ZETI ARINA MENGEDUKASI MASYARAKAT AGAR BENAR MEMBAYAR PAJAK

Gambar diambil dari sini

                                              

Sebagian orang tua selalu menitipkan cita-cita pada anak-anaknya. Bahkan orang tua jaman dahulu, senang sekali bila anaknya bersedia memilih profesi sebagai guru atau PNS. Mereka bangga dengan kedua profesi yang mulia itu. Yang pertama karena mengabdi pada dunia pendidikan, profesi kedua mengabdi pada negara melalui pekerjaannya.

Seperti juga orang tua ibu Zeti Arina, yang menginginkan putrinya bekerja menjadi Guru. Apalagi kalau guru yang berstatus PNS. Sementara ibu Zeti sendiri malah ingin memiliki usaha secara mandiri, namun tetap bisa mengikuti pilihan orang tuanya yaitu guru. 

Ternyata dengan memilih profesi sebagai konsultan pajak, keinginan orang tuanya terpenuhi. Ibu Zeti memberikan edukasi pada masyarakat secara luas, cara benar menghitung pajak. Beliau merancang kegiatan tersebut dalam bentuk yang menarik minat masyarakat. Karena biasanya, masyarakat sudah alergi atau takut bila berurusan dengan pajak. Masyarakat sudah memiliki persepsi sejak awal bila pajak itu sangat tidak menyenangkan. Mereka enggan berurusan dengan pajak dan menganggap negara suka memaksa membayar pajak. 

Sikap tak mau tahu perihal pajak ini lah yang ingin diubah oleh ibu Zeti. Dengan mengedukasi bahwa pajak itu adalah urat nadi pembangunan bagi pemerintah. Bila warganya enggan membayar pajak, dari mana pemerintah mendapatkan modal untuk membangun negeri ini?

Ibu Zeti sendiri menjadi konsultan pajak bagi ratusan perusahaan asing dan perusahaan besar. Sebagai konsultan pajak, beliau selalu menekankan pada klien, agar melaporkan pengisian penghitungan pajak dengan benar. Beliau tidak mau menuruti klien yang curang, tidak melaporkan pajak dengan benar. Karena tentu saja bakal menyeretnya dalam perbuatan tindak pidana. Ibu Zeti tidak ingin bertindak konyol seperti ini, karena jelas merugikan nama baiknya sebagai konsultan pajak.

Apalagi, Indonesia menganut sistem Self Assesstmen, yaitu wajib pajak menghitung sendiri besaran kewajibannya, menyetor dan melaporkan sesuai hitungannya. Di sini lah peran konsultan pajak yang mendampingi wajib pajak atau klien nya, bagaimana menghitung dengan benar dan hemat. Kapan mulai melakukan pembayaran, dan jangan sampai terlambat. Di mana harus melakukan pembayaran, seperti memilih bank yang menerima pembayaran, bukan di kantor pajak. Baru lah setelah itu melaporkan ke kantor pajak, dan jangan sampai terlambat.

Ingat lah selalu, bila kantor pajak mengetahui penghitungan pajak yang dilakukan wajib pajak tidak benar, kemudian terlambat membayar dan melaporkannya, tentu saja bakal kena denda. 

Nah, taat lah selalu agar menjadi warga yang bijak dalam membayar pajak.