Minggu pagi seperti biasa saya berjalan-jalan bareng suami dan anak-anak di are Car Free Day (CFD) kawasan Simpang Lima Semarang. Biasanya tiap kali ada even yang digelar di sana, yang senang gowes susah melajukan sepedanya. Para biker hanya bisa menuntun sepeda menyusuri jalan Pahlawan, saking berjubelnya manusia.
Seperti minggu pagi tanggal 4 Oktober 2015, saya melihat banyak kerumunan orang dengan outfit seragam yang berkelompok. Ada yang memakai warna kuning terang, ungu, putih dengan tulisan yang menarik, hitam, pink unyu, dan lainnya.
Rupanya hari itu ada kegiatan yang diperuntukkan bagi anak muda untuk menggalang simpati dari warga yang hadir di are CFD. Secara kebetulan saya bertemu dengan tiga remaja putri yang tengah menyerukan kepedulian agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Tahu sendiri kan, meski di area publik sudah tersedia tempat sampah, masih saja orang membuang sampah sembarangan. Entah apa maksudnya, apakah indra penglihatannya tak melihat ada tempat sampah di dekat ia berdiri?
Yang unik, tiga remaja putri ini bersama dengan teman-teman satu kampus, membawa kantong plastik transparan berukuran besar. Mereka tak hanya berseru, tapi juga memungut sampah sepanjang jalan yang dilewati.
"Silahkan sampahnya dibuang di sini, Bu... Pak," ajak salah seorang dari mereka dengan senyum sopan.
Kantong plastik besar diulurkan pada seorang bapak yang akan membuang botol minum kemasan. Tak ada sikap menggurui, yang ada hanyalah mengajak berbuat baik untuk bumi. Saya tertarik bertanya sekilas tentang aksi memungut sampah pada ketiganya. Yusa, Suci dan Yosi adalah mahasiswa POLINES yang bergabung dalam gerakan peduli bumi. Mereka bersama teman-temannya dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan kegiatan kemahasiswaan lain dari Polines menyerukan peduli bumi. Sambil membawa TOA, mereka menyerukan agar warga tidak membuang sampah sembarangan.
Dengan TOA menyerukan gerakan kebersihan |
Sementara di tempat lain, ada mahasiswa dari Kalimantan Tengah yang tengah menggelar aksi teatrikal dengan tema 'Peduli Bumi' dengan tidak membakar hutan. Mereka mengajak masyarakat kota Semarang agar ikut peduli menyuarakan sikap melawan para pembakar hutan, khusunya lahan gambut yang susah padam. Mengajak agar warga peduli pada sesama penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal di pulau Sumatra dan Kalimantan, yang sudah beberapa bulan ini terjebak dalam kabut asap. Mereka juga mengajak masyarakat agar memaksa pemerintah Indonesia bersikap tegas dengan melakukan tindakan hukum pada pembakar hutan.
Mahasiswa Kalimantan Tengah yang tinggal di kota Semarang dengan aksi teatrikal |
Sayang saya tidak bisa mengikuti tiap aksi mahasiswa pagi itu. Saat akan pulang, saya bertemu dengan pawai kecil dari Polines. Rupanya ini lah teman-teman Yosi yang bertemu saya sebelumnya. Mereka berjalan beriringan dan meneriakkan yel-yel yang mengajak warga peduli dan tidak merusak bumi.
Mahasiswa Polines dengan spanduk : Selamatkan Lingkungan Kita |
Bunyi spanduk : Sampah Berserakan, Bencana Disebarkan |
Saya senang dengan aksi anak muda ini. Selagi muda memang sudah seharusnya berkarya dan peduli dengan keadaan lingkungan tempat mereka tinggal. Semangat muda yang masih menyala, sudah selayaknya disalurkan pada kegiatan yang positif. Mereka kelak akan menempati berbagai posisi penting di beberapa perusahaan, lembaga negara atau memiliki usaha sendiri. Bila sejak mudah sudah memiliki sikap yang positif pada lingkungan, semoga kelak mereka bisa membawa perubahan yang baik bagi masyarakat di negeri ini.
Salut buat anak muda yang berani membawa perubahan pada lingkungannya. Semangaaat :D
bangga melihat semangat mereka
BalasHapusBisa jadi contoh buat anak muda yang lain ya
Hapuskereeen, semog masalah asap ini bisa teratasi secepatnya aamiin..pelaku bisa ditindak aamiin
BalasHapusSetuju banget mbak Dew, sedih lihat korban kabut asap yg kena Ispa
Hapussemoga denga gerakan ini masyarakat Semarang semakin peduli pada lingkungan dan tidak ada lagi sampah yang berserakan ya mbak... :)
BalasHapusSangat miris sekali jika melihat keadaan lingkungan sekitar kita saat ini.
BalasHapusTerjadinya pencemaran tidak hanya terjadi di daratan saja, tetapi juga terjadi di lautan. Jika bukan kita yang merubah perilaku kita, siapa lagi? Dukung Greenpack sebagai kemasan makanan ramah lingkungan. Informasi lebih lanjut tentang Greenpack dapat Anda temukan di sini http://www.greenpack.co.id