Halo assalamu'alaikum teman. Beberapa waktu lalu sepulang dari luar kota, suami terduduk di sisi saya. Saat itu saya sedang nonton film dari fasilitas Indihome. Ini lah curhatnya malam itu.
"Masya Allah, kita masih dilindungi." tutur suami dengan nada yang berbeda.
Pandangan saya teralihkan dari film thriller di layar kaca. Duh, ini istri gimana sih, suami datang malah tetap aja nonton film, ihihiii.
Dan suami pun membalas perhatian saya dengan cerita yang lebih detil. Di lokasi toko Alfamart, tempat suami tengah mendapat pekerjaan renovasi, terjadi musibah. Bukan di tokonya sih, tapi di sisi luar pagar pembatas.
Kecelakaan yang terjadi karena truk minuman soda dengan truk tronton yang bertabrakan saling berhadapan di jalur pantura Nggringsing Batang.
Beberapa menit sebelum kejadian tabrakan, suami baru saja memarkirkan mobil di sisi Barat. Biasanya suami selalu parkir di sisi Timur. Entah kenapa siang itu berbeda. Di sisi timur tembok pembatas, terdapat warung yang berjualan makanan dan kelontong. Biasanya pula ada bapak tukang parkir yang suka duduk di samping warung, dekat dengan pagar pembatas milik Alfamart.
Saat suami ada di bagian dalam gedung toko, ia mendengar suara benturan yang sangat keras. Langsung dong ia lari keluar, menuju bagian depan toko dan bertanya pada penjaganya.
"Ada apa, kok kayak ada yang roboh?"
Kasir yang tengah mengetikkan jenis belanjaan pengunjung, rupanya juga tengah terhenyak dan bengong.
Suami menatap keluar, ke jalan besar.
Di sana ada truck yang terguling dan menabrak ujung timur pagar pembatas.
Sambil menyebut istighfar dan kalimah istirja', suami pun keluar toko. Tampak dua tubuh angkutan yang saling bertabrakan terguling. Sebagian isinya tumpah di sekitar tubuh truk.
Biasanya posisi parkir mobil suami ada di tempat mobil kijang (photo by: Sugeng Artanto) |
Tanpa menunggu, beberapa orang yang ada di lokasi kejadian segera mendekat. Suami mengingat tukang parkir, ibu pemilik warung dan mungkin juga pembeli yang tengah berbelanja.
Masya Allah, suami seketika mengucap syukur begitu menemukan bapak tukang parkir yang ikut berlari di sisinya. Rupanya si bapak sedang berdiri dekat mobil suami yang diparkir di sisi barat.
Dan, siapa sangka.... ibu pemilik warung hanya lecet sedikit di beberapa bagian tubuhnya. Sementara orang yang menjadi saksi mata, melihat posisi warung yang didorong oleh gerakan tak terarah dua truk tersebut. Dan seorang ibu pembeli yang tengah ngobrol sambil tetap duduk di atas motornya, sempat berlari meninggalkan tempat.
Ibu ini tak peduli dengan motornya. Ia hanya berpikir saat itu harus turun dari motor dan berlari menjauh.
Entah lah dengan pengemudi truk, tapi yang pasti siang itu tak ada korban jiwa dalam tragedi kecelakaan. Hanya harta benda yang semoga saja mendapat ganti dari perusahaan pemilik angkutan. Kabarnya sih memang pemilik perusahaan bertanggung jawab akan mengganti kerusakan yang diakibatkan oleh kecelakaan tersebut.
Saat suami cerita, saya hanya mampu mengucap syukur tanpa berhenti. Saya bilang pada suami, kalo misalkan mobilnya parkir di sisi timur (tempat biasa ia parkir) dan mendapat musibah, yah mau gimana lagi.
"Eh, Mas... tahu nggak, napa mobil kita selamat?" tanya saya sambil tersenyum.
"Kenapa?"
"Ingat nggak saat mobil udah nyampe rumah ibu?"
Saat pesan mobil dulu, memang alamat pengiriman rumah ibu mertua di daerah Singa. Di sana jalannya lebar, lebih mudah aja dan dekat dengan jalan Majapahit.
"Ada apa sih?"
"Astaghfirullah... masa nggak ingat sih apa yang diucapkan ibu saat itu?" gemes juga saya melihat suami yang pelupa.
Saya pun mengingatkan tentang niat mulia ibu. Saya nggak ingin berniat pamer, tapi ini memang harus disyiarkan demi berbagi hikmah sedekah yang begitu berlimpah.
"Ibu kan yang melunasi sedekah pembelian mobil. Karena tahu anak kesayangannya sering bepergian keluar kota, sibuk kerja ngumpulin duit buat anak dan istri tersayang."
Baru lah suami mengingat ucapan ibu pada kami saat itu. Bagaimana ibu mengikhlaskan uang tabungan untuk membayar sedekah 2,5 % dari harga mobil yang suami bayarkan pada dealer. Saya yang ingin membantu dengan memberikan sebagian uang THR ditolak ibu. Kebetulan suami membeli mobil memang saat ramadhan, pas banget saat saya terima THR dari tempat kerja.
"Kamu sedekah sendiri saja dengan mengatasnamakan gaji dan THR, supaya berkahnya melimpah," tutur ibu saat itu.
Terus terang saat itu mata saya berlinang, sungguh saya ikut bangga punya ibu seperti beliau. Banyak banget memberi bantuan pada kami. Menjadi contoh putra-putrinya agar gemar bersedekah tanpa menunggu saat lebaran tiba.
Sering banget ibu menuturkan kisah orang-orang yang luput dari musibah karena senang bersedekah. Saya dan suami ingin seperti ibu yang rajin berbagi tiap bulan, entah infak untuk pembangunan masjid. Atau membayarkan uang sekolah buat anak yatim dari keluarga sendiri dan tetangga.
Saya mengingat ucapan ustadz yang menjadi pembimbing manasik haji setahun lampau. Bahwa sedekah bisa menjadi penghalang dari api neraka. Sedekah juga membuat kita menjadi dekat dengan Allah Swt, Yang Maha Pemberi Rezeki.
“Jagalah harta kamu dengan zakat dan obatilah sakitmu dengan sedekah dan hadapilah segala cobaan dan bahaya dengan doa serta tawadhu (kerendahan hati)“ (HR. Abu Hurairah).
Nabi SAW berwasiat pada sahabat Ali:
"Wahai Ali! Sedekah yang sembunyi-sembunyi itu dapat mereda murka Allah dan dapat menarik rizki dan berkah yang banyak. Maka berpagi-pagilah kalau bersedekah. Karena sesungguhnya bahaya itu turun pagi hari, sebelum bahaya turun, bersedekahlah sehingga dapat menolak bahaya di udara.” (HR Ali bin Abi Thalib)
Mungkin banyak dari teman-teman yang pernah mengalami kejadian serupa? Karena saya juga sering mendengar dari seseorang. Subhanallah, kali ini berkesempatan mengalaminya. Suami selamat dari musibah tersebut. Karena biasanya, sambil menunggu tukang yang bekerja di toko. Suami sesekali beristirahat di dalam mobil. Entah tiduran, atau chatting WA dengan saya atau teman bisnisnya.
Hari itu ada tangan malaikat yang menuntunnya untuk pindah posisi parkir. Perbedaan waktu dan keputusan yang bisa menjungkirbalikkan musibah menjadi berkah. Menjadi pengingat kami, agar jangan malas bersedekah begitu usai menerima rezeki berupa materi. Karena sedekah bisa menjadi penghalang musibah yang bakal mendekat. Karena sedekah, musibah pun menjauh. In syaa Allah.
Wassalamu'alaikum temans.
Masya Allah ngeri sekali mbak. Begitulah seorang ibu dalam melindungi anak-anaknya ya, lewat sedekah & doa. Semoga kita begitu pula pada anak2 kita.
BalasHapusAamiin aamiin, ikhtiar dan doa moga memudahkan anak-anak menjadi ahli sedekah.
Hapussedekah, beramal dan memberi kepada orang yang membutuhkan memang membawa kebaikan kepada kita mbak, saya merasakan banget bagaimana nikmatnya bersedekah
BalasHapusIya mbak Ev, banyak hikmahnya ya
HapusSedekah memang takakan mengurangi harta. Justru dengan sedekah membawa berkah
BalasHapusBener mbak, tak kan jatuh miskin justru berkah berlimpah
HapusHuuu saya sampe deg degan juga pas mobil nabrak. Untungnya gak ada yang luka parah. Amazing sedekah. :)
BalasHapussetuju mbak...saya juga banyak belajar dari sedekah...jadi jangan takut miskin karena sedekah ya mbak..justru balasannya berlipat ganda mksh sharenya
BalasHapusterima kasih sudah diingatkan ya mbak untuk selalu bersesekah
BalasHapus