Assalamualaikum Sahabat. Pernah terpikirkan bahwa presiden pertama kita, Ir. Soekarno berniat mengumpulkan resep masakan nusantara? Berawal dari kegelisahan beliau setelah membaca hasil riset FAO (Badan Pangan dan Pertanian Dunia). Apa yang menjadi penyebab kegelisahan beliau? Ikuti saja tulisan saya, jangan lupa siapkan cemilan favorit dan minuman.
Jumat siang saya beruntung mendapat undangan untuk menghadiri Kick off Mustika Rasa. Atau launching Tour De Mustika Rasa On Stage Tahun 2022 di Oud En Niuew GKBI Kota Lama Semarang. Senang dong mendengar kabar kalo Semarang adalah kota pertama dalam Tour De Mustika Rasa On Stage.
Alasan Kota Semarang dijadikan kota pertama karena dikenal memiliki kekayaan kulturenya terutama keberagaman kulinernya. Seperti lunpia yang asalnya dari Tiongkok dan sudah berakulturasi menjadi kuliner khas Semarang.
Kick Off Mustika Rasa on Stage Sebagai Ajang Pembudidayaan Ideologi Pancasila
Kota Semarang siang itu tak begitu terik, ini sih penilaian saya sebagai warga asli yang udah terbiasa dengan cuaca kota ini. Atau bisa jadi karena ruangan di Restoran Oud En Niuew GKBI Kota Lama Semarang yang bikin suasana terasa adem. Bangunan kuno yang masih dilestarikan eksistensinya di kota lama ini memang cukup nyaman untuk event seperti ini. Terasa pas menjadi tempat ngobrol kumpulan resep sarisan presiden pertama RI Ir. Soekarno.
Setelah makan siang, peserta pun duduk mendengarkan serangkaian acara dari perkenalan narasumber, latar belakang Launching Mustika Rasa on Stage, hingga ada cooking class, dan temu wicara.
Narasumber yang terdiri dari Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ir. Prakoso, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu, Sejarawan JJ. Rizal, Kadisporapar Jateng Sinoeng N Rachmadi, dan Chef Seto.
- Sejarah Mustika Rasa
Iren yang menjadi host acara launching Mustika Rasa on Stage. Kak Iren mengingatkan tentang BP7 dan sekarang udah diubah menjadi BPIP. Bahkan banyak orang yang menganggap sudah tidak jaman lagi penataran P4. Namun sekarang memang nggak hanya mengenalkan Pancasila dalam seminar saja. Tapi juga dengan pendekatan kurltural, atau budaya seperti dari masak memasak.
Pada tahun 1958, Presiden RI pertama Ir. Soekarno mengumpulkan ratusan pakar Indonesia dan membuat strategi bagaimana membangun Indonesia setelah merdeka 100 tahun nanti. Salah satu yang dibahas adalah kuliner dan beliau mengumpulkan 1.600 resep.
Sebenarnya ketika kita mengulik resep masakan Indonesia, di sana lah bukti mencintai Indonesia. Untuk mengkonklusikan panggung Mustika Rasa, Sejarawan JJ. Rizal menuturkan peristiwa tentang resep warisan nusantara. Melanjutkan cerita Kak Iren tentang kegelisahan Bung Karno begitu membaca hasil riset FAO atau badan dunia untu pangan. Bahwa dalam 100 tahun ke depan, Indonesia bakal terancam krisis pangan karena hanya mengandalkan nasi.
Usai pertemuan tersebut, Menteri Pertanian Azis Saleh (1960), memberikan tugas pada Lembaga Teknologi Makanan untuk menyusun buku resep yang lengkap dari seluruh wilayah Indonesia. Bahkan pada saat itu juga dibentuk Panitia Buku Masakan Indonesia.
Bung Karno merancang politik pertahanan pangan yang kemudia menjadi kedaulatan pangan yang digagas oleh Dewan Perancang Nasional. Kemudian panitia ini mengumpulkan resep dari seluruh Indonesia meski dalam keterbatasan alat komunikasi pada masa itu. Kondisi berbagai peristiwa sempat menenggelamkan proses buku itu. Hingga terjadi peristiwa G30S yang menyebabkan Soekarno jatuh. Namun pada masa senjanya, Bung Karno menginginkan buku tersebut segera diterbitkan.
Hingga akhirnya Mustika Rasa terbit tahun 1967 oleh Departemen Pertanian. Dan pada tahun 2016 Mustika Rasa kembali dicetak ulang oleh Penerbit Komunitas Bambu.
- Pembudayaan Ideologi Pancasila Dengan Pendekatan Kuliner
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BAdan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ir Prakoso mengatakan bahwa Mustika Rasa on Stage adalah kegiatan yang terinspirasi dari kumpulan resep warisan Sukarno.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pembudayaan ideologi Pancasila dan gotong royong melalui pendekatan kuliner. Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pada masyarakat terhadap nilai penting sejarah dan warisan kuliner Indonesia. Hingga dapat membentuk gerakan keluarga menanam tanaman bumbu dan obat di pekarangan. Bahkan dari pengenalan kuliner ini bisa mengembalikan kebiasaan dalam tradisi makan bersama. Yang intinya adalah bertujuan menyehatkan keluarga dan membangun strategi ekonomi keluarga.
Bapak Prakoso menyambut baik kerjasama yang digelar di Kota Semarang ini menjadi yang pertama. Menurut beliau Semarang memiliki akulturasi sejarah dengan keberadaan kulinernya. Itu yang menjadi salah satu alasan Kota Semarang menjadi tempat launching Mustika Rasa on The Stage Tahun 2022.
Buku Mustika Rasa adalah warisan Presiden pertama Ir. Soekarno, yang sejak dulu mencintai makanan tradisional Indonesia. Hal ini lah yang ingin disosialisasikan sebab Indonesia merupakan tempat keanekaragaman hayati yang cukup berlimpah dari Papua hingga Aceh. Dengan buku ini semoga menjadi bagian dari bentuk bahwa Indonesia merupakan negara yang besar, kuat dan unggul.
"Pancasila itu ada di Mustika Rasa yang di dalam buku dengan jumlah halaman sekitar 1.200 itu terkumpul resep sebanyak 1.600 mulai dari Sabang sampai Merauke," tutur Bapak Prakoso.
- Mengapresiasi Buku Mustika Rasa Dengan Tutorial Menu Masakan
Wakil Wali Kota Semarang, Ibu Hevearita G Rahayu yang hadir siang hari itu menyampaikan apresiasi event Mustika Rasa on Stage. Terlebih beliau senang masak dan oleh Bapak Wali kota juga meminta agar membuat tutorial masak dengan menu yang ada di buku resep Mustika Rasa.
Di dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa bahan makanan pokok tidak hanya nasi. Ada juga sagu, sorgum (canthel), singkong dan sukun. Hal ini yang akhirnya oleh Bapak Wali Kota Semarang beberapa waktu lalu melakukan penanaman pohon sukun sebanyak 6.100 bibit yang disebar di 16 Kecamatan di Semarang. Selain itu juga diadakan pelatihan memasak dengan bahan sukun yang ternyata bisa dibuat menjadi beberapa menu masakan. Dan semua resepnya diambil dari buku Mustika Rasa.
Cooking Class Masak Menu Perkedel Ambon oleh Chef Seto
Akhirnya sesi cooking class yang mengambil menu dari buku Mustika Rasa, yaitu Perkedel Ambon. Namun rupanya bahan utama bukan seperti perkedel (orang Semarang menamai bergedel) kentang. Namun Perkedel Ambon ini terbuat dari ikan. Resepnya saya sertakan dalam bentuk foto dari isi kumpulan resep Mustika Rasa.
Dari tanya jawab, untuk bahan cabe bisa diganti paprika, ikan juga bisa diganti tuna, atau ikan yang lain. Kemarin saya nyobain, untuk pedasnya masih terasa kurang. Jadi bagi kalian penyuka pedas, biji cabe enggak perlu dibuang.
Perkedel Ambon ini udah memenuhi gizi, seratnya juga dapat. Dan bisa dinikmati bareng nasi jagung juga selain nasi. Menu ini juga bisa dijadikan menu untuk keluarga. Kalo saya melihatnya adalah cara masak ikan dengan variasi dan tampilan yang berbeda.
Acara dilanjutkan dengan temu wicara tentang isi buku Mustika Rasa. Resep yang ada di buku ini juga prosinya besar karena untuk keluarga. Kebanyakan juga isinya masakan yang dikukus atau dpanggang.
Kaitan dengan Pancasila dari buku Mustika Rasa, Indonesia ini kaya warna, beraneka budaya, beraneka Indonesia itu dibentuk dalam kebhinekaan. Pancasila sebagai pemersatu dan pandangan hidup. Salah satunya kita diharapkan cinta pada pangan yang ada di Indonesia. Karena Indonesia ini ciata-citanya merdeka, bersatu, dan berdaulat dalam bidang pangan juga.
Ada 1.600 resep di Mustika Rasa yang tertulis dan bisa mengenal, dan mengetahui bahan pangan sendiri. Kita tetap bahagia dengan pilihan bahan pangan, tidak hanya padi. Tapi ada cantel, sagu, porang, tiwul, itu merupakan bahan pangan eksois yang juga menyehatkan. Diharapkan masyarakat Indonesia mencintai dengan resep warisan nusantara ini. Makanan juga merupakan simbol dari masyarakat, menjadi identitas diri yang menyajikannya.
Menjadi bagian dari berkebudayaan melalui makanan dibangun dari narasi. Oleh karena itu bahwa selain rasa, membangun narasi juga bisa menjadi edukasi agar menjadi daya tarik.
Tentang buku ini seperti yang dituturkan oleh JJ Rizal, dia melihat Chef Seto membawa buku Mustika Rasa. Baru Chef Seto yang mengetahui buku ini. Akhirnya bang Rizal menemukan master chef yang beneran. Karena sebelumnya belum pernah ada yang tahu dengan buku Mustika Rasa.
Generasi sekarang diharapkan lebih mengenal resep nusantara yang udah dikumpulkan dalam buku Mustika rasa ini. Agar lebih mencintai makanan asli Indonesia. Dan tentu sang ibu atau ayah yang memiliki kewajiban mengenalkan makanan asli Indonesia.
Ahh, senangnya bisa hadir dan mendengar cerita hadirnya kumpulan resep warisan Bung Karno. Bahkan saya juga berkesempatan menyaksikan chef Seto menunjukkan keahliannya masak salah satu resep dari buku tersebut. Yuk sahabat cobain resep asli kita dan mengenalkannya pada anak-anak. Wassalamulaikum.