Assalamu'alaikum Bestie. Awal tahun trafik blog ini sempat menurun drastis. Saya udah menyadari penyebabnya, postingan tiap bulan sedikit dan itu pun hanya artikel berbayar. Gimana mau menarik pembaca dengan kondisi seperti ini? Ada yang menyarankan tulis aja konten viral!
Menjadi blogger itu ternyata nggak mudah, iya nggak sih? Kalo jawabnya enggak, bisa jadi kamu udah jadi blogger piawai SEO. Atau kamu nggak peduli apakah artikel di blog ramai pembaca atau tidak.
Saya sendiri masih peduli dan berusaha agar blog kembali ramai pembaca. Bukan hanya pembaca dari teman blogger karena saya ikut blog walking. Tapi saya ingin pembaca yang datang sendiri di blog karena mencari artikel yang mereka butuhkan.
Oia sebelum baca lebih jauh, udah ngerti kan konten viral?
Konten viral adalah konten yang banyak dibicarakan, serta mendapat respon cepat dan banyak (bisa lebih dari jutaan) dari pemilik akun–akun di media sosial tersebut. Jadi konten viral bisa terjadi di Twitter, Facebook, Instagram, Youtube, dan juga blog atau website.
Nah yang saya tulis saat ini bukan tentang cara menulis konten viral di blog atau website. Bagi saya susah menulis konten hingga jadi viral. Selama ini saya juga belum pernah memiliki konten viral di media sosial.
Tentang saran agar menulis konten viral yang sedang trending di media sosial, saya memiliki dua pendapat. Yuk cekidot!
Say yay Untuk Konten Viral, Asalkan...
Ya saya setuju nulis konten viral di blog asalkan tentang hal positif, menginspirasi, atau bermanfaat untuk pembaca. Saya pernah beberapa kali menulis konten viral di blog. Biasanya idenya dari berita viral, bisa dari portal berita, cuitan di Twitter, atau postingan di Instagram.
Kalo hal baik bisa menjadi viral dan saya tuliskan dari sudut pandang berbeda, lumayan kan ikutan numpang keyword yang trending?!
Namun saya nggak berpikir bahwa tulisan saya pun akan ikutan viral. Siapa saya gitu loh bisa memviralkan konten. Meskipun kalo saya lihat selama ini, konten viral itu bisa jadi hal yang tadinya biasa. Namun namanya juga netizen, yang menganggap hal biasa menjadi luar biasa. Dari komentar, kemudian dibagikan ke media sosial mereka, yang dilakukan oleh jutaan akun, bisa aja jadi viral.
Alasan mengapa konten viral yang tidak masuk akal lebih berpotensi viral |
Cuma sayangnya juarang banget konten baik, bermuatan hal positif, menginspirasi yang bisa menjadi viral. Kecuali kalo itu mengangkat kesedihan, kepedihan, yang tentu bakal mengusik hati netizen. Udah pasti deh bakal jadi konten viral.
Say Nay Konten Viral, Kalo Isinya Negatif
Yup sudah pasti saya tidak akan ikutan menuliskan konten viral yang isinya negatif. Atau konten viral yang mengangkat kisah tragis seseorang. Jangan sampai numpang tenar dengan konten viral kecelakaan. Apalagi sampai ngambil foto korban yang sudah meninggal untuk diposting di blog ini.
Oh kok kemarin ikutan nulis konten viral tentang Kanjuruhan?
Nah beda konteksnya karena saya nulis Tragedi Kanjuruhan itu untuk challenge menulis di komunitas. Saya mengambil sudut pandang tentang mars Aremania. Namun tetap dengan kalimat yang tidak menyudutkan (di mata saya). Mohon maaf bila ada yang tidak menyukai tulisan tersebut.
Begitu lah tentang menulis konten viral di mata saya, yay or nay? Udah tahu dong ya jawaban saya. Saya memang tidak menolak sama sekali karena namanya juga berpendapat, bebas untuk menuliskannya dalam konten lagi dengan sudut pandang saya atau kamu. Namun tetap tanggung jawab isi artikel ada di tangan saya atau kamu. Gimana, apakah kamu ingin menulis konten viral juga? Yuk bagikan pendapat kamu di kolom komentar. Wassalamualaikum.
Samaan, Mbak, aku juga lebih yay ke konten viral yang positif. Bukan kenapa-napa, cuma takut kalo memviralkan hal yang negatif, bakalan balik ke diri kita sendiri. Ih, serwm. Nauzubillah.
BalasHapusMasyaAlloh setuju sekali mba, kalau kita mendukung viral yang positif, sebab masyarakat kita butuh sesuatu yang serba baik. Semoga dgn memviralkan yg baik dpt menyebarkan energi positif ke masyarakat. Aamiin
BalasHapusSetuju sih kadang ragu nulis konten viral karena takut pro kontra, tapi iya sih memang perlu membaca berita secara mendetail baru buat konten yang positif. Terima kasih informasinya!
BalasHapus