Assalamualaikum. Becik Ketitik Olo Ketoro, Pepatah Yang menguatkan Hati. Pernahkan kalian merasa terpuruk? Memang nggak sampai putus asa dan pengen mengakhiri hidup. Astaghfirullah, jangan sampai terjadi ya. Namun kalian merasa dalam kondisi yang sedang dimusuhi boleh beberapa teman dekat karena fitnah.
Saya pernah mengalami saat menjadi auditor keuangan di tempat kerja. Gara-gara menemukan kejanggalan dan ketidakcocokan dalam pencatatan, kemudian menuliskan laporan, saya mendapat musuh baru.
Anehnya orang yang melakukan korupsi ini tetap baik di depan saya. Namun di belakang punggung, menjelek-jelekkan nama saya. Ada beberapa teman dekat yang termakan hasutannya.
Semula saya nggak tahu kalo ada yang berubah dengan beberapa teman. Saya memang orang yang kadang nggak 'ngeh' kalo ada perubahan sikap orang lain. Apalagi kalo nggak memusuhi terang-terangan. Cuma lama-lama pasti merasa kan kalo ada yang berbeda dengan sikap teman saya?!
Saya mulai mencari tahu ada apa sebenarnya. Karena kalo di depan saya sikap mereka biasa. Namun saya hanya merasa sikap hangat mereka tak lagi sama.
Akhirnya dari teman satu ruangan, terkuak lah penyebab sikap jaga jarak beberapa teman dekat.
Bukan saya yang berbuat salah, tapi saya yang kena getahnya?!
Itu kesimpulan pertama saya. Apa yang harus saya lakukan?
Pertama kali mengetahui hal itu, tentu saja saya terkejut. Aneh kan, kalo saya yang menemuka inkonsistensi pencatatan keuangan, lantas mereka menjauhi saya?
Kebetulan bigbos juga saat itu kurang tegas menyelesaikan masalah. Jadinya malah terkatung-katung. Yang tidak mengetahui duduk masalah, termakan hasutan kalo saya bikin laporan palsu. Padahal sebagai audit, saya bekerja profesional sesuai data yang ada dari kantor cabang Purwokerto. Apalagi saya juga bekerja bersama akuntan publik. Nggak mungkin saya bikin laporan palsu karena ingin menjatuhkan teman sendiri.
Seharusnya hal ini tidak jadi masalah. Namun setiap tiba di tempat kerja, selalu menemukan muka masam dari front office, bikin saya pelan-pelan terpuruk.
Bersyukur saya terbiasa mengembalikan semua permasalahan dunia pada Allah, bikin saya kuat. Dalam setiap doa usai shalat, saya curhat padaNYA. Saya bilang, tunjukkan yang salah adalah salah dan yang benar adalah benar. Saya kuat tetap bekerja meski teman menjadi memusuhi saya. Namun sebagai manusia biasa, saya menginginkan suasana kerja yang harmonis. Saat ini di tempat kerja suasananya sudah tidak nyaman lagi.
"Berikan hamba kekuatan dan kejernihan pikiran, agar mampu menjalani setiap hari aktifitas di tempat kerja. Singkirkan aura negatif yang ada dalam suasana kerja agar hamba bisa bekerja dengan sebaik-baiknya. Bukakan pula pintu hati bapak Gandi (nama samaran), agar mengakui kebenaran yang sudahS terpampang jelas hitam di atas putih"
Itu doa yang setiap usai shalat saya lafalkan. Setiap pagi saya berangkat kerja dengan bekal shalawat dan ayat kursi. Saya berharap kekuatan Allah Swt mampu menambah kepercayaan diri yang sempat terpuruk gara-gara fitnah yang nggak jelas.
Akhirnya mulai ada titik terang. Yaitu ketika saya yang sudah tak kuat lagi menghadapi tekanan dari teman yang korupsi, maju pada bigbos.
"Siapapun yang menjadi auditornya, bahkan meski saya sudah keluar, pasti akan menuliskan laporan yang sama. Karena memang ada ketidakcocokan dalam pencatatan keuangan, stok barang, dan yang lainnya. Kalo memang bapak tidak percaya dengan laporan saya, ya sudah ganti aja dengan yang lain. Namun saya akan mengundurkan diri," ucap saya tegas.
Tentu saja bigbos kaget dengan ucapan saya.
Saya udah malas aja melihat sikap teman yang nggak sedap dipandang. Emang saya salah apa? Bukan saya yang korupsi, justru yang menemuka kejanggalan, masa iya saya yang tidak nyaman kerja?!
Saya juga tak mungkin menunjukkan letak kesalahan teman yang korupsi. Karena keuangan perusahaan itu rahasia, dan hanya bagian akuntan yang boleh mengetahuinya. Mungkin sikap saya ini yang bikin fitnah muncul karena pasokan info yang tak berimbang.
Syukurlah bigbos memahami keresahan saya. Apalagi akuntan publik juga menyerahkan keputusan pada pimpinan kami. Tapi tetap berada di sisi saya, bila saya butuh mereka untuk semua pekerjaan auditor.
Saya memaafkan teman-teman yang telah mencemburui pekerjaan saya menjadi auditor. Tak mudah memang memeriksa teman sendiri. Tapi saya harus profesional karena tanggung jawab pada pimpinan dan Tuhan. Kelak di akhirat saya akan diminta pertanggungjawaban bila tidak melaporkan kebenaran. Saya lebih takut pada Tuhan dibanding teman kerja atau pimpinan. Saya mending resign bila diminta menutupi kejadian yang sebenarnya.
Saya sejak kecil selalu percaya dengan kalimat "Becik Ketitik, Olo Ketoro".
Pepatah Jawa yang sejak kecil sudah ditanamkan oleh simbah putri saya. Kata simbah dulu, kalo memang tidak salah ya jangan takut. Karena sudah hukum alam, yang benar akan terlihat benar dan yang salah pasti juga ketahuan.
Ingatan tentang pepatah Jawa itu bikin saya makin kuat. Betik Ketitik Olo Ketoro, Pepatah Yang Menguatkan Hati saya ini selalu jadi andalan. Alhamdulillah semua masalah di tempat kerja pun terselesaikan dengan hasil yang terbaik. Saya yakin Allah Swt selalu mendengar permohonan hambaNYA yang benar. Doa baik yang akan diijabahNYA. Bagaimana menurut teman-teman, setuju kan pastinya. Terima kasih sudah membaca pengalaman ini, wassalamualaikum.
#10DaysKF #Day7 #10DaysWritingChallenge
pagi bun, makasih ud berbagi pengalamannya. namanya manusia. yang lucunya, kalau oknum itu tidak suka ma kita, ngajak teman untuk tidak suka ma kita, nusuk dari belakang :)
BalasHapusBanyak kan yang kayak gitu, kudu punya stok pemaaf dan sabar :)
HapusJadi arti patinya Becik ketiik, olo ketoro itu apa Mba? Saya yang asli Sulawesi ini roaming tapi kepo.. Hehe..
BalasHapusSyukurlah maslahnya selesai ya Mba..
Becik ketitik olo ketoro artinya, yang benar akan terlihat kebenarannya, yang salah juga bakal ketahuan. MAksudnya sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga. Bakal ketahuan deh kalo menutupi kebenaran, aduhhh belibet nih jelasinnya, hihiii
HapusWah, gemes banget bacanya Mbak. Pasti menyebalkan kalo di belakang ada temen2 yg nggak enak di belakang. Itu bikin nyeseggg. Apalagi kita nggak ngelakuin salah apa2. Ibuku yg sering bilang becik ketitik olo ketoro dan emang bener kok pepatah Jawa itu
BalasHapusBecik ketitik olo ketoro, aku nggak begitu ngerti maksudnya, tapi aku percaya itu.
BalasHapusSaya belum bekerja, masih sekolah, memang masalah yang saya hadapi tidak seberat ibu tapi tetap saja konteksnya sama, yaitu ewuh pakewuh dengan teman. Misal ada tugas presentasi, padahal dalam diri sudah pingin berteriak di depan kelas kalau ada teman yang tidak berkontribusi, tapi tidak baik juga.....sebal sekali misal mendapat nilai yang sama dengan teman yang sudah bekerja keras menyelesaikan presentasi. Hanya bisa berdoa dan diserahkan kepada Allah, hehe.
BalasHapusNah ini sering ya seperti ini hehe..
Hapusbener banget mb Wati, siapapun yg berbuat buruk sepandai apapun menutupinya pasti akan ketahuan
BalasHapusaku sering begitu mbak, tapi kebenaran akan datang dengan sendirinya walau kadang kita harus menunggu lama, perlu kesabaran dan keikhlasan
BalasHapusKok pernah ngalami perasaan ga enak serupa ya mb sama cerita dikau
BalasHapusTapi bukan temen yg korupsi sih, lebih ke temen anak baru usia lebih muda tspi maaf2 kata anaknya songong dan suka cari mika ke boss...kerja ga beres tapi sksd ke boss n bikin suasana jd kayak terkotsk2 antara karyawan yg gaul ama yg engga kayak aku huhuhu. Nah lama2 ni anak baru jd bersikap menyebalksn karena ngerasa uda bisa nguasain komunikasi dg boss, wslhasil aku yg karyawan tetap mlh kayak diremehin. Padahal dia karyawan baru n ga diangkat2 jd karyawan tetap. Pas ga lolos karyawan tetap, rasa songongnya ke aku kyk ditunjukin semakin menjadi2
Waalaikum salam, pengalaman yang menguatkan hati pembaca juga
BalasHapusmohon ijin share ya, Ibu
BalasHapusSilahkan
Hapus