Assalamualaikum. Review Film IQRO : Petualangan Meraih Bintang Yang Tak Mudah. Di tengah maraknya film nasional yang ditujukan bagi penonton dewasa, film IQRO hadir untuk anak-anak. Pertama kali mengetahui film IQRO hanya tayang secara ekslusiv bagi komunitas HSMN di Semarang, saya langsung daftar.
Mengapa di Semarang tidak tayang bagi masyarakat umum?
Terus terang saya nggak tahu. Namun saat hari nobar, saya melihat film tersebut sudah tayang untuk umum. Jadi bagi kalian yang kemarin nggak sempat nobar bareng komunitas HSMN, yuk nobar sendiri sekeluarga. Dan sebelum nobar, boleh deh baca review ala saya.
Film IQRO-Petualangan Meraih Bintang ini merupakan karya Masjid Salman ITB dan Salman Film Academy. Film ini juga satu-satunya film anak yang release awal tahun 2017. Kayaknya udah lama juga film anak-anak nggak hadir di tengah keluarga Indonesia.
Jadi boleh juga nih ide menghadirkan film IQRO yang berhasil menjadi hiburan bagi keluarga di Indonesia.
Tahunya berhasil dari mana?
Ya, lihat aja nobar hari Selasa minggu lalu, dua studio full penonton yang udah booking tiket via komunitas HSMN. Ruang studio 4 dan 5 pun full anak-anak. Rame dan bikin suasana beda. Saya sih nonton berdua bareng Mara yang duduk satu deretan. Juga teman blogger lain, seperti Arina, mba Dian Nafi, Marita with her baby, bumil Nungma, dan siapa lagi ya. Hihii, lupa.
Ini yang sempat foto bareng kemarin.
Oh iya, saya dan Mara sempat beli jajanan dulu. Perut kami sama-sama lapar karena belum sempat maksi. Lumayan lah, beli snack dan minuman seharga 20K IDR bisa menidurkan cacing di perut.
___________________
SINOPSIS Film IQRO :
Aqila (9 tahun) adalah anak yang sangat gandrung pada sains namun kurang punya minat belajar Al Qur’an. Aqila memiliki seorang kakek yang berprofesi sebagai astronom dan tinggal di Pusat Peneropongan Bintang Boscha.
Aqila bermaksud membuat tugas sekolahnya yang berhubungan dengan astronomi, Kakeknya memberi izin pada Aqila untuk menggunakan teropong bintang di Boscha untuk menyelesaikan tugasnya, namun dengan satu syarat: Aqila harus bisa membaca Al Qur’an. Aqila menyanggupinya.
Saat di rumah kakeknya Aqila bertemu Ros, anak dari seorang pembantu di sana. Ros mengajaknya bermain di sebuah masjid. Di masjid inilah Aqila belajar membaca Al Qur’an dengan metode Iqro, yang fun, berirama dan dibawakan secara ringan
Pengalaman Aqila belajar Al Qur’an dan teladan dari kakeknya Inilah yang menggugah mata hatinya, tentang kebesaran Allah SWT yang menciptakan alam semesta
________________________
Film IQRO menceritakan tentang seorang gadis kecil Aqila (Aisha Nurra Datau), yang tertarik dengan ilmu pengetahuan alam. Khususnya tentang alam semesta, terutama benda-benda langit. Hari terakhirnya di kelas sebelum liburan, Aqila berdebat dengan salah satu temannya. Aqila ingin membuktikan bahwa Pluto bukan lagi planet.
Kebetulan Oma (Neno Warisman) ingin Aqila tinggal di rumahnya di Lembang selama liburan. Aqila yang ingin membuktikan langsung bahwa Pluto bukan lah planet, tentu saja girang. Ia akan meminta bantuan sang Opa (Cok Simbara) agar mengijinkannya menggunakan teropong besar di Boscha. Kebetulan Opa adalah kepala observator di Bocha. Aqila sudah membayangkan penelitiannya akan berhasil.
Tentu saja keinginan tak selamanya bisa diwujudkan dengan mudah. Film ini mengajarkan pada orang tua, agar jangan memberi kemudahan pada anak-anak. Untuk meraih sesuatu, seorang anak mesti berjuang terlebih dulu.
Seperti Aqila yang ternyata belum lancar mengaji. Opa mengijinkannya ikut ke Boscha dan menggunakan teropong besar. Dengan syarat, ia mesti bisa mengaji. Syarat yang sempat membuat Aqila ngambek. Dan mempertanyakan hubungan mengaji dengan meneropong Pluto.
Pertanyaan kritis Aqila ini terjadi pada banyak anak-anak kita. Ketika keinginannya dicegah, pasti kita akan menuai protes dari mereka. Mempertanyakan, meminta penjelasan, dan berbagai dalih agar kita memenuhi keinginan mereka.
Asal kita bisa mengajak diskusi anak, mengenalkan semua kehidupan di dunia ini hanya berdasarkan pada Al Quran. Seperti tata surya yang sudah ada dalam kitab suci. Film ini memang mengajarkan agar anak sejak dini belaja mengaji. Agar mereka juga mengenal dan menghargai teman. Tidak sombong karena merasa diri lebih baik. Memandang remeh teman yang jahil dan nakal, padahal lebih pintar mengaji.
Ya, dalam salah satu sesi, Aqila malah main game. Semenara teman-temannya sibuk mengaji.
Film ini dihiasi konflik tentang penutupan observatorium Boscha. Alasannya adalah Boscha sudah tak produktif membuat laporan dan penelitian. Tentu saja hal itu terjadi. Karena Boscha mulai kalah dengan tingginya polusi cahaya yang ada di sekitarnya.
Belum lagi adanya pembangunan hotel yang berdekatan dengan Boscha. Kelak cahaya dari gedung hotel itu pasti akan meredupkan Boscha. Mereka tak lagi bisa meneropong bintang karena kalah oleh tingginya cahaya yang membias ke langit.
Banyak artis yang ikut meramaikan cerita dalam film IQRO. Ada Meriam Bellina yang memerankan ibu si Codet. Orang suruhan dari hotel yang sedang dibangun, dan warga asli desa tersebut. Codet adalah orang tua Raihan yang pintar mengaji. Laki-laki yang membesarkan anaknya sendiri karena istrinya meninggalkannya. Laki-laki yang galau karena tak tahan melihat kesedihan Opa, gara-gara kejahatannya. Hingga ban mobil Opa bocor parah.
Sebagai orang tua, saya setuju bahwa film IQRO sangat cocok jadi hiburan dan tontonan anak-anak. Film yang riang, unik, menghibur, dan terbukti selama film tayang, anak-anak asik menyaksikannya. Saya juga melihat, beberapa anak yang masih saja menceritakan film itu hingga keluar bioskop. Mereka senang bisa memiliki pengetahuan baru tentan tata surya.
Namun film ini kurang kuat konfliknya. Agak lambat, hingga saya sempat mengantuk. Namun so far, film ini bagus karena memiliki pesan yang mendalam. Film yang memiliki banyak pesan moral, religi, dan mendidik.
Jadi, kalo kalian ingin mengajak anak-anak nonton film IQRO-Petualangan Meraih Bintang, buruan deh. Minggu ini masih tayang di bioskop. Dan saya pun pulang dengan bahagia. Karena tahu bahwa insan film Indonesia masih aware dengan anak-anak yang butuh film bagus. Film yang tak ada kekerasan. Film yang sarat makna dan menghibur tanpa melecehkan anak. Yuk nobar ya. Wassalamualaikum.
Menarik reviewnya, jadi inget Petualangan Sherina hehe
BalasHapusMirip sih, tapi masih kalah sama Sherina, hihii
HapusBagus filmnya buat anak-anak, setauku di bioskop Bandung boleh tayang, di Semarang sempet tak boleh, tapi minggu ini udah boleh ditonton umum di bioskop Semarang juga
BalasHapusIya Vit, bisa nonton sendiri, udah tayang untuk umum
HapusKaya nya kamila seneng ni kalau d ajak nonton :) Alhamdulillah yaa mb masih ada pihak yang peduli dengan film anak yang mendidik, semoga kedepannya makin banyak lagi film film yang seperti ini..Aamiin
BalasHapusAyo diajakin nonton mbak, banyak banget penonton anak-anak kemarin
HapusPenasaran sama filnya. Kayanya banyak pelajaran dan cocok untuk anak2. :)
BalasHapusKalo untuk anak-anak sih cocok banget, banyak tuturan tentang agama
HapusPingin banget ngajak anakku nonton film ini Mbak. Wah aku kok mbrebes mili ya bacane..
BalasHapusMenghayati nih bacanya, apalagi kalo nonton filmnya, mba
Hapuspingin nonton...
BalasHapusJadi penasaran sama filmnya aku mba. Kapan2 ajak teman2 siapa tahu ada yg mau. he
BalasHapusceritanya sangat menginspirasi ya mbak...iya untuk meraih sesuatu itu harus penuh perjuangan ya mmbak
BalasHapusAku ngamatin film indonesia sekarang lgi tren yang berbau reliji nih
BalasHapusKayaknya klo pemainnya cilik besokannya pasti bakal diprospek buat main film di tahun2 yang akn datang, takkira yang lg bertopang dagu itu laudya cyntia bella e mb wati hihi
Yg bertopang dagu kan Aqila, Nit... Mosok akyuuu 😁
Hapusada yang tau gak cd original nya beli dimana? atau udah keluar belum?
BalasHapusjadi pengen nonton
BalasHapus