"Anaknya pada nurut gitu, gimana cara mengasuhnya?"
"Dua anak cowok, tapi saya nggak pernah dengar mereka bertengkar, ada tips-nya pasti ya?"
Dan masih banyak lagi pertanyaan yang sering dilontarkan pada saya, saat melihat sikap dan tutur kata kedua anak laki-laki saya. Saya akan menuliskan dua seri. Kali ini tentang cara pengasuhan mengajarkan si sulung menyayangi si adik.
Sejak si bungsu lahir, saya bahkan sudah sering mendengar anjuran agar segera hamil lagi. Siapa tahu bayi yang berikutnya adalah anak perempuan. Kalo anak yang ketiga perempuan, pasti bakal menjadi penengah saudara laki-lakinya yang suka bertengkar. Tapiii... siapa tahu, kalo yang lahir anak laki-laki lagi, gimana?
Nah, saya dan suami sudah memutuskan untuk tidak menambah momongan lagi dalam waktu dekat (saat itu), dengan alasan si bungsu masih kecil. Jarak antara si sulung dan si bungsu itu 5,3 tahun. Saya dengan mudah bisa mempersiapkan mental si sulung agar bisa menyayangi si adik. Usianya sudah cukup pas untuk diberi adik, dan diberi tanggung jawab kecil.
Jadi sejak awal saya dan suami mempersiapkan si sulung. Lima tips berikut bisa dijadikan patokan bagi ibu-ibu muda yang saat ini memiliki anak kedua. Semoga bermanfaat.
Jadi sejak awal saya dan suami mempersiapkan si sulung. Lima tips berikut bisa dijadikan patokan bagi ibu-ibu muda yang saat ini memiliki anak kedua. Semoga bermanfaat.
1. Berikan kepercayaan, sperti menolong saya mengambilkan bedak, baju bayi adik atau hal remeh temeh lainnya. Efeknya, si sulung jadi merasa dihargai karena tenaganya dibutuhkan. Ia juga merasa dipercaya bisa mengerjakan sesuatu untuk adiknya.
Karena tenaganya diperlukan oleh bunda demi kebutuhan si adik, si sulung merasa dia adalah kakak yang baik. Saya selalu meminta pada si sulung agar melindungi adiknya saat saya sedang menyapu, memasak, atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Saat itu lah, saya mempercayakan si sulung menjaga adiknya. Saya percaya si sulung tidak akan berbuat jelek pada si adik, karena ia diberi kepercayaan.
Jadi, jangan pernah melarang si sulung atau memintanya menjauhi si adik. JUstru ia akan mengganggu si adik yang tengah tertidur. Tentu saja aturan ini berlaku untuk seorang kakak yang berusia minimal 3 tahun. Kalo kakaknya masih berusia di bawah 3 tahun, sesekali masih muncul sikap usil pada si adik.
2. Jangan membandingkan atau memuji adik lebih pintar karena tidur terus sepulang dari rumah sakit. Atau adik membantu ibu karena tidak nangis saat malam. Pokoknya membandingkan saat lahir antara si kakak dan si adik. Atau membandingkan si adik lebih ganteng, lebih mancung hidungnya, lebih tebal rambutnya, dan kelebihan lain yang tidak dimiliki si kakak.
Karena kebiasaan membandingkan seperti ini bakal mempengaruhi sikap si kakak, yaitu ia bisa saja menyakiti si adik saat sedang berdua saja. Si kakak juga bakal menjadi tidak patuh pada ibu atau ayah. Bahkan kadang mengubah sikapnya menjadi buruk, karena mencari perhatian orang tua. Penyebabnya tentu saja karena ia ingin memiliki perhatian orang tua seutuhnya tanpa dibagi dengan si adik yang katanya lebih baik.
Si kakak menjadi mudah marah, pemurung dan tidak lagi menuruti kata-kata orang tua. Karena banyak yang memuji adiknya, ia beranggapan bahwa kehadirannya tidak lagi dibutuhkan oleh orang tua dan keluarga lainnya.
3. Sisihkan waktu berdua dengan si kakak. Solusi ini perlu dilakukan setiap minggu, dengan mengajak si kakak melakukan kegiatan hanya berdua saja dengan ibu atau ayah. Bermain bola, membersihkan sepeda, atau kegiatan lain, bakal memunculkan sikap dari si kakak bahwa ia tidak dilupakan oleh orang tuanya.
Biasanya, seorang ibu akan mencurahkan waktu sepanjang hari dengan si adik yang baru lahir. Sementara si kakak juga butuh waktu dari ibunya, seperti sebelum si adik lahir. Bila kebiasaan sebelum lahir berubah drastis, tentu si kakak akan sangat kecewa. Dan ujungnya bakal menuduh kehadiran si adik telah merebut semua perhatian ibu darinya.
Jadi, harus pintar menyisihkan waktu untuk tetap melakukan kegiatan dengan si kakak. Bisa mengatur waktunya dengan kerjasama dan bantuan dari ayah, atau anggota keluarga lain untuk menjaga si adik selama ibu bermain dengan kakak.
4. Ajak kakak bergabung, saat si adik sudah bisa diajak bermain, sesuai tahapan usia. Misal si adik berusia tujuh bulan, minta si kakak bermain dengan melemparkan bola plastik sambil duduk. Ibu bisa memangku si adik, dan saling melempar bergantian. Ajari si kakak untuk melempar dengan pelan, yang penting bola plastik bisa ditangkap adik dengan bantuan ibu.
Atau saat si adik berusia satu tahun, ketika mulai bisa konsentrasi dengan permainan menyusun balok. Ajak si kakak turut bermain, mengajari si adik dengan menyusun balok menjadi rumah atau kapal. Si kakak pasti bangga bila diberi kepercayaan menjadi pengasuh adik.
5. Beri pengertian pada si kakak, bahwa adik masih kecil dan belum bisa membedakan suatu bahaya.
Sikap ini bakal menjadikan si kakak lebih aware dengan si adik, karena ia diberi tanggung jawab menjadi kakak yang baik dan sayang.
Sikap ini bakal menjadikan si kakak lebih aware dengan si adik, karena ia diberi tanggung jawab menjadi kakak yang baik dan sayang.
Si sulung bakal menjadi kakak yang menyayangi adiknya hingga menjadi pengawas tiap kali ibu atau ayah tidak sedang berada dekat dengan mereka. Bahkan si sulung bakal selamanya menjadi pelindung si adik karena sejak kecil sudah diberi kepercayaan oleh orang tua.
Sebenarnya sikap dan kebiasaan baik bisa diajarkan sejak dini. Karena anak-anak itu seperti spon (gabus), yang mudah menyerap pengetahuan setiap diajarkan sesuatu. Jadi ajarkan kebaikan, dengan menunjukkan perbuatan baik, sambil tetap ada penjelasan. Karena anak-anak sekarang lebih kritis dan banyak bertanya, yang kesannya bagi orang tua suka membantah.
Sebenarnya bantahan mereka adalah sikap kritis yang muncul karena kecerdasan pikiran dan bahasa. Tiap generasi pasti muncul sikap kritis yang berbeda. Namun tetap saja pola pengasuhan tetap sama, berikan kepercayaan, kasih sayang dan tanggung jawab pada anak-anak. Juga memberikan bekal agama sejak dini, pasti mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang santun dan penyayang dengan keluarga.
Nantikan artikel yang berikutnya, tentang mengajarkan dua anak laki-laki saling menyayangi dan rukun. Semoga bisa saya posting selasa berikutnya.
Terima kasih atas kunjungannya.
Wah nggak boleh membandingkan ya..noted mak
BalasHapusBig no, mbak... jangan sampai membandingkan anak-anak kita, nanti yang ada di posisi bawah bakal terluka hatinya.
HapusYa juga ya mba, memberi kepercayaan terkadang si anak juga merasa senang, poin ke 1 dan ke 5 spertinya berhubungan . :)
BalasHapuskalau masalah membandingkan mah biasanya diwaktu becanda, tapi anehnya meskipun masih anak kecil mereka juga bisa ngambek ya? :D
sip lah terimakasih ilmunya mba
Iya loh mas, meski bercanda tetap itu meresap dalam pikiran dan hati mereka.
HapusSama-sama, makasih juga udah berkenan membaca tulisan ini :)
terimakasih tipsnya, Bunda, berguna buat saya yang baru mau melepas masa lajang ini *malah curhat*. Semoga anak-anaknya tumbuh menjadi anak-anak yang shaleh, ya, Bunda.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusEh ternyata bujang ya, hehe... salam kenal mas Arian
HapusSemoga lancar pernikahannya dan segera dapat momongan yang sholeh dan sholehah, aamiin
Aku juga gitu mbak...jarak usia anak-anakku berkisar 6 tahun...jadi mudah diberi pengertian...
BalasHapusLebih mudah ngajari ya mbak, lebih enak juga
HapusKalo dulu saya sama adik nggak penah akur, makin gede malah makin lengket sendiri :D terimakasih infonya :D
BalasHapusSama mbak Mimi, saya juga gitu. Makanya saya didik anak-anak sejak kecil agar rukun, nggak enak banget lihat anak-anak bertengkar. Kalo rumah adem kan suasananya enak ya, menurut saya gitu sih.
Hapusaku itu salut sama dirimu banget mbak Hidayah yang begitu bijaksana dan bisa memiliki putra-putra yang rukun.
BalasHapusAku seneng liat anak2mu rukun dan guyup mba. Anteng gitu. Keinget pas kita ke Solo dulu :)
BalasHapusSetuju dengan tips2nya. Aku jadi dapat inspirasi buat nulis tips versi aku nih mbak. Hehhee..makasih ya
BalasHapustipsnya aku serap mbak, soale alfi belum punya adik hehe
BalasHapusKebetulan anak saya juga laki-laki semua Mbak Hidayah, terima kasih tipsnya :)
BalasHapusTipsnya akan saya coba, kebetulan anak saya yg pertama suka ngerajuk, kalau saya gendong adiknya,,
BalasHapus