Assalamualaikum. Bisnis Pengadaan Oleh-Oleh dan Perlengkapan Haji Serta Umroh. Dulu waktu resign, saya udah punya bayangan, pengen memulai usaha sendiri di rumah. Cuma waktu itu saya masih belum yakin, jenis usaha apa yang bisa dilakukan di rumah. Banyak sih maunya, ada beberapa gambaran usaha. Namun ternyata hingga sekarang tak ada satu pun yang terwujud.
Terbiasa memiliki pemasukan materi tiap bulan, bikin saya enggak mau nganggur di rumah. Anak-anak juga udah besar, ketemunya sore atau malam sepulang dari sekolah dan kampus. Jadi saya memang banyak nganggurnya sepanjang pagi hingga sore hari. Namun saya bersyukur memiliki kegiatan nulis yang bisa menghasilkan uang.
Meski begitu saya masih ingin memiliki usaha di luar penghasilan duit dari nulis. Usaha yang bisa dilakukan di rumah dan kelak menjadi sumber penghasilan. Terlebih lagi perempuan mesti berdaya secara ekonomi, meski ada suami yang telah memenuhi kebutuhan keluarga seratus persen.
Meski begitu saya masih ingin memiliki usaha di luar penghasilan duit dari nulis. Usaha yang bisa dilakukan di rumah dan kelak menjadi sumber penghasilan. Terlebih lagi perempuan mesti berdaya secara ekonomi, meski ada suami yang telah memenuhi kebutuhan keluarga seratus persen.
Namanya juga sedia payung sebelum hujan. Kita nggak pernah tahu, masa depan seperti apa yang akan terjadi. Bisa karena suami tak bisa lagi mencukupi nafkah untuk keluarga. Atau bahkan suami meninggal dunia. Karena takdir Allah tak bisa dielakkan. Jadi perempuan mesti menyiapkan diri dengan memberdayakan diri.
Dulu, suami pernah mengusulkan agar saya mengelola tempat makan. Saya memang senang mengolah masakan. Pernah juga jualan lunpia dan pisang karamel dengan menitipkan di beberapa warung di sepanjang alteri dan toko di jalan Dr. Cipto.
Sayangnya, karena masih bekerja dan anak-anak masih balita, saya kerepotan menyiapkan snack sebelum jam 6 pagi. Karena saya biasanya menitipkan snack di toko dan warung saat akan ke tempat kerja. Ongkos kirim bisa diirit, hemat waktu pula. Saat itu saya juga membuat Galantin dan menitipkannya di beberapa warung di Pasar Pedurungan kidul.
Sebenarnya lumayan banget pendapatan dari usaha sampingan ini. Setiap hari saya memegang uang yang lumayan. Nggak pernah ada kalimat, tanggal tua nggak punya duit, hahhaaa.
Karena alasan repot juga, usaha sampingan ini terhenti.
Suatu ketika pada tahun 2014, terpikirkan satu niat usaha. Nggak sengaja ngobrol dengan ibu mertua. Saat itu saya, ibu mertua, dan suami dalam perjalanan menuju ke Solo. Ibu mertua akan berkunjung ke rumah kakaknya yang tinggal di Boyolali. Sementara saya dan suami akan mengurus pekerjaan di Solo. Pulangnya kami akan mampir ke pasar Klewer untuk belanja sajadah.
"Udah tahu tempat jualan sajadah itu, Nduk?"
Panggilan sayang itu selalu terucap dari mulut Ibu mertua untuk saya.
"Sampun, Bu,"
"Kalo dapat murah kan lumayan ya. Siapa tahu nanti sepulang dari haji, tahun depannya giliran kamu belanja untuk dijual lagi,"
Ucapan Ibu mertua ini bikin saya dan suami tertawa.
"Jangan tertawa, siapa tahu itu rejeki kalian, terutama Wati,"
Saya langsung mengaminkan doa tulus Ibu.
Bertahun setelah itu, Ibu mertua sering mengingatkan kenangan itu. Namun suami memang tidak pernah memaksakan agar saya segera usaha berjualan sajadah dan perlengkapan haji atau umroh.
"Terserah Wati aja, Bu. Dia lagi senang nuli, biar aja dia mengerjakan kegiatan yang sesuai hobinya,"
Ahhh, ucapan paksuami ini bikin hati saya hangat oleh cinta dan kasih sayang.
"Nanti akan ada waktunya, kalo memang Wati bisa, pasti ada waktu terbaik,"
Saya terdiam. Benarkah akan ada waktu terbaik untuk saya memulai usaha?
Setiap kali usai shalat memang saya sering menyisipkan doa, ingin bisa berdaya secara ekonomi. Ingin bisa bekerja dari rumah, ingin punya usaha yang bisa saya kelola dari rumah. Namun saya masih belum punya tekad kuat untuk memulai usaha.
Rencana Usaha Agar Tetap Berdaya di Masa Depan
Sekarang ini nyaris tiap bulan ada teman atau kerabat yang berangkat umroh. Banyak juga dari mereka yang bertanya pada saya, di mana belanja oleh-oleh untuk dibagikan pada tamu sepulang dari umroh.
Masuk akal sih kalo mereka bertanya pada saya. Karena saat berangkat haji tahun 2014, hampir 80% oleh-oleh yang saya bagi untuk tamu, saya belanja sendiri. Sisanya belanja di toko yang menyediakan perlengkapan haji dan umroh. Sisanya lagi, saya belanja waktu masih di Makkah.
Bagian terbesar oleh-oleh haji, adalah sajadah dan kerudung. Sajadah saya dapatkan dari pasar Klewer (waktu itu belum terbakar). Sementara kerudung sebagian besar saya peroleh dengan memesan langsung pada produsennya yang tinggal di daerah Pecangaan, Jepara. Jatuhnya jadi lebih murah.
Alasan saya ingin memulai usaha pengadaan oleh-oleh dan perlengkapan haji dan umroh adalah karena udah pengalaman mengusahakannya sendiri. Namun tetap saja yang namanya memulai usaha, harus ada perencanaan matang. Agar nantinya usaha ini berjalan lancar dan tetap berusia panjang alias enggak bangkrut.
Berikut perencanaan yang saya susun bila ingin memulai usaha :
1. MODAL
Modal tentunya bukan hanya duit. Namun modal di sini menurut saya adalah, kekuatan tekad, yakin, bahwa usaha ini akan saya perjuangkan dengan bersungguh-sungguh. Modal berikutnya adalah tenaga kerja. Saya nggak ingin bekerja sendirian. Saya harus memiliki asisten atau pegawai yang bisa membantu pekerjaan di toko. Seperti melayani pembeli saat saya tidak di rumah. Juga pekerjaan lain sehubungan dengan penjualan barang, menyortir, dan lainnya.
Modal berikutnya adalah kekuatan silaturahmi. Karena dengan banyak silaturahmi, saya akan memiliki jaringan pertemanan untuk menebar jala. Artinya, saya menginginkan promosi dari mulut ke mulut tentang usaha yang saya miliki.
2. PROMOSI
Sebagai pengusaha saya akan mengutamakan promosi secara aktif dan efektif. Sekarang ini karena era digital, tentu saja saya akan menggunakan sosial media sebagai sarana promosi.
Namun saya juga harus aktif berjualan di kegiatan pengajian, manasik, atau pameran yang diadakan di kota Semarang. Tentunya ini diniatkan untuk mengenalkan produk dagangan saya.
3. Barang Berkualitas
Kerena tidak ingin mengecewakan konsumen, saya akan menjaga produk dan hanya berjualan barang berkwalitas. Usaha pengadaan oleh-oleh dan perlengkapan haji dan umroh merupakan usaha jual beli sekaligus jasa. Karena menurut saya, usaha ini membantu para jemaah haji dan umroh yang awam urusan perlengkapan untuk ibadan. Tidak semua orang yang akan berangkat haji dan umroh, memahami kebutuhan yang wajib diadakan saat menunaikan ibadah.
4. Toko Offline
Karena usaha ini sifatnya ibadah, tentu saja saya ingin rumah saya sebagai tempat produk dipajang. Di samping masih menunggu modal terkumpul, saya sudah mereka-reka bentuk toko sederhana untuk usaha saya.
5. Memiliki Catatan Keuangan
Namanya juga usaha, tentunya harus ada pencatatan keuangan yang rapi dan tertib. Karena usaha saya adalah pengadaan barang, tentu harus ada buku pembantu, yaitu kartu atau buku persediaan.
Saya yakin nggak bakal kesulitan mengerjakan catatan keuangan dan yang lainnya. Karena saya udah berpengalaman menjadi chief account di sebuah perusahaan distribusi barang import. Paling enggak saya udah tahu arus barang masuk dan keluar, arus uang, serta buku pembantu lainnya.
6. Mengenal Sumber Barang Dagangan
Saya harus banyak mencari informasi seputar tempat untuk belanja barang dagangan. Meski beberapa kali udah belanja barang untuk keperluan oleh-oleh haji saat butuh untuk diri sendiri. Namun saya juga belum memegang 100% tempat belanja perlengkapan haji dan umroh.
7. Aktif Mengikuti Seminar Bisnis
Sebagai pengusaha kecil yang masih pemula, saya harus banyak belajar dengan mengikuti kelas bisnis. Tentunya untuk mendengar sharing para pakar pengusaha yang sudah berhasil. Pengalaman orang lain merupakan asset untuk menambah modal kita bila ingin memulai usaha.
8. Niatkan Sebagi Ibadah
Saya ingin usaha ini merupakan ibadah, buka sekedar komersil. Artinya, ketika ada konsumen yang ingin membeli oleh-oleh maupun perlengkapan haji dan umroh, saya 100% akan membantu.
Seperti bila mereka adalah orang yang sudah tua dan tidak ada yang membantu packing. Saya akan membimbing atau mungkin mengerjakannya langsung, packing barang-barang bawaan untuk berangkat haji dan umroh. Tahu sendiri kan, kalo berangkat haji sepertinya semua benda bakal masuk tas. Makanan, pakaian, bahkan pisau, sabun mandi, semua harus masuk tas. Kalo nggak bisa packing dengan benar, bahaya tuh. Bisa berantakan dan tidak efisien.
Saya ingin membantu packing ini dengan alasan, tidak semua jemaah mampu mengerjakannya sendiri. Dari pengalaman saya dulu tergabung dalam satu rombongan haji. Ada yang kagum cara saya packing bawaan dalam koper besar dan tas tenteng. Mereka melihat packing pakaian dan perlengkapan dalam kedua tas saya terlihat rapi dan efisien. Bahkan waktu menjelang kepulangan ke tanah air, beberapa minta diajari dan dibantu cara packing seperti milik saya.
Karena niatnya ibadah, bantuan packing ini tidak akan saya kenakan tarif. Bisa membantu mereka packing, tentunya merupakan kebahagiaan kecil bagi saya.
9. Jalani Usaha Sebagai Kesenangan
Usaha yang saya jalankan kelak, harus menjadi kesenangan dan sumber kebahagiaan. Bukan malah membebani. Tentunya semua kegiatan harus saya jalani dengan hati ringan dan riang. Apabila bekerja dengan hati senang, tentunya akan menjadi modal tersendiri. Tubuh saya tetap akan sejahtera, karena rasa senang. Bukannya menjadi sakit karena stres mikirin usaha.
10. Istiqomah
Nah, saya sangat berharap bila sudah memulai usaha bisa menjalankannya dengan istiqomah. Enggak hangat hangat tahi ayam. Seperti usaha jualan makanan yang terdahulu.
Bagaimana bisa istiqomah? Tentunya saya mesti benar-benar berjuang membesarkan usaha saya dengan ikhtiar dan berdoa. Saya yakin kalo ini benar-benar dijalankan, usaha saya bakal berlangsung lancar.
Kesepuluh rencana ini sepertinya mudah ya kalo dituliskan. Namun saya yakin, pelaksanaannya butuh effort luar biasa. Sementara ini saya baru bisa mengumpulkan info seputar tempat saya bisa belanja barang-barang bagus dengan harga kompetitif. Semua saya survey demi mendapatkan barang-barang berkualitas. Meski saya baru bisa survey di kota-kota yang terdekat dengan Semarang.
Semoga saya bisa memiliki usaha impian yang diniatkan juga untuk ibadah ini. Dan saya sepantasnya harus berterima kasih kepada dua teman saya, member blogger Gandjel Rel. Mereka adalah pemenang #ArisanBlogGandjelRel periode ke 9. Mereka sudah mencanangkan tema yang bikin saya menuliskan impian bisnis ini. Tema Arisan periode 9 adalah Bisnis Rumahan Impianmu. Siapa sih mereka ini?
Yang pertama yaitu Wahyu Widyaningrum yang tinggal di daerah Sumowono. Blognya www.awanhero.com tergolong rajin update dan berisi seputar tips, tentang menulis, kisah inspirasi, resep, dan catatan keseharian. Mba Widya ini juga penulis skenario untuk tayangan TV nasional.
Dan seorang lagi adalah Bunsal, yang nama aslinya adalah mba Nanik. Pemilik blog www.muslifaaseani.com ini sering bikin saya ngiler dengan kisah penjelajahannya di kawasan Lombok. Foto-foto di sosial media miliknya pun sumpah bikin saya nyaris nangis saking pengennya bisa dolan ke Lombok. Semoga saya bisa berkunjung ke Lombok dan foto bareng beliau yang suka jahil ini, aamiin.
Lega juga sudah menuliskan Bisnis Pengadaan Oleh-Oleh dan Perlengkapan Haji Serta Umroh. Meski baru sebatas impian, semoga Allah alla Waj'ala mewujudkan dalam bentuk nyata, aamiin. Kalo kalian masih bernasib seperti saya (baru sebatas impian), pengen bisnis apa? Sharing yuk, teman. Wassalamualaikum.
Suatu ketika pada tahun 2014, terpikirkan satu niat usaha. Nggak sengaja ngobrol dengan ibu mertua. Saat itu saya, ibu mertua, dan suami dalam perjalanan menuju ke Solo. Ibu mertua akan berkunjung ke rumah kakaknya yang tinggal di Boyolali. Sementara saya dan suami akan mengurus pekerjaan di Solo. Pulangnya kami akan mampir ke pasar Klewer untuk belanja sajadah.
"Udah tahu tempat jualan sajadah itu, Nduk?"
Panggilan sayang itu selalu terucap dari mulut Ibu mertua untuk saya.
"Sampun, Bu,"
"Kalo dapat murah kan lumayan ya. Siapa tahu nanti sepulang dari haji, tahun depannya giliran kamu belanja untuk dijual lagi,"
Ucapan Ibu mertua ini bikin saya dan suami tertawa.
"Jangan tertawa, siapa tahu itu rejeki kalian, terutama Wati,"
Saya langsung mengaminkan doa tulus Ibu.
Bertahun setelah itu, Ibu mertua sering mengingatkan kenangan itu. Namun suami memang tidak pernah memaksakan agar saya segera usaha berjualan sajadah dan perlengkapan haji atau umroh.
"Terserah Wati aja, Bu. Dia lagi senang nuli, biar aja dia mengerjakan kegiatan yang sesuai hobinya,"
Ahhh, ucapan paksuami ini bikin hati saya hangat oleh cinta dan kasih sayang.
"Nanti akan ada waktunya, kalo memang Wati bisa, pasti ada waktu terbaik,"
Saya terdiam. Benarkah akan ada waktu terbaik untuk saya memulai usaha?
Setiap kali usai shalat memang saya sering menyisipkan doa, ingin bisa berdaya secara ekonomi. Ingin bisa bekerja dari rumah, ingin punya usaha yang bisa saya kelola dari rumah. Namun saya masih belum punya tekad kuat untuk memulai usaha.
Rencana Usaha Agar Tetap Berdaya di Masa Depan
Sekarang ini nyaris tiap bulan ada teman atau kerabat yang berangkat umroh. Banyak juga dari mereka yang bertanya pada saya, di mana belanja oleh-oleh untuk dibagikan pada tamu sepulang dari umroh.
Masuk akal sih kalo mereka bertanya pada saya. Karena saat berangkat haji tahun 2014, hampir 80% oleh-oleh yang saya bagi untuk tamu, saya belanja sendiri. Sisanya belanja di toko yang menyediakan perlengkapan haji dan umroh. Sisanya lagi, saya belanja waktu masih di Makkah.
Bagian terbesar oleh-oleh haji, adalah sajadah dan kerudung. Sajadah saya dapatkan dari pasar Klewer (waktu itu belum terbakar). Sementara kerudung sebagian besar saya peroleh dengan memesan langsung pada produsennya yang tinggal di daerah Pecangaan, Jepara. Jatuhnya jadi lebih murah.
Alasan saya ingin memulai usaha pengadaan oleh-oleh dan perlengkapan haji dan umroh adalah karena udah pengalaman mengusahakannya sendiri. Namun tetap saja yang namanya memulai usaha, harus ada perencanaan matang. Agar nantinya usaha ini berjalan lancar dan tetap berusia panjang alias enggak bangkrut.
Photo by Perlengkapan haji kediri |
Berikut perencanaan yang saya susun bila ingin memulai usaha :
1. MODAL
Modal tentunya bukan hanya duit. Namun modal di sini menurut saya adalah, kekuatan tekad, yakin, bahwa usaha ini akan saya perjuangkan dengan bersungguh-sungguh. Modal berikutnya adalah tenaga kerja. Saya nggak ingin bekerja sendirian. Saya harus memiliki asisten atau pegawai yang bisa membantu pekerjaan di toko. Seperti melayani pembeli saat saya tidak di rumah. Juga pekerjaan lain sehubungan dengan penjualan barang, menyortir, dan lainnya.
Modal berikutnya adalah kekuatan silaturahmi. Karena dengan banyak silaturahmi, saya akan memiliki jaringan pertemanan untuk menebar jala. Artinya, saya menginginkan promosi dari mulut ke mulut tentang usaha yang saya miliki.
2. PROMOSI
Sebagai pengusaha saya akan mengutamakan promosi secara aktif dan efektif. Sekarang ini karena era digital, tentu saja saya akan menggunakan sosial media sebagai sarana promosi.
Namun saya juga harus aktif berjualan di kegiatan pengajian, manasik, atau pameran yang diadakan di kota Semarang. Tentunya ini diniatkan untuk mengenalkan produk dagangan saya.
3. Barang Berkualitas
Kerena tidak ingin mengecewakan konsumen, saya akan menjaga produk dan hanya berjualan barang berkwalitas. Usaha pengadaan oleh-oleh dan perlengkapan haji dan umroh merupakan usaha jual beli sekaligus jasa. Karena menurut saya, usaha ini membantu para jemaah haji dan umroh yang awam urusan perlengkapan untuk ibadan. Tidak semua orang yang akan berangkat haji dan umroh, memahami kebutuhan yang wajib diadakan saat menunaikan ibadah.
4. Toko Offline
Karena usaha ini sifatnya ibadah, tentu saja saya ingin rumah saya sebagai tempat produk dipajang. Di samping masih menunggu modal terkumpul, saya sudah mereka-reka bentuk toko sederhana untuk usaha saya.
5. Memiliki Catatan Keuangan
Namanya juga usaha, tentunya harus ada pencatatan keuangan yang rapi dan tertib. Karena usaha saya adalah pengadaan barang, tentu harus ada buku pembantu, yaitu kartu atau buku persediaan.
Saya yakin nggak bakal kesulitan mengerjakan catatan keuangan dan yang lainnya. Karena saya udah berpengalaman menjadi chief account di sebuah perusahaan distribusi barang import. Paling enggak saya udah tahu arus barang masuk dan keluar, arus uang, serta buku pembantu lainnya.
6. Mengenal Sumber Barang Dagangan
Saya harus banyak mencari informasi seputar tempat untuk belanja barang dagangan. Meski beberapa kali udah belanja barang untuk keperluan oleh-oleh haji saat butuh untuk diri sendiri. Namun saya juga belum memegang 100% tempat belanja perlengkapan haji dan umroh.
7. Aktif Mengikuti Seminar Bisnis
Sebagai pengusaha kecil yang masih pemula, saya harus banyak belajar dengan mengikuti kelas bisnis. Tentunya untuk mendengar sharing para pakar pengusaha yang sudah berhasil. Pengalaman orang lain merupakan asset untuk menambah modal kita bila ingin memulai usaha.
8. Niatkan Sebagi Ibadah
Saya ingin usaha ini merupakan ibadah, buka sekedar komersil. Artinya, ketika ada konsumen yang ingin membeli oleh-oleh maupun perlengkapan haji dan umroh, saya 100% akan membantu.
Seperti bila mereka adalah orang yang sudah tua dan tidak ada yang membantu packing. Saya akan membimbing atau mungkin mengerjakannya langsung, packing barang-barang bawaan untuk berangkat haji dan umroh. Tahu sendiri kan, kalo berangkat haji sepertinya semua benda bakal masuk tas. Makanan, pakaian, bahkan pisau, sabun mandi, semua harus masuk tas. Kalo nggak bisa packing dengan benar, bahaya tuh. Bisa berantakan dan tidak efisien.
Saya ingin membantu packing ini dengan alasan, tidak semua jemaah mampu mengerjakannya sendiri. Dari pengalaman saya dulu tergabung dalam satu rombongan haji. Ada yang kagum cara saya packing bawaan dalam koper besar dan tas tenteng. Mereka melihat packing pakaian dan perlengkapan dalam kedua tas saya terlihat rapi dan efisien. Bahkan waktu menjelang kepulangan ke tanah air, beberapa minta diajari dan dibantu cara packing seperti milik saya.
Karena niatnya ibadah, bantuan packing ini tidak akan saya kenakan tarif. Bisa membantu mereka packing, tentunya merupakan kebahagiaan kecil bagi saya.
9. Jalani Usaha Sebagai Kesenangan
Usaha yang saya jalankan kelak, harus menjadi kesenangan dan sumber kebahagiaan. Bukan malah membebani. Tentunya semua kegiatan harus saya jalani dengan hati ringan dan riang. Apabila bekerja dengan hati senang, tentunya akan menjadi modal tersendiri. Tubuh saya tetap akan sejahtera, karena rasa senang. Bukannya menjadi sakit karena stres mikirin usaha.
10. Istiqomah
Nah, saya sangat berharap bila sudah memulai usaha bisa menjalankannya dengan istiqomah. Enggak hangat hangat tahi ayam. Seperti usaha jualan makanan yang terdahulu.
Bagaimana bisa istiqomah? Tentunya saya mesti benar-benar berjuang membesarkan usaha saya dengan ikhtiar dan berdoa. Saya yakin kalo ini benar-benar dijalankan, usaha saya bakal berlangsung lancar.
Kesepuluh rencana ini sepertinya mudah ya kalo dituliskan. Namun saya yakin, pelaksanaannya butuh effort luar biasa. Sementara ini saya baru bisa mengumpulkan info seputar tempat saya bisa belanja barang-barang bagus dengan harga kompetitif. Semua saya survey demi mendapatkan barang-barang berkualitas. Meski saya baru bisa survey di kota-kota yang terdekat dengan Semarang.
Semoga saya bisa memiliki usaha impian yang diniatkan juga untuk ibadah ini. Dan saya sepantasnya harus berterima kasih kepada dua teman saya, member blogger Gandjel Rel. Mereka adalah pemenang #ArisanBlogGandjelRel periode ke 9. Mereka sudah mencanangkan tema yang bikin saya menuliskan impian bisnis ini. Tema Arisan periode 9 adalah Bisnis Rumahan Impianmu. Siapa sih mereka ini?
Yang pertama yaitu Wahyu Widyaningrum yang tinggal di daerah Sumowono. Blognya www.awanhero.com tergolong rajin update dan berisi seputar tips, tentang menulis, kisah inspirasi, resep, dan catatan keseharian. Mba Widya ini juga penulis skenario untuk tayangan TV nasional.
Dan seorang lagi adalah Bunsal, yang nama aslinya adalah mba Nanik. Pemilik blog www.muslifaaseani.com ini sering bikin saya ngiler dengan kisah penjelajahannya di kawasan Lombok. Foto-foto di sosial media miliknya pun sumpah bikin saya nyaris nangis saking pengennya bisa dolan ke Lombok. Semoga saya bisa berkunjung ke Lombok dan foto bareng beliau yang suka jahil ini, aamiin.
Lega juga sudah menuliskan Bisnis Pengadaan Oleh-Oleh dan Perlengkapan Haji Serta Umroh. Meski baru sebatas impian, semoga Allah alla Waj'ala mewujudkan dalam bentuk nyata, aamiin. Kalo kalian masih bernasib seperti saya (baru sebatas impian), pengen bisnis apa? Sharing yuk, teman. Wassalamualaikum.
Mbak saya ingin cb buka oleh2 n perlengkapan haji. Tp saya blm dapat produsen atau agennya. Rencana ingin buka di rumah di daerah jogja. Ada info mbak dmn untuk pengadaan barang. Btw mau dong cara menata koper tuk haji. 🤲🤲🤲
BalasHapus