnya, cara pandang, maupun caranya berbicara.
Nah saya ingin bercerita tentang sosok inspiratif yang terdekat. Yaitu tetangga saya. Dan tetangga yang saya maksudkan bukan satu orang, namun lebih dari satu.
Sebelum tinggal di rumah yang sekarang, sebenarnya pernah tinggal di sini karena rumah ibu bapak ada di sini. Gimana sih bahasanya, hahahaa.
Yah pokoknya saat tinggal di rumah ibu bapak, seperti remaja umumnya saya kenal dengan tetangga namun kurang akrab. Namanya saya tuh anak introvert, bergaul ya dengan orang seusia. Saya termasuk aktif dalam kepengurusan aktivitas remaja masjid dan karang taruna kelurahan. Tapi kalo dengan orang usia tua sebaya atau di bawah bapak, mohon maaf ya saya nggak pede berkomunikasi, hihiiii.
Namun sejak menempati rumah yang sekarang ini, kok saya jadi merasa para tetangga ini satu frekwensi. Ya kalo lagi kumpul aja sih karena saya bukan orang yang senang nonggo (ngobrol pagi atau sore di depan rumah/rumah tetangga).
Tetangga Adalah Sosok Yang Menginspirasi
Dari awal tinggal di rumah ini, saya jadi mengenal lebih dekat sifat dan karakter tetangga. Kebanyakan juga karena saya mendapat informasi dari salah seorang tetangga. Saya menyimpan info ini dalam benak dan tidak ada maksud apapun. Ya udah sebatas informasi tentang profil tetangga aja.
Saya pun jadi tahu kalo para tetangga ini meski tinggal di perumahan sederhana, namun jiwa mereka sangat kaya.
Ya, setiap ada orang mendapat musibah, tangan para tetangga ringan terulur. Mungkin ini hal biasa juga dilakukan oleh warga perumahan atau kampung lainnya.
Yang sangat menarik juga adalah sikap dermawan para tetangga setiap bulannya, menyisihkan uang sejumlah tertentu dan rutin sama disedekahkan untuk pembangunan masjid. Nominalnya ada yang 5 ribu hingga 200 ribu, seikhlasnya dan selalu sama setiap bulannya tiap warga dari RT 01 - 08.
Selain itu tiap ramadhan meski udah ada jadwal untuk warga yang bertugas menyediakan snack dan minuman, tetap ada yang spontanitas menyumbang di luar jadwalnya.
Yang menarik perhatian saya adalah, setiap bulan Muharam akan diadakan pengajian khusus untuk anak yatim. Setiap RT atau perkumpulan pengajiannya akan menyiapkan dana khusus diperuntukkan anak yatim dan janda dhuafa. Setiap RT bisa menyedekahkan di atas 1.500.000 bahkan ada yang mengumpulkan 2jutaan lebih. Uang sedekah ini dikumpulkan dan pernah mendapatkan nominal sejumlah 18 jutaan lebih. Alhamdulillah jadi bisa membagikan ke lebih banyak anak yatim dan janda dhuafa.
Semangat para tetangga ini yang menurut saya sebuah sikap dan karakter istimewa. Mereka bukan lah orang yang berharta banyak, namun bisa menyisihkan setiap bulannya secara konsisten untuk bersedekah.
Bersedekah bagi orang mampu itu bukan hal yang 'wah'. Sudah wajar namanya juga ada duit kan. Tapi kalo yang bersedekah adalah orang biasa dengan penghasilan biasa, tentu lah menjadi luar biasa, masya Allah.
Seperti yang saya kutip dari hadist Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1419 dan Muslim no. 1032 :
Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih besar pahalanya?” Beliau menjawab, “Engkau bersedekah pada saat kamu masih sehat disertai pelit (sulit mengeluarkan harta), saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi kaya. Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata, “Untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.
Sosok para tetangga ini yang menjadi inspirasi saya saat menyisihkan uang rutin setiap hari dalam kaleng. Yang insya Allah akan saya setorkan ke masjid melalui pengurus RT tiap bulannya.
Nah sosok yang menginspirasi saya adalah mereka, para tetangga yang ringan tangannya untuk bersedekah rutin baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
Mungkin ini pula yang membuat seluruh warga RT kami tetap diberikan kesehatan meski pandemi kemarin banyak merenggut nyawa orang. Namun di RT kami alhamdulillah masih diberikan usia panjang, hanya merasakan sakit dan itu pun nggak ada yang sampai dirawat di rumah sakit. Memang betul kalo sedekah itu melindungi kita dari musibah. Semoga sharing ini bisa menjadi inspirasi para pembaca. Wassalamualaikum.
Ibu masih menjadi inspirasi-ku ♥️
BalasHapussekarang kalo tinggal di perumahan tetangga cuek" bu kadang malah merasa gak punyya tetangga
BalasHapus