Assalamualaikum Sahabat. Tahun kemarin saya sempat mengikuti Reuni Bersama Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Pahlawan tanpa tanda jasa pasti tahu lah ya, yaitu guru kita. Bekerja tanpa pamrih ingin mencerdaskan murid-muridnya. Nah, saya beruntung masih bisa berjumpa kembali dengan bapak dan ibu guru saya setelah terpisah puluhan tahun.
Ceritanya awal tahun 2016 saya dan suami masuk dalam kepanitiaan reuni SMP. Kebetulan banget ya, saya dan suami emang satu sekolah dan satu angkatan. Meski usia saya lebih muda karena lebih gasik waktu daftar sekolah. Dan karena suratan takdir Ilahi pula yang rupanya menjodohkan saya dan suami.
Jadi waktu ngurus reuni SMP asik-asik aja karena saya ada barengannya kalo mau meeting, hahaa. Entah nih sejak usia jelita saya jadi malas kemana-mana motoran. Mumpung ada paksuami yang rajin kawal saya, alhamdulillah ya. *syahrini mode on
Suami menjabat sebagai pencari dana. Namun dia juga mendapat amanah menemukan guru-guru kami yang masih sehat dan bisa hadir dalam reuni.
Karena reuni diadakan H+5 Lebaran, kami bekerja semangat tanpa pamrih. Suami emang rajin banget kalo ngurusi reuni. Waktu dia reuni SMA aja, hampir seminggu sekali menyisir rumah orang tua teman-temannya. Meminta informasi, no telpon, alamat tempat tinggal terkini, dan lainnya.
Makanya waktu reuni SMP, suami pula yang kebagian mencari alamat terbaru teman-teman kami. Suami saya orangnya ramah, humoris, pantang menyerah dan senang berteman. Jadi temannya buanyaaakkk. Beda banget dengan saya yang kurang pintar bergaul ataupun ramah pada orang yang baru kenal.
Singkat cerita, waktu reuni kurang dua bulan. Saatnya bagi suami mulai menyusuri rumah guru-guru kami. Sengaja kami menghubungi guru-guru kami mendekati acara reuni. Karena guru kami pasti udah lanjut usia. Ntar lupa kalo jauh hari kami kabarkan tentang acara reuni.
Bahkan suami malah mengajak saya mengunjungi guru Bahasa Indonesia H-3 hari pertama Ramadhan. Rumah ibu Siti letaknya udah kami ketahui sejak lama. Ketika sering antar jemput anak-anak waktu sekolah di SMP IT PAPB. Rumah ibu Siti sering kami lewati. Nah kebetulan kami melintas saat beliau tengah momong cucu.
Pertama kali bertemu agak kaget. Karena wajahnya terlihat lebih muda. Kalo dibandingkan wajah dari beberapa teman-teman kami, bisa lah dianggap ibu Siti terlihat tak menua.
Sore yang seru saat saya dan suami silaturahmi ke rumah bu Siti. Dan saat suami bercerita kalo kami adalah pasangan suami istri. Ganti Ibu Siti yang kaget. Namun juga bahagia atas jodoh dari Allah yang mempertemukan kami, teman SMP ini.
"Asik ya, tiap hari reuni terus," goda Bu Siti tertawa kecil
"Memang itu niatnya dulu, Bu," suami tanggap banget menjawab godaan guru kami.
Perbincangan sore dengan ditemani minuman sirup dan snack makin hangat. Setelah puluhan tahun tak bersua, kami bertiga merayakan reuni kecil.
Dari Ibu Siti pula, kami mendapat nomer handphone beberapa guru yang masih sehat dan diperkirakan bisa hadir. Suami langsung menghubungi satu persatu. Meminta alamat dan kesediaan guru-guru tersebut kapan kami bisa silaturahmi.
Tanpa banyak menunda waktu, suami menjadwalkan kunjungan ke rumah guru-guru yang sudah bisa dihubungi lewat hape. Saya kali ini nggak menyertainya. Namun suami mengabarkan hasil temuannya begitu tiba di rumah guru-guru kami.
Ahh, saya membayangkan suami pasti bercerita gimana kami bisa bertemu lagi setelah beberapa tahun terpisah usai pesta kelulusan. Suami senang banget menuturkan kisah pertemuan kembali dengan saya. Ada rentetan kejadian sebelum akhirnya suami dolan ke rumah saya waktu itu. Suami selalu bercerita dengan gaya khasnya diselingi banyolan. Biasanya teman-teman saya meminta konfirmasi kebenaran cerita suami, hahahaa.
Ketika hari H Reuni SMP Negeri 10 Semarang yang bertempat di Noormans Hotel Semarang, saya semangat banget. Saya udah membayangkan bakal bertemu dengan teman-teman yang lama terpisah. Asiknya lagi, kami bisa foto di depan spanduk dengan setting foto sebelum dan terkini yang bakal datang acara reuni. Dan ini foto saya, hahahaha.
Bonusnya adalah saya bertemu lagi dengan beberapa guru yang dulu begitu banyak berbagi ilmunya. Guru-guru yang dulu seakan terlihat lebih tua dari kami. Namun ketika bertemu dalam reuni, usia kami seakan tak berjarak banyak.
Mana guru mana murid? |
Bahagianya bisa bertemu kembali dengan guru yang banyak berjasa, tanpa pamrih, tanpa ingin balas budi. Guru yang pernah menjadi tempat curhat saat gundah di hati. Guru yang selalu siap memberikan jawaban ketika ada yang bingung dengan isi materi di buku.
Saya sendiri merasa euforia dan pengen banget bercerita pada ibu Siti, profesi yang sekarang dengan bangga saya tekuni. Bahwa berkat beliau, saya senang merangkai kata. Karena saya suka dengan pelajaran yang diberikan beliau, saya bisa meraih impian menjadi penulis.
Namun saya tak mampu menyuarkan isi hati ini. Saya terlampau senang bisa berbincang lagi bersamanya, menjawab satu persatu nama teman yang datang menyalaminya. Karena banyak yang sudah berubah dengan penampilan lebih dewasa.
Sayang foto saya dengan Ibu Siti hasilnya blur |
Reuni bersama guru SMP yang ikut hadir seperti memberi warna baru dalam hidup saya. Seakan ada benang merah yang telah mengikat kami. Menjadi jembatan yang selalu ada dan menyemangati saya tentang arti seorang guru. Bahkan ketika beberapa dari guru kami telah berpulang mendahului yang lainnya. Semoga amal jasa guru-guru kami menjadi pahala dan pemberat amal kebaikan kelak di akhirat, aamiin.
Artikel ini saya tulis karena permintaan teman yang menang dalam #ArisanBlogGandjelRel. Pemenangnya adalah Relita Aprisa atau akrab saya panggil Icha. Nama blog nya adalah Realita Relita. Saya suka baca tagline blognya "menulis: caraku berekspresi, belajar, berkembang dan berkarya untuk kemanusiaan dan keabadian".
Dan pemenang berikutnya adalah Yuli Arinta, momblogger yang juga ibu dari empat anak. Dengan putri kembar cantik Shafa dan Marwa yang bikin gemes saat diajak kopdar bareng Gandjel Rel. Blog Yuli Arinta memiliki tagline "Kisah yang penuh warna itu bernama Dunia Ibu. Saya seorang ibu, seorang sahabat, penyuka keindahan, dan penikmat kebahagiaan"
Kalo kalian punya pengalaman yang seru, haru, konyol, bersama guru, sharing yuk di kolom komentar. Sementara cerita tentang Reuni Bersama Guru ini semoga menjadi pengingat sahabat. Bahwa suatu masa dulu, ada seorang guru yang telah mengubah kalian menjadi seperti yang sekarang ini. Wassalamualaikum.
Saya kadang bingung bu, saya ini tambah gede...tapi kayaknya guru SD ataupun SMP kenapa seperti ga menua ya. Ya begitu2 saja wajahnya. MasyaAllah.....semoga diberi kesehatan, panjang umur, dan yang penting, barakah :)
BalasHapusWah senangnya mba bisa reunian sama sahabat dan guru smp lagi..sy belum pernah ni pasca lulus smp :(. Btw mb wati sama suami spt kisah galih dan ratna wkwkwk eh tapi sma ding kalau mereka haha, soo sweet dah mba :)
BalasHapus