Dua Kata Saja, Agar Mudah Mengingat Namamu

Saat tahu ada GA  tentang Nama Yang Paling Berkesan oleh Mbak Armita, langsung deh muncul dua nama milik anak sendiri, hihiii... Iya lah anak sendiri aja, karena penyusunan nama mereka kan saya tahu banget.

Saya dan suami menganggap nama anak-anak sangat berkesan. Niat awal kami adalah, jangan sampai anak-anak susah dengan nama yang disematkan orang tuanya. Persyaratan nama untuk buah hati kami cenderung sederhana, yaitu :

TERDIRI DARI DUA KATA 

Iyess, pasti ini yang jadi panduan pertama. Saya dan suami sepakat, bikin nama untuk anak-anak itu yang mudah diingat. Jangan yang panjang dan susah dihapal. Cukup terdiri dari dua kata.

MUDAH DITULIS

Saya nggak mau anak-anak kesulitan menuliskan namanya saat sekolah. Biasanya kan mereka diminta menuliskan nama di lembar jawaban saat ulangan, kasihan kan kalo namanya susah ditulis.

TERSEMAT DOA

Ingat kan dengan pesan Rasulullah agar memberikan nama bayi yang terbaik untuk keturunan kita. Begitu pun dengan nama kedua putra kami, Milzam Rifqi dan Naufal Fakhri.

Putra sulung kami memiliki nama MILZAM RIFQI. Milzam berarti BERANI. Sementara Rifqi adalah hati yang penyayang. Makna nama Milzam Rifqi bagi kami adalah agar kelak ananda menjadi anak yang pemberani menunjukkan kebenaran, namun penyayang pada yang lemah.

Sementara Naufal Fakhri adalah milik si bungsu. Naufal artinya dermawan, dan Fakhri berarti sukses dalam kehidupannya. Makna nama putra bungsu kami adalah agar kelak ananda menjadi orang yang dermawan dan memiliki kehidupan yang sukses dunia dan akhirat.

Memilihkan nama bayi untuk kedua putra kami memang sangat mengesankan. Nama untuk putra sulung kami, diperoleh dari buku nama bayi yang disusun oleh penerbit dari Malaysia. Saat itu saya ingin memberikan nama yang tidak biasa untuk sulung kami. Rasanya saat itu susah menemukan anak bernama MILZAM. 

Dari atas searah jarum jam, usia 13 bln, usia 6 th, jadi MC, wisuda SMK N 7, kegiatan Telkomsel bareng blogger Loenpia

Ternyata Milzam benar-benar tumbuh menjadi anak yang pemberani sejak kecil. Berani tampil di muka umum, senang ikut lomba, dan berani di kamar sendiri meski mati lampu. Berani tampil di muka umum ini masih saja berlangsung hingga saat ini. Ia sering diminta jadi moderator, baik debat Bahasa Inggris, diskusi intern, atau pun MC acara saat masih pelajar SMK Negeri 7 Semarang dan di kampusnya di UNDIP saat ini.

Arti nama Rifqi yang kami sematkan pun, benar-benar melekat dalam diri si sulung. Ia sangat aware dengan sahabat dan teman-temannya. Bahkan hingga detik ini pun, ia masih sering berhubungan dengan teman SD, SMP, SMK hingga satu jurusan dan kegiatan di UKM. 

Ketika ada seorang temannya yang sakit, ia bergerak mengajak yang lain bezuk ke rumah sakit. Milzam juga senang membantu teman-temannya mengerjakan tugas kelompok bila yang lain tak bisa mendapatkan data. Milzam bahkan tak malu menemani saya saat ada acara bareng IIDN Semarang berkunjung ke penerbit Tiga Serangkai. Menggandeng tangan saya karena saat itu masih sakit engkel kaki yang terkilir. Milzam memang penyayang, sesuai namanya. Kayaknya cocok deh dengan kegiatan pilihannya saat di SMK yaitu Palang Merah Remaja. 

Kalo Naufal beda lagi. Buku arti nama bayi yang ada nama si sulung, hilang entah kemana. Banyak yang pinjam karena bergantian, jadi enggak tahu sampai di mana peminjam terakhir. Akhirnya saya dan suami ke toko buku lagi, beli lagi. Kali ini kami sengaja enggak ingin tahu jenis kelamin janin dalam rahim. Dan entah mengapa, seringnya malah nemu nama bayi perempuan.

Nah, sewaktu mendekati hari lahir, dokter menyarankan agar dilakukan USG untuk mengetahui letak janin dalam rahim. Agar peristiwa kelahiran si sulung yang lama karena terlilit tali pusar, tak terulang pada si bungsu. Jadi ketahuan dong jenis kelaminnya, laki-laki. Bubar jalan deh dengan nama bayi yang sudah disiapkan yaitu untuk bayi perempuan. Dan kami segera mencari nama bayi laki-laki lagi, hihihiiii

Dari atas, saat liburan ke Pacitan, bersama kakak di Kids Fun Yogya, Pemenang kedua Design Grafis, Naufal usia 9 bln

Seperti si sulung, nama yang kami sematkan untuk si bungsu begitu melekat pada dirinya. Naufal yang artinya dermawan, benar-benar membuktikan doa kami. Sejak kecil ia sangat senang membagi makanannya dengan teman bermain dan teman SD. 

"Uang sakuku habis, aku kasih pada adik kelas,"

Begitu ceritanya saat kutanya mengapa ia kehabisan uang saku. Biasanya utuh, karena selalu membawa bekal ke sekolah. Naufal pun cerita lebih lanjut, bahwa ia kasihan karena adik kelasnya nggak punya pensil. Jadi uang sakunya diberikan pada adik kelas untuk membeli pensil.

Pada lain hari, ia akan membawa serenteng biskuit keluar rumah dan membaginya dengan teman-teman bermain. Habis lah serenteng biskuit yang harusnya ia bagi berdua dengan si kakak. 

Katanya saat ditanya,"Kakak kan udah sering makan biskuit itu, teman-teman Naufal kan jarang dibelikan ibunya, Bu," 

Mendengar jawabannya bikin saya dan si kakak terdiam.

Nama yang saya dan suami sematkan pada kedua putra kami, benar-benar sangat mengesankan bagi keluarga kami. Doa yang kami sematkan pada nama mereka, benar-benar melekat erat pada sifat dan kepribadian anak-anak. Sering pula Naufal menyayangkan mengapa kami tak memberinya nama Milzam, agar punya sifat berani seperti si kakak.

"Harusnya namaku, Milzam Naufal Fakhri. Dan Kakak harusnya, Milzam Naufal Rifqi," usul si bungsu dengan gaya sok tahu, saat berusia 5 tahun dan sering ketakutan kalo disuruh ke kamar mandi sendiri.

Ada-ada aja nih usul si bungsu, batin saya kala itu. Namun kalo dipikir lagi, benar juga ya usulnya. Agar si bungsu juga pemberani kayak si kakak. Dan si kakak punya sifat dermawan kayak si bungsu. Hmm, masa sih saya mesti atur ulang lagi nama mereka?!

Tulisan ini dipersembahkan untuk mengikuti lomba #GAarmitafibri

"Nama Yang Paling Berkesan"