November 30, 2018
BY Hidayah Sulistyowati
32 Comments
Assalamualaikum Sahabat. Lima Koleksi Benda ala Saya Yang Bikin Hidup Makin Berwarna, bisa loh jadi pilihan kalian.
Hidup ini udah berat, kata orang sih. Kalo kata saya, hidup itu menyenangkan. Karena saya masih ingin usia panjang, berkah, bisa menjadi manusia dan teman yang bermanfaat bagi sesama.
Sebenarnya hidup itu susah atau ringan, tergantung pada setiap individu. Ketika sedang tertimpa masalah, tengok di sekeliling kalian. Lihat lah masalah saudara, teman kerja, tetangga, atau penjual yang lewat depan rumah. Bisa jadi masalah yang mereka hadapi lebih berat dibandingkan dengan masalah kalian.
Bahkan hidup saya pun juga beberapa kali diterpa masalah. Dari masalah kesehatan anak-anak, pendidikan mereka, keuangan rumah tangga, sampai masalah kerja. Namun karena saya nggak pernah mengeluh, baik di sosial media maupun di hadapan keluarga atau kenalan, ya nggak ada yang tahu.
Mereka tahunya hidup saya selalu bahagia. Bebas dari masalah. Nggak pernah mendapat ujian atau musibah kehidupan. Kalian salah!
Kalo orang Jawa bilang, sawang sinawang. Artinya, orang hidup itu saling melihat kehidupan orang lain seakan lebih bahagia. Padahal yang sebenarnya adalah sama saja.
Mau tahu mengapa saya terlihat selalu bahagia?
Selain selalu bersyukur dengan setiap kondisi hidup ini, saya adalah perempuan yang hobi mengoleksi sesuatu. Memiliki sesuatu dan menjadi benda kesayangan, hingga saya jadikan koleksi, bikin hidup saya penuh warna.
Yuk kepoin ya sesuatu yang jadi koleksi saya dan bikin hidup menjadi seimbang dan penuh warna.
Saya nggak tahan kalo mendengar kata diskon saat ada pameran buku. Meski begitu saya tetap membuat skala prioritas, buku mana yang memang wajib dibeli.
Saya bersyukur memiliki suami yang mendukung hobi baca ini. Sejak menikah dia udah support hobi saya mengoleksi buku. Bahkan pernah menggelontorkan duit hingga belasan juta untuk bikin rak dan memenuhinya dengan koleksi buku saya dan anak-anak. Ceritanya kami bikin taman bacaan di rumah. Padahal dia sendiri nggak suka baca buku. Oiya, buku-buku itu juga kami pinjamkan untuk orang-orang yang suka baca buku. Sayangnya sekarang nggak ada yang ngurus, jadi kami tutup persewaan buku kami.
Koleksi buku saya beragam. Dari buku tentang pengetahuan agama, Sejarah Nabi, buku inspirasi, buku biografi, novel anak, komik, karya sastra, dan novel dewasa.
Penulisnya pun dari berbagai genre. Ada penulis dari negri sendiri, yaitu Mira W, S Mara Gd, V Lestari, Nh Dini, Dian Kristiani, Dewi Rieka, Tere Liye, Andrea Hirata, dan masih banyak lagi.
Buku karya penulis luar pun saya koleksi juga. Yaitu, Dan Brown, Paulo Chelo, Sidney Sheldon, Sandra Brown, Mary Higgins Clark, Danielle Steel, Karen Rose, Nora Roberts, dan John Grisham.
Ada lagi beberapa karya dari penulis lain, tapi saya lupa. Maklum saking banyak koleksi buku-buku saya Dan sebagian besar saya simpan di container karena rumah yang saya tempati sekarang nggak cukup luas.
Di rumah yang lama, saya pernah mengoleksi berbagai macam tanaman. Dari tanaman buah, tanaman daun, dan bunga. Bunga yang saya koleksi nggak hanya mawar, atau melati seperti dalam lagu anak-anak, wkwkkk. Saya juga mengoleksi bunga Kemuning, Anggrek segala jenis, dan bunga tropis lainnya. Pokoknya kalo saya lagi suka bunga tertentu, bisa loh menghabiskan seperempat gaji untuk beli tanaman.
Alhamdulillah lagi-lagi suami nggak marah. Kan dia juga ikut menikmati hasilnya ketika tanaman yang saya rawat tumbuh subur Halaman rumah jadi semarak dengan tananan aneka jenis. Rumah pun terlihat asri hingga seluruh anggota keluarga krasan.
Nah dari koleksi tanaman ini, saya pernah mendulang rejeki tak terduga. Kalian pasti pernah mendengar tentang harga tanaman daun yaitu Anthurium yang mendadak harganya melejit. Orang-orang yang selama ini sibuk merawat tanaman daun ini, ketiban rejeki.
Saya pun termasuk dalam daftar orang yang ketiban rejeki. Perputaran uang dari tanaman tiba-tiba cukup tinggi. Pernah satu tanaman saya dihargai 15 juta rupiah. Padahal dulu awalnya saya beli dengan harga 13 ribu rupiah.
Tentunya saya nggak mendadak dapat rejeki tiban. Semua itu butuh proses. Tiga tahun saya merawat tanaman seperti layaknya merawat anak. Nggak hanya dikasih rabuk dari kotoran kambing. Tapi juga saya kasih vitamin, hihii. Itu lah cinta, mengalahkan kegiatan lain seperti nonton TV. Saya memilih memeriksa helai daun tananan, dibandingkan nonton gosip di TV. Atau saya merelakan nggak ikut ngerumpi di depan rumah tetangga, dan memilih kegiatan memberikan vitamin pada tanaman di rumah. Hasil nggak bakal mengkhianati usaha keras yang kita lakukan.
Lagi-lagi karena alasan rumah sekarang lebih sempit dibandingkan yang dahulu, saya hanya mengoleksi tanaman lebih sedikit. Dan tanaman yang sekarang tuh, kebanyakan tanaman buah dalam pot.
Saya lupa sejak kapan mulai mengoleksi benda ini. Namun meski mengoleksi, kebanyakan sih benda ini merupakan pemberian seseorang.
Kecuali dompet warna merah, itu saya beli di toko Ali Murah di Jeddah. Yang lainnya, saya dapatkan dari souvernir pernikahan. Ada juga oleh-oleh dari negeri tetangga. Yang oleh-oleh itu dari adik ipar, sepupu, dan teman yang pulang melancong dari negara ASEAN.
Hayok siapa lagi yang mau ngasih saya pouch atau dompet? Saya ikhlas menerima dan menggunakannya bergantian dengan koleksi di rumah, hihiii.
Pertama kenal tuh tahun 1996, waktu si sulung masih usia 1 tahun. Saya ingat beli tempat makan dan gelas. Keduanya saya pakai untuk tempat makan si sulung.
Abis beli tupy yang pertama, saya kepincut. Beli lagi wadah untuk roti tawar. Trus nambah beli toples untuk krupuk.
Makin kesini saya keranjingan belanja produk tuppy. Karena cemilan kering jadi awet renyahnya. Trus belinya juga dapat diskon banyak karena penjualnya adik ipar, wkwkwkkk.
Entah lah, berapa jumlah koleksi tupperware saya. Ada di container, di lemari dapur, di atas meja karena masih digunakan untuk wadah jananan. Di kulkas juga ada untuk wadah buah, sayur, cabe, daging, hihiii.
Akhirnya dari sekedar koleksi, saya pun mulai jualan. Kesenangan belanja pun seakan tersalurkan. Tapi kali ini belanjanya untuk pembeli saya dong. Alhamdulillah dapat duit dari awalnya sekedar koleksi.
Jadi paksuami pun mengantar saya ke pasar Johar. Kala itu masih tegak berdiri di kawasan jalan Agus Salim Semarang.
Eh belanja sekali itu bikin saya pengen punya peralatan masak yang komplit. Alasannya karena waktu itu pengen bisa bikin jajanan segala macam. Maklum deh si sulung susah makan. Jadi saya pun mengolah aneka bahan masakan agar si sulung doyan makan.
Jadi, saya pun beli Frying pan yang manfaatnya adalah wajan khusus untuk goreng ayam tepung ala kentucky gitu. Minyaknya mesti setengah liter agar ayamnya kecelup semua. Jadi krispinya akan muncul seperti yang dijual di resto cepat saji.
Saya pun memiliki berberapa wajan lainnya. Wajan teflon aja ada 4 macam. Dari yang ukuran kecil untuk bikin pancake, wajan datar untuk bikin kulit risol atau sosis solo, wajan untuk menumis, sampai wajan untuk sambel goreng. Semua terbuat dari bahan teflon.
Saya masih terpikat beli wajan untuk bikin kue lumpur, dua ukuran. Ukuran yang kecil dan ukuran gede. Bayangkan di rumah saya tuh peralatan masak segala ada.
Namanya juga ibuk sayang keluarga. Agar mereka menikmati makanan buatan rumahan gitu.
Sekarang semua peralatan itu udah jarang digunakan. Karena anak-anak jarang ada di rumah kalo siang. Pulang kuliah udah malam, kadang bahkan udah makan di luar rumah. Beneran deh peralatan itu jadi koleksi aja sekarang.
Nah, lima koleksi benda ala saya itu beneran bikin hidup makin berwarna. Terutama koleksi buku dan tuppy, hihii. Kalo sahabat punya koleksi apa aja? Cerita yuk di kolom komentar. Wassalamualaikum.
Sebenarnya hidup itu susah atau ringan, tergantung pada setiap individu. Ketika sedang tertimpa masalah, tengok di sekeliling kalian. Lihat lah masalah saudara, teman kerja, tetangga, atau penjual yang lewat depan rumah. Bisa jadi masalah yang mereka hadapi lebih berat dibandingkan dengan masalah kalian.
Bahkan hidup saya pun juga beberapa kali diterpa masalah. Dari masalah kesehatan anak-anak, pendidikan mereka, keuangan rumah tangga, sampai masalah kerja. Namun karena saya nggak pernah mengeluh, baik di sosial media maupun di hadapan keluarga atau kenalan, ya nggak ada yang tahu.
Mereka tahunya hidup saya selalu bahagia. Bebas dari masalah. Nggak pernah mendapat ujian atau musibah kehidupan. Kalian salah!
Kalo orang Jawa bilang, sawang sinawang. Artinya, orang hidup itu saling melihat kehidupan orang lain seakan lebih bahagia. Padahal yang sebenarnya adalah sama saja.
Mau tahu mengapa saya terlihat selalu bahagia?
Selain selalu bersyukur dengan setiap kondisi hidup ini, saya adalah perempuan yang hobi mengoleksi sesuatu. Memiliki sesuatu dan menjadi benda kesayangan, hingga saya jadikan koleksi, bikin hidup saya penuh warna.
Yuk kepoin ya sesuatu yang jadi koleksi saya dan bikin hidup menjadi seimbang dan penuh warna.
1. Koleksi Novel dan Buku
Sebagai pecinta buku, saya nggak menampik kalo memiliki sebutan book's lover.Saya nggak tahan kalo mendengar kata diskon saat ada pameran buku. Meski begitu saya tetap membuat skala prioritas, buku mana yang memang wajib dibeli.
Saya bersyukur memiliki suami yang mendukung hobi baca ini. Sejak menikah dia udah support hobi saya mengoleksi buku. Bahkan pernah menggelontorkan duit hingga belasan juta untuk bikin rak dan memenuhinya dengan koleksi buku saya dan anak-anak. Ceritanya kami bikin taman bacaan di rumah. Padahal dia sendiri nggak suka baca buku. Oiya, buku-buku itu juga kami pinjamkan untuk orang-orang yang suka baca buku. Sayangnya sekarang nggak ada yang ngurus, jadi kami tutup persewaan buku kami.
Koleksi buku saya beragam. Dari buku tentang pengetahuan agama, Sejarah Nabi, buku inspirasi, buku biografi, novel anak, komik, karya sastra, dan novel dewasa.
Penulisnya pun dari berbagai genre. Ada penulis dari negri sendiri, yaitu Mira W, S Mara Gd, V Lestari, Nh Dini, Dian Kristiani, Dewi Rieka, Tere Liye, Andrea Hirata, dan masih banyak lagi.
Buku karya penulis luar pun saya koleksi juga. Yaitu, Dan Brown, Paulo Chelo, Sidney Sheldon, Sandra Brown, Mary Higgins Clark, Danielle Steel, Karen Rose, Nora Roberts, dan John Grisham.
Ada lagi beberapa karya dari penulis lain, tapi saya lupa. Maklum saking banyak koleksi buku-buku saya Dan sebagian besar saya simpan di container karena rumah yang saya tempati sekarang nggak cukup luas.
2. Koleksi Tanaman Hidup
Nah saya perlu jelaskan kalo koleksi tanaman itu ya yang hidup. Yang bisa tumbuh, bisa nambah daunnya, atau bisa berbunga, senang lagi yang bisa berbuah.Di rumah yang lama, saya pernah mengoleksi berbagai macam tanaman. Dari tanaman buah, tanaman daun, dan bunga. Bunga yang saya koleksi nggak hanya mawar, atau melati seperti dalam lagu anak-anak, wkwkkk. Saya juga mengoleksi bunga Kemuning, Anggrek segala jenis, dan bunga tropis lainnya. Pokoknya kalo saya lagi suka bunga tertentu, bisa loh menghabiskan seperempat gaji untuk beli tanaman.
Alhamdulillah lagi-lagi suami nggak marah. Kan dia juga ikut menikmati hasilnya ketika tanaman yang saya rawat tumbuh subur Halaman rumah jadi semarak dengan tananan aneka jenis. Rumah pun terlihat asri hingga seluruh anggota keluarga krasan.
Nah dari koleksi tanaman ini, saya pernah mendulang rejeki tak terduga. Kalian pasti pernah mendengar tentang harga tanaman daun yaitu Anthurium yang mendadak harganya melejit. Orang-orang yang selama ini sibuk merawat tanaman daun ini, ketiban rejeki.
Saya pun termasuk dalam daftar orang yang ketiban rejeki. Perputaran uang dari tanaman tiba-tiba cukup tinggi. Pernah satu tanaman saya dihargai 15 juta rupiah. Padahal dulu awalnya saya beli dengan harga 13 ribu rupiah.
Koleksi tanaman saya ini tinggal kenangan, dibagi kepada kerabat saat pindahan |
Lagi-lagi karena alasan rumah sekarang lebih sempit dibandingkan yang dahulu, saya hanya mengoleksi tanaman lebih sedikit. Dan tanaman yang sekarang tuh, kebanyakan tanaman buah dalam pot.
3. Koleksi Dompet / Pouch
Kecuali dompet warna merah, itu saya beli di toko Ali Murah di Jeddah. Yang lainnya, saya dapatkan dari souvernir pernikahan. Ada juga oleh-oleh dari negeri tetangga. Yang oleh-oleh itu dari adik ipar, sepupu, dan teman yang pulang melancong dari negara ASEAN.
Hayok siapa lagi yang mau ngasih saya pouch atau dompet? Saya ikhlas menerima dan menggunakannya bergantian dengan koleksi di rumah, hihiii.
4. Koleksi Tupperware
Ah ini kayaknya saya nggak sendiri. Perempuan atau buk-ibuk banyak kok yang koleksi tupperware kayak saya.Pertama kenal tuh tahun 1996, waktu si sulung masih usia 1 tahun. Saya ingat beli tempat makan dan gelas. Keduanya saya pakai untuk tempat makan si sulung.
Abis beli tupy yang pertama, saya kepincut. Beli lagi wadah untuk roti tawar. Trus nambah beli toples untuk krupuk.
Makin kesini saya keranjingan belanja produk tuppy. Karena cemilan kering jadi awet renyahnya. Trus belinya juga dapat diskon banyak karena penjualnya adik ipar, wkwkwkkk.
Koleksi tuppy di lemari dapur |
Entah lah, berapa jumlah koleksi tupperware saya. Ada di container, di lemari dapur, di atas meja karena masih digunakan untuk wadah jananan. Di kulkas juga ada untuk wadah buah, sayur, cabe, daging, hihiii.
Akhirnya dari sekedar koleksi, saya pun mulai jualan. Kesenangan belanja pun seakan tersalurkan. Tapi kali ini belanjanya untuk pembeli saya dong. Alhamdulillah dapat duit dari awalnya sekedar koleksi.
5. Koleksi Alat Masak
Ampun deh kalo ini awalnya karena butuh alat masak saat awal menikah. Jadi ceritanya kan saya langsung pindah rumah begitu nikah dengan paksuami. Namanya juga pengantin baru, mana punya peralatan dapur kan?Jadi paksuami pun mengantar saya ke pasar Johar. Kala itu masih tegak berdiri di kawasan jalan Agus Salim Semarang.
Eh belanja sekali itu bikin saya pengen punya peralatan masak yang komplit. Alasannya karena waktu itu pengen bisa bikin jajanan segala macam. Maklum deh si sulung susah makan. Jadi saya pun mengolah aneka bahan masakan agar si sulung doyan makan.
Jadi, saya pun beli Frying pan yang manfaatnya adalah wajan khusus untuk goreng ayam tepung ala kentucky gitu. Minyaknya mesti setengah liter agar ayamnya kecelup semua. Jadi krispinya akan muncul seperti yang dijual di resto cepat saji.
Saya pun memiliki berberapa wajan lainnya. Wajan teflon aja ada 4 macam. Dari yang ukuran kecil untuk bikin pancake, wajan datar untuk bikin kulit risol atau sosis solo, wajan untuk menumis, sampai wajan untuk sambel goreng. Semua terbuat dari bahan teflon.
Saya masih terpikat beli wajan untuk bikin kue lumpur, dua ukuran. Ukuran yang kecil dan ukuran gede. Bayangkan di rumah saya tuh peralatan masak segala ada.
Namanya juga ibuk sayang keluarga. Agar mereka menikmati makanan buatan rumahan gitu.
Sekarang semua peralatan itu udah jarang digunakan. Karena anak-anak jarang ada di rumah kalo siang. Pulang kuliah udah malam, kadang bahkan udah makan di luar rumah. Beneran deh peralatan itu jadi koleksi aja sekarang.
Nah, lima koleksi benda ala saya itu beneran bikin hidup makin berwarna. Terutama koleksi buku dan tuppy, hihii. Kalo sahabat punya koleksi apa aja? Cerita yuk di kolom komentar. Wassalamualaikum.