Assalamualaikum Sahabat. Sitkom Keluarga Surya, Sayang Anak Dengan Menjadi Teman Curhat. Eh gimana caranya? Ada nih yang bisa ditiru dari kisah Fajar dan Cahaya, anak-anak Keluarga Surya.
Saya baru saja menyaksikan website Sitkom Keluarga Surya. Suwerrr banget, sitkom yang satu ini memang menghibur. Nggak hanya menghibur, namun juga ada pesan moral yang tidak menggurui.
Dari episode 1 yang mengeksplorasi tema Tunjangan Hari Raya, episode 2 yang menceritakan tentang Perencanaan Keuangan dan hubungannya asuransi serta wakaf. Juga episode berikutnya yaitu ke 3 yang menceritakan tentang Piala Dunia, sampai mengganggu jam kerja Pak Surya dan jam sekolah Fajar. Hingga episode 4 tentang Drama Liburan, semua udah saya tonton.
Episode 5 temanya Sayang Anak, Sayang Anak. Cocok banget dengan bulan Juli ini yang bertepatan dengan Hari Anak.
Di sini diceritakan tentang unjuk bakat anak-anak Keluarga Surya dalam rangka menyambut Hari Anak. Fajar akan mengikuti pertandingan Futsal, sementara Cahaya diminta untuk pentas nari balet.
Kisah dimulai saat pulang sekolah, kedua anak ini diminta cerita kelanjutan tentang unjuk bakat oleh Ibu Mentari. Jawaban Fajar yang semangat disambut senang oleh Ibunya. Sementara melihat muka putrinya yang kusut, Ibu mentari bingung.
Perbincangan Pak Surya dan Ibu Mentari di kamar Fajar mengalir dengan santai. Saling melemparkan candaan ditingkahi tawa geli mereka.
Paginya Ibu Mentari bikin kue untuk Fajar agar nggak jajan sembarangan. Kue yang nantinya akan dijadikan bekal ke sekolah. Siapa tahu bisa berbagi sama temannya juga. Sampai-sampai diledekin sama Pak Surya, sekarang kuenya dibagi gratis, besok-besok mesti bayar. Ihhh keluarga Surya emang suka bercanda.
Ketika si sulung pulang sekolah mengeluhkan tugas sekolah yang banyak, bapaknya menanggapi dengan santai.
"Tugas itu nggak usah dibikin serius. Kalo kamu nggak bisa, jangan dikerjakan,"
"Ehhh, kok gitu sih, ngajari anak nggak disiplin tuh," protes saya.
"Yah biarin aja Milzam nggak ngerjain tugas. Kan nanti dia sendiri yang menanggung hukuman dari gurunya,"
Jawaban santai bapaknya ditanggapi Milzam dengan serius.
"Ah aku nggak mau dihukum, Be. Aku kerjakan sekarang aja deh, Babe bantuin ya,"
"Gampaaang, yang penting abis bantuin kamu, ganti pijitin kaki Babe dong,"
"Tossss!"
Kedua bapak anak itu saling menepukkan telapak tangan dan tertawa lebar. Ihhh, saya ngiri juga pengen dipijitin kaki sama si sulung.
Memiliki dua anak cowok yang berbeda kepribadiannya, bikin saya sering belajar parenting pada keduanya.
Dari si sulung saya belajar tentang keberanian untuk menolak ajakan temannya yang main jauh dari rumah. Saya dengar curhat si sulung bahwa dia sebenarnya ingin bersepeda dan main ke rumah temannya. Tapi ingat pesan saya kalo bermain jauh dari rumah itu berbahaya karena lalu lintas di jalan yang ramai. Jalan dekat rumah yang menghubungkan ke rumah temannya rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
Saya pun menyarankan agar temannya yang main ke rumah. Agar mereka senang bermain di rumah kami, saya sengaja bikin kue. Rumah jadi ramai dan mainan bertebaran nggak masalah. Yang penting si sulung aman bermain di rumah.
Beda lagi dengan si bungsu yang pemalu. Aslinya dia punya ketrampilan nyanyi dan main gitar. Dia juga pintar bikin desain grafis. Waktu ditunjuk oleh sekolah untuk ikut lomba desain grafis tingkat kota Semarang, si bungsu sempat ingin mundur.
"Mengapa nggak mau ikut lombanya? Sekolah udah memilih adek, itu artinya kamu punya keahlian lebih dibanding teman-teman satu sekolahmu,"
Dengan bujukan saya bangkitkan tingkat percaya dirinya, dengan mengatakan bahwa anak yang berani tampil ikut lomba, bisa menambah nilai di rapornya.
Ahaiii, rayuan saya ini jitu banget. Si bungsu akhirnya mau juga ikut lomba desain grafis. Dan ternyata mendapat juara ketiga. Alhamdulillah.
Kemenangannya yang diliput dan ditayangkan di media cetak lokal, bikin dia makin pede. Apalagi waktu sekolah memanggil namanya saat upacara bendera. Dia mendapat penghargaan berupa piagam dari penyelenggara dan uang dari sekolah. Sementara piala yang didapat dari lomba, diserahkan untuk koleksi sekolah.
Strategi Bubur Ayam
Dalam sitkom Keluarga Surya, diceritakan juga saat Ibu Mentari meminta suaminya agar memberikan Cahaya solusi untuk pentas nari balet.
Pak Surya menjawab kalo dia udah memberi saran seperti ide dari Ibu Mentari. Sarannya adalah Cahaya menari dengan penonton bubur ayam. Ada-ada aja ya. Tapi Cahaya jadi percaya diri menari balet. Dia udah latihan dulu di rumah dengan nari balet, penontonnya ya bubur ayam di atas kursi tinggi. Hihiii.
Upaya Edukasi Literasi Keuangan Melalui Sitkom Keluarga Surya
Keluarga muda masa kini lebih banyak yang menyimpan uang untuk kebutuhan jangka pendek. Pengaruh budaya, agama, dan lingkungan menjadi faktor penentu terbentuknya pola pikir seseorang dalam mengatur keuangan.
Padahal dengan memahami dan mulai mengelola keuangan yang tepat, keluarga muda ini tetap dapat menikmati gaya hidup, tanpa mengabaikan kenyamanan hidup di masa datang.
PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1995. Sejak dulu berupaya membantu masyarakat Indonesia mencapai kemapanan finansial, dan menjalani hidup yang lebih sehat, serta merencanakan keuangan masa depan.
Setiap tahun Sun Life Financial Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan di pasar di mana pun perusahaan ini beroperasi. Dengan terus meningkatkan produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan para nasabah.
Perencana keuangan Sun Life selalu bekerja keras untuk meraih kepercayaan nasabah. Dengan mengembangkan jalur distribusi keagenan konvensional dan syariah, serta distribusi kemitraan.
Sun Life saat ini menyediakan produk inovatif kepada para nasabah, melalui lebih dari 102 kantor pemasaran konvensional dan 58 kantor pemasaran syariah di 72 kota di Indonesia.
Menyadari perlunya upaya memberikan edukasi terkait finansial, Sun Life Financial Indonesia mempersembahkan video web series bertajuk Keluarga Surya. Web series ini bertujuan sebagai sarana edukasi literasi keuangan yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Menyesuaikan gaya hidup pada era digital, video dengan konten digital ini mengusung genre komedi situasi yang sarat akan makna.
Video web series ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga modern dengan berbagai isu sehari-hari. Berdurasi sekitar 5 menit setiap episodenya, ada 8 kisah Keluarga Surya yang temanya mulai dari THR, Wakaf Cara Baru, Tantangan Piala Dunia, Drama Liburan, dan yang baru saja tayang adalah Sayang Anak. Video berikutnya akan tayang dalam jarak dua minggu tiap episodenya.
Setiap kisahnya diusung dalam tema komedi yang menghibur dan tetap sarat makna yang menginspirasi keluarga muda lainnya.
Sitkom Web Series Keluarga Surya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Trus tiap episodenya juga menyesuaikan dengan setiap peristiwa yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Seperti Tantangan Piala Dunia yang tayang saat gencar berita piala dunia berlangsung.
Atau ketika mendekati lebaran, yang ditayangkan adalah tema THR, Habisin atau Tabungin. Sebuah tema yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Tiap menjelang THR, selalu bingung mau akan dibelanjakan semuanya atau ditabung.
Begitu pun dengan episode 4, yang temanya Drama Liburan. Iya, saat saya menyaksikan episode 4, berasa menyaksikan kisah teman sendiri. Teman blogger tentunya. Karena Ibu Mentari rupanya juga seorang blogger. Coba aja baca percakapan berikut.
Ihiiiyyy, berasa membaca kisah kita sendiri gitu. Jadi senyum-senyum terus sepanjang nonton web series Keluarga Surya.
Nah, kalo kalian belum menyaksikan video web series Keluarga Surya, langsung deh putar sekarang. Gampang kok, cari aja di channel YouTube Keluarga Surya. Atau klik aja video yang udah saya share di bawah ini :
Saya baru saja menyaksikan website Sitkom Keluarga Surya. Suwerrr banget, sitkom yang satu ini memang menghibur. Nggak hanya menghibur, namun juga ada pesan moral yang tidak menggurui.
Dari episode 1 yang mengeksplorasi tema Tunjangan Hari Raya, episode 2 yang menceritakan tentang Perencanaan Keuangan dan hubungannya asuransi serta wakaf. Juga episode berikutnya yaitu ke 3 yang menceritakan tentang Piala Dunia, sampai mengganggu jam kerja Pak Surya dan jam sekolah Fajar. Hingga episode 4 tentang Drama Liburan, semua udah saya tonton.
Episode 5 temanya Sayang Anak, Sayang Anak. Cocok banget dengan bulan Juli ini yang bertepatan dengan Hari Anak.
Kisah dimulai saat pulang sekolah, kedua anak ini diminta cerita kelanjutan tentang unjuk bakat oleh Ibu Mentari. Jawaban Fajar yang semangat disambut senang oleh Ibunya. Sementara melihat muka putrinya yang kusut, Ibu mentari bingung.
"Kok kamu kelihatannya tidak senang gitu, kan kamu suka yang berbau seni?"Oh ternyata Cahaya nggak pede tampil menari balet di depan umum. Tanggapan Ibu Mentari yang lucu dengan ide uniknya belum membuahkan hasil. Cahaya masih galau.
"Nanti pas kamu pentas, anggap aja semua penonton kamu itu batu. Atau ... kamu anggap aja semua yang nonton kamu itu ... bubur ayam," Ibu Mentari memberi saran unik.
"Tapi bubur ayamnya kebanyakan sambel, bikin mules. Alias demam panggung," jawab Cahaya.
"Oh ya udaaah, nanti sambelnya ibu angkat, ya."Analogi bubur ayam menggantikan penonton udah bikin saya ketawa. Namun mulesnya Cahaya terjadi beneran pada diri Fajar. Dia sakit perut.
"Keseringan jajan sembarang di sekolah sih,"
"Besok nggak usah ikut tanding futsal aja ya,"
Perbincangan Pak Surya dan Ibu Mentari di kamar Fajar mengalir dengan santai. Saling melemparkan candaan ditingkahi tawa geli mereka.
Paginya Ibu Mentari bikin kue untuk Fajar agar nggak jajan sembarangan. Kue yang nantinya akan dijadikan bekal ke sekolah. Siapa tahu bisa berbagi sama temannya juga. Sampai-sampai diledekin sama Pak Surya, sekarang kuenya dibagi gratis, besok-besok mesti bayar. Ihhh keluarga Surya emang suka bercanda.
Sayang Anak Dengan Menjadi Teman Curhat
Menyaksikan sitkom Keluarga Surya, seakan memutar ulang memori keluarga saya. Memiliki suami yang suka bercanda kapan pun dan hampir tiap hari, bikin rumah kami terasa longgar. Suasana rumah penuh dengan gelak tawa dari seisi penghuninya.Ketika si sulung pulang sekolah mengeluhkan tugas sekolah yang banyak, bapaknya menanggapi dengan santai.
"Tugas itu nggak usah dibikin serius. Kalo kamu nggak bisa, jangan dikerjakan,"
"Ehhh, kok gitu sih, ngajari anak nggak disiplin tuh," protes saya.
"Yah biarin aja Milzam nggak ngerjain tugas. Kan nanti dia sendiri yang menanggung hukuman dari gurunya,"
Jawaban santai bapaknya ditanggapi Milzam dengan serius.
"Ah aku nggak mau dihukum, Be. Aku kerjakan sekarang aja deh, Babe bantuin ya,"
"Gampaaang, yang penting abis bantuin kamu, ganti pijitin kaki Babe dong,"
"Tossss!"
Kedua bapak anak itu saling menepukkan telapak tangan dan tertawa lebar. Ihhh, saya ngiri juga pengen dipijitin kaki sama si sulung.
Memiliki dua anak cowok yang berbeda kepribadiannya, bikin saya sering belajar parenting pada keduanya.
Dari si sulung saya belajar tentang keberanian untuk menolak ajakan temannya yang main jauh dari rumah. Saya dengar curhat si sulung bahwa dia sebenarnya ingin bersepeda dan main ke rumah temannya. Tapi ingat pesan saya kalo bermain jauh dari rumah itu berbahaya karena lalu lintas di jalan yang ramai. Jalan dekat rumah yang menghubungkan ke rumah temannya rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
Saya pun menyarankan agar temannya yang main ke rumah. Agar mereka senang bermain di rumah kami, saya sengaja bikin kue. Rumah jadi ramai dan mainan bertebaran nggak masalah. Yang penting si sulung aman bermain di rumah.
Beda lagi dengan si bungsu yang pemalu. Aslinya dia punya ketrampilan nyanyi dan main gitar. Dia juga pintar bikin desain grafis. Waktu ditunjuk oleh sekolah untuk ikut lomba desain grafis tingkat kota Semarang, si bungsu sempat ingin mundur.
"Mengapa nggak mau ikut lombanya? Sekolah udah memilih adek, itu artinya kamu punya keahlian lebih dibanding teman-teman satu sekolahmu,"
Dengan bujukan saya bangkitkan tingkat percaya dirinya, dengan mengatakan bahwa anak yang berani tampil ikut lomba, bisa menambah nilai di rapornya.
Ahaiii, rayuan saya ini jitu banget. Si bungsu akhirnya mau juga ikut lomba desain grafis. Dan ternyata mendapat juara ketiga. Alhamdulillah.
Kemenangannya yang diliput dan ditayangkan di media cetak lokal, bikin dia makin pede. Apalagi waktu sekolah memanggil namanya saat upacara bendera. Dia mendapat penghargaan berupa piagam dari penyelenggara dan uang dari sekolah. Sementara piala yang didapat dari lomba, diserahkan untuk koleksi sekolah.
Strategi Bubur Ayam
Dalam sitkom Keluarga Surya, diceritakan juga saat Ibu Mentari meminta suaminya agar memberikan Cahaya solusi untuk pentas nari balet.
"Gimana Cahaya, udah mau nari balet untuk di sekolah nanti?"
"Sudah dong, sesuai saran kamu,"
Pak Surya menjawab kalo dia udah memberi saran seperti ide dari Ibu Mentari. Sarannya adalah Cahaya menari dengan penonton bubur ayam. Ada-ada aja ya. Tapi Cahaya jadi percaya diri menari balet. Dia udah latihan dulu di rumah dengan nari balet, penontonnya ya bubur ayam di atas kursi tinggi. Hihiii.
Upaya Edukasi Literasi Keuangan Melalui Sitkom Keluarga Surya
Keluarga muda masa kini lebih banyak yang menyimpan uang untuk kebutuhan jangka pendek. Pengaruh budaya, agama, dan lingkungan menjadi faktor penentu terbentuknya pola pikir seseorang dalam mengatur keuangan.
Padahal dengan memahami dan mulai mengelola keuangan yang tepat, keluarga muda ini tetap dapat menikmati gaya hidup, tanpa mengabaikan kenyamanan hidup di masa datang.
PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1995. Sejak dulu berupaya membantu masyarakat Indonesia mencapai kemapanan finansial, dan menjalani hidup yang lebih sehat, serta merencanakan keuangan masa depan.
Setiap tahun Sun Life Financial Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan di pasar di mana pun perusahaan ini beroperasi. Dengan terus meningkatkan produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan para nasabah.
Perencana keuangan Sun Life selalu bekerja keras untuk meraih kepercayaan nasabah. Dengan mengembangkan jalur distribusi keagenan konvensional dan syariah, serta distribusi kemitraan.
Sun Life saat ini menyediakan produk inovatif kepada para nasabah, melalui lebih dari 102 kantor pemasaran konvensional dan 58 kantor pemasaran syariah di 72 kota di Indonesia.
Menyadari perlunya upaya memberikan edukasi terkait finansial, Sun Life Financial Indonesia mempersembahkan video web series bertajuk Keluarga Surya. Web series ini bertujuan sebagai sarana edukasi literasi keuangan yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Menyesuaikan gaya hidup pada era digital, video dengan konten digital ini mengusung genre komedi situasi yang sarat akan makna.
Video web series ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga modern dengan berbagai isu sehari-hari. Berdurasi sekitar 5 menit setiap episodenya, ada 8 kisah Keluarga Surya yang temanya mulai dari THR, Wakaf Cara Baru, Tantangan Piala Dunia, Drama Liburan, dan yang baru saja tayang adalah Sayang Anak. Video berikutnya akan tayang dalam jarak dua minggu tiap episodenya.
Setiap kisahnya diusung dalam tema komedi yang menghibur dan tetap sarat makna yang menginspirasi keluarga muda lainnya.
Sitkom Web Series Keluarga Surya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Trus tiap episodenya juga menyesuaikan dengan setiap peristiwa yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Seperti Tantangan Piala Dunia yang tayang saat gencar berita piala dunia berlangsung.
Atau ketika mendekati lebaran, yang ditayangkan adalah tema THR, Habisin atau Tabungin. Sebuah tema yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Tiap menjelang THR, selalu bingung mau akan dibelanjakan semuanya atau ditabung.
Begitu pun dengan episode 4, yang temanya Drama Liburan. Iya, saat saya menyaksikan episode 4, berasa menyaksikan kisah teman sendiri. Teman blogger tentunya. Karena Ibu Mentari rupanya juga seorang blogger. Coba aja baca percakapan berikut.
"Yah, aku dapat job nulis,"
"Nulis apa?"
"Aku disuruh nulis, review tentang tempat-tempat ngopi baru yang ada di Bali,"
Ihiiiyyy, berasa membaca kisah kita sendiri gitu. Jadi senyum-senyum terus sepanjang nonton web series Keluarga Surya.
Nah, kalo kalian belum menyaksikan video web series Keluarga Surya, langsung deh putar sekarang. Gampang kok, cari aja di channel YouTube Keluarga Surya. Atau klik aja video yang udah saya share di bawah ini :
Wassalamualaikum Sahabat.
Edukasi finansial via web series gini lebih mengena ya mba. Apalagi adegan2nya lucu gitu. Jadi enggak berat saat mencernanya
BalasHapusGampang masuk di ingatan kita juga ya
Hapussaya juga terbahak-bahak di bagian bubur ayam. Koq bisa ya digambarkan bubur ayamnya ada sampai akhir hahaha. Kocaak. Penulis skenarionya keren niih
BalasHapusIya mba, penulis skenario, pemainnya juga keren semua
Hapusmemang anak2 hrs dibaisakan bicara dengan kita ya, malah takut kalau curhat sama teman
BalasHapusDari kecil mesti dibiasakan ya mba, jadi terbiasa akhirnya
HapusWah, jadi latihan beenran di hadapan para bubur ayam yg duduk manis di kursi ya. Hahaha..
BalasHapusJadi mupeng makan bubur ayam gak mbak?
HapusBusyet...setting namanya aja sdh unik Sunlife, Surya, Mentari, Fajar, Cahaya...smua disiapin dgn baek.
BalasHapusKlo sitkom gini, aku mmg suka spt halnya aku suka nntn Tukang Ojek Pengkolan, Dunia Terbalik, Para Pencari Tuhan...semuanya riil tjd di tgh masy, tdk mengada ada g spt sinetron ayu ayu tampang srigala tp g ba menyeringai hihi
KArena dekat dengan kehidupan yang nonton juga ya, jadi disukai
HapusMemang suka ketawa sendiri kalau nonton sicom Keluarga Surya. Apalagi pas episode drama liburan, haha. Tapi meskipun menghibur, saya tetap mendapat pelajaran penting tentang arti literasi keuangan.
BalasHapusAh iyaa, yang Drama Liburan itu aku sukaaa, pas banget dengan kehidupan kita ya Nis
Hapuskakak adik beda karakter, beda pula cara kita menghadapinya ya mba... kitapun jd ikut belajar
BalasHapusBelajarnya nggak pernah habis, setiap waktu ya
HapusAku juga suka yang berbau komedi, justru lebih ngena
BalasHapusWah, seru dong ya punya suami yg kocak mirip pak surya, hihihi... Salam ya untuk si sulung dan si bungsu yang keren banget...
BalasHapusceritanya menghibur banget nih he he
BalasHapusSeru banget ya series keluarga surya ini banyak ilmu komunikasi dan juga rasa kasih sayang antar anggota keluarga ya
BalasHapuswah tulisan yang bernas, thanks for sharing kakaaaa
BalasHapusAsik nih ada sitkom edukasi yang bergenre komedi. Pengen nonton sitkom keluarga Surya juga ah.
BalasHapusHihihi lucu beneran nari balet di depan bubur ayam, sitkom yang menghibur banget dan pesan moralnya dapet ya, gaya komunikasi sama anak zaman now memang mesti kayak gitu kali ya jangan banyak perintah tapi gaya pak surya dan ibu mentari gitu
BalasHapusWah keren ya keluarga Surya menanggapi masalah dengan cara yang unik, ga jadi stres deh anak-anaknya.
BalasHapusNonton sitcom begini selain menghibur juga ada hikmah yg bisa diambil ya mba..
BalasHapusAku lho blm jadi nonton sitkom ini. Ortuku sama teman2 Kakak atau adikku santai, bahkan ada yg nginep rumah. Kalau temanku, aku jarang ngajak ke rumah. Anak cewek ya bedaaa
BalasHapusSaya belum pernah nonton sitkom Ini, Mbak. Kayaknya bagus ya untuk pembelajaran. Saya tertarik terutama yang bagian sayang anak dengan menjadi teman curhat dan strategi bubur ayam. Inspiratif
BalasHapusHehehe.. Lucu jg ya idenya
BalasHapusSeru ya sitkom Keluarga Surya ini, dan konsisten juga per episodenya. Aku lupa belum nonton lagi
BalasHapusLOL lucu ya demam panggung penonton jadi bubur ayam, karena bikin mules, sambelnya di angkat hahaha.. lucu sih ceritanya semoga mengena di perihal strategi keuangan nya juga
BalasHapuskreatif yaa idenya, edukasi finansial disampaikan dengan cara yang asyik dan gak membosankan :)
BalasHapusjadi sahabat buat anak itu susah susah gampang ya mba. wah kudu berguru sama keluarga surya kayanya nih
BalasHapuskreatif bnget yah mbak... serasa keluarga surya yah mbak... semoga sekeluarga sukses dan bahagia semua yah mbak
BalasHapuspernah nonton yang series pertama, lucu menggemaskan dan obrolannya santai tapi ngena banget ya Mbak,
BalasHapusAku juga sering curhat2an sama anak, lucu sih, kadang bisa terhibur kalau pas lagi bete :))
BalasHapusSetuju, mba.
BalasHapusIkut kompetisi bagai investasi untuk mendongkrak kepercayaan diri.
Semakin sering ikut kompetisi semakin meningkat juga kepercayaan diri.
Tapi kita harus memberi bayangan, bahwa tidak semua kompetisi berakhir dengan kemenangan.
Di sinilah perang orang tua dibutuhkan, bahwa kemenangan bukan segalanya, yang penting prosesnya.
Jadi inget mamaku dulu, kalau aku dan adekku pulang sekolah, jelang tidur siang, kita berebutan cerita ke mama tentang apa yg terjadi di sekolah. Sampai mama bilang, "ceritanya gantian". Ternyata itu bagian yg bagus dari sebuah hubungan ya. Alhamdulillaah.
BalasHapusOh jadi bu Mentari blogger juga? Hihihi. Jadi asyik nontonnya ya, Mbak. Saya pernah nonton cuplikan yg pertama sih. Kayaknya seru-seru ya ceritanya :)
BalasHapusaku sekarang berusaha banget jadi teman curhat anakku yang abege, berusaha punya waktu buat jalan-jalan berdua. Ntar dia curhat segala macam deh
BalasHapusAku udah nonton dan seru banget deh serial Keluarga Surya. Apalagi episode Sayang Anak haru deh
BalasHapusAlhamdulillah, aku sama anak-anak udah gitu. Jadi tempat curhat anak2. Semoga aja anak2 terus percaya untuk curhat apa pun ke aku. :)
BalasHapusYang aku suka dari sitkom ini tuh Bu Mentari. Kalo ngomong ceplas-ceplos langsung nyentil, dan sering jatuhnya lucu.
BalasHapusIdenya bener-bener fresh yaa..
BalasHapusMenyampaikan pesan masalah yang biasanya dihindari melalui media film.
Makin paham dan makin mancep pesannya.
Seneng lihat web seriesnya keluarga Surya ini. Adaaaa aja ya tema menarik yg diusung. Mengemasnya pun khas ala keluarga gitu.
BalasHapusEh aku dah lama gak nonton ini apa udah tayang semua episodenya?
BalasHapusAnak2ku masih kecil jd ceritanya pasti ke aku hehe. Moga saat mereka besar kelak jg ceritanya msh ke aku aamiin
Aku juga sukaaa deh mba nontonnya, edukatif tapi juga sangat menghibur dan kena banget!
BalasHapusMbaak, cerita Keluarga Surya memang menarik tapi cerita Mbak di atas ttg komunikasi dengan anak juga tak kalah menariknya. Coba dibikinin serial YouTube juga ;)
BalasHapusKONSepnya bagus ya.
BalasHapusBener2 mendekat ke masyarakat.
Seru juga ide ceritanyaaa
Lah aku kemana aja, belum pernah nonton tp kayaknya bagus ya. Mantap ada parenting dan edukasinya. Jadi penasaran.
BalasHapusAku suka nonton sitkom keluarga surya, lucu tapi banyak pelajaran didalamnya.
BalasHapusEh aku baru tau ini sitkom mba. Langsung penasaran secara sdh lama gak nonton hehehe.
BalasHapusTontonan ringan biasanya lebih mengena pesan yang disampaikan ya
Nah aku suka edukasi macam begini mba, dia soft selling banget lewat story ga keliatan kalaulagi hard selling.
BalasHapusTontonan yang kayak gini nih yang harusnya ditonton anak-anak. Mengedukasi tetapi tidak bikin kening berkerut.
BalasHapusmantap mbak
BalasHapus