Padepokan Gunung Talang |
Salah satu tayangan di tv swasta tentang hal misterius yang ada di padepokan gunung Talang ini bikin aku menggali ingatan saat masih usia SD. Saat itu aku masih berusia 9 tahun dan ikut kemah di Gunung Talang, Semarang. Sebenarnya sih ini hanya sebuah bukit dengan hutan kecil dan bukan gunung. Lokasinya jaman saya masih kecil dulu masih terpencil, jarang ada rumah di sekitarnya. Sekarang lokasi yang dekat dengan kampus PPS UNES di Sampangan itu nyaris sesak oleh bangunan perumahan dan perkantoran. Namun aura 'singup' masih terasa karena jalan menuju padepokan itu seperti hutan lebat. Apalagi tak ada penerangan di lokasi yang terdapat juga pemakaman umum bagi warga setempat.
Kemah ini diikuti oleh sekolah Islam
dari jenjang SD (dakuw masuk kelompok ini), hingga setara SMA sekodya Semarang.
Kebetulan kakak sepupu juga ikut kemah ini, karena dia murid SGA (Sekolah Guru
Agama). Dannn, tentu saja mbak Umi lah yang dititipin ibu, agar jagain adiknya
ini, hihiii.
Hari pertama rombongan dari SD ISLAM
AL-JIHAD, terdiri dari 16 siswa (8 putri, 8 putra) dan 4 guru pendamping,
berangkat menuju Gunung Talang. Terus terang bagian ini aku udah lupa, wkwkwkk,
udah 38 tahun lalu sih. Yang paling aku ingat, setibanya di lokasi base camp,
SD kami mendapat jatah lokasi dekat dengan pemakaman. Kalo nggak salah sih,
berjarak 100 meter. Untuk ukuran dulu, di mata anak-anak pula, sedih juga dapat tenda dekat makam.
Tapi, show must go on, pikirku, kami
kan tidur setenda rame-rame. Ngapain juga mesti takut? Hahahahaaa *tawa
kuntilanak
Yasudahhh, kami berdelapan dibantu
dua guru mendirikan tenda. Kemudian, bikin pagar dari delapan potongan bambu
yang ditanam di tanah, dan merangkai tali rafia mengelilingi bambu-bambu
tersebut. Hanya dua bambu di bagian depan pintu tenda yang tidak ditutup pake
tali rafia. Gampang kan bikin pagar sederhana ala anak SD.
Setelah pembagian tugas jaga, dan
aku dapat shift antara pukul 01.00 hingga 03.00 wib. Hmm, gak masalah, kan bertiga yaaa *gayaaa, padahal merindiiing*
Ah, singkat cerita ya, aku udah siap
bangun pukul 11.30. Bersama dua orang teman yang baik hati dan udah bikinin
susu coklat buat menghalau dingin dan mengisi suara meningkahi sunyinya malam.
Tatapanku udah parno banget tertuju pada makam yang terlihat gelap. Ya iya lah,
namanya juga makam yang tanpa penerangan. Semakin kepo, semakin aku pelototi
tuh makam dengan hati bernyanyi gemetar. Mau pura-pura nggak ngelihat, tapi
udah tahu di sana lah letak makam. Jadi ya, gitu deh, mataku malah makin
tertuju kesana. *hati makin ngeri-ngeri merinding
Gunung Talang ini pada tahun 2014
kayaknya pernah jadi lokasi DUA DUNIA-nya TRANS TV. Katanya banyak
makhluk halus yang ngontrak di sana. Untungnya waktu itu masih belum ada
tayangan seperti ini ya, jadi meski takut kami santai aja tidur dekat makam.
Hah, takut kok santai, bohong banget ini.
Aku sih senengnya udah dapat sangu
dari bapak. Bukan, bukaan jimat penangkal hantu. Tapiii, nasihat tentang
kemulian manusia dari setan.
"Kalo kamu rajin shalat dan
tadarus Quran, Inshaa Allah setan takut mendekat,"
Waktu dengar bapak ngomong gitu sih,
aku manggut-manggut. Tapi prakteknya tetep donk, takuuut...
Namun ketakutanku tak beralasan.
Hingga jatah waktu jaga habis, tak ada setan yang nongol. Dan aku pun
meneruskan tidur karena ngantuk dan Shubuh masih sejam lagi.
Malam kedua kami di sana, terjadi
hujan lebat. Bubar jalan deh para peserta kemah. Ada yang lari menuju Padepokan
yang ada di atas bukit. Seperti kami berdelapan, yang lari ke atas bukit. Namun
seorang guru mengajak kami menuju masjid setempat. Lokasinya memang agak jauh
dari tenda kami. Namun kami tak perlu lari naik bukit. Apalagi nyaris semua
peserta lari ke arah padepokan.
Setiba di masjid, saya sempat heran.
Keranda, kereta jenazah biasanya disimpan di luar masjid dan tertutup. Ini
malah diletakkan di samping masjid yang terlihat dari dalam ruangan karena
jendelanya terbuka. Aih aihhh... mengapa mataku suka belanja hal aneh dan bikin
ngeri gini sih?! *tepok jidat
Tapi karena mata udah sepet,
bawaannya pengen tidur, ya udah aku pun berbaring bersama teman satu regu.
Kebetulan tidurku posisinya dapat yang mepet dinding. Di atasku, tepat jendela
yang menampakkan keranda itu.
Saking lelah mengikuti kegiatan lomba dan
acara yang padat, kami langsung tertidur. Nggak ada yang aneh hingga aku
terbangun dan mendapati ruangan masjid yang kosong. Kemana semua temanku,
tanyaku dalam hati. Aku segera bangkit dan keluar menuju teras masjid. Di area
samping kanan, banyak peserta kemah yang tengah mengambil air wudlu. Oh iya,
ini kan udah shubuh, aku pun ikut bersama mereka. Namun tak seorang pun teman
di tempat wudlu. Ya udah lah, aku pikir teman-temanku tak membangunkanku karena
asik tidur.
USai shalat shubuh, aku balik ke tenda. Namun saat langkahku memasuki
gerbang perkemahan yang ditandai dengan gapura sederhana dari bamboo, daun
kelapa dan tanaman hias, terdengar suara panggilan dari TOA.
“Telah hilang, seorang peserta kemah
berusia 9 tahun bernama…”
Langkahku terhenti ketika mendengar
pengumuman itu. Yang disebut oleh panitia itu nama panjangku. Aku hilang?! Kok
bisa sih? Lah ini aku, berdiri abis shalat shubuh di masjid. Gimana sih
teman-teman dan bu guru, kok bisa laporang kehilangan dakuw? Pikirku bingung
campur takut. Takutnya tuh jangan-jangan
aku udah meninggal, tak ada yang mampu melihat sosokku yang berdiri di depan
gerbang dengan wajah bingung.
Keputusan pun aku ambil. Langkahku
bergegas menuju tenda panitia.
Belum juga aku bicara, sosok kakak
kelas dan sepupu datang menyambutku. Aku pun tenggelam dalam dekapan kedua
saudaraku ini. Pikiranku kala itu napa juga nih orang ngerubung aku kayak orang abis ilang. Eh, ternyata...
“Dari mana, Watiii?”
Mendapat pertanyaan seperti itu
bikin dakuw bengong. Mereka takut mendapati wajahku yang bingung dan hanya
diam. Badanku diguncang-guncang.Ada juga yang memberikan segelas teh panas.
“Kamu dari mana saja? Kami semua
sibuk mencarimu ke sekeliling tempat ini, dan kamu nggak ada di mana-mana,”
Mbak Umi menjelaskan dengan wajah ketakutan bercampur tangis.
Pasti mbak Umi takut bila aku sampai
tak ditemukan, apa yang harus disampaikan pada orang tuaku? Berpikir begitu,
aku segera menjelaskan kalo aku tak kemana-mana. Aku masih tertidur di masjid
dan bangun sendirian. Teman-teman sereguku sudah tak terlihat di sana.
Mendengar jawabanku, terdengar gumaman tak jelas dari orang yang merubungku. Tatapan mereka terlihat aneh di mataku.
Mendengar jawabanku, terdengar gumaman tak jelas dari orang yang merubungku. Tatapan mereka terlihat aneh di mataku.
FYI, pihak panitia dibantu dengan
perwakilan sekolah kakakku dan seluruh reguku, putra-putri dan guru pendamping,
mencari ke seluruh area perkemahan. Juga tentu saja di masjid, lokasi terakhir
aku tidur. Namun semua ruangan di masjid sudah dibuka, diteliti dan aku tak ada
di sana.
Sampai di sini aku makin bingung. "Loh, aku kan masih tidur di tempat semalam, di dalam masjid?"
Mendengar jawabanku yang ngeyel, keheningan seketika tercipta. Beberapa pasang mata saling memandang dengan raut muka cemas. Akhirnya seseorang menjelaskan bahwa kami harus lebih banyak waspada, berhati-hati dan jangan mengotori lokasi perkemahan.
Apa hubungannya dengan kejadian dakuw yang sempat menghilang? Pikirku bingung. Maklum masih anak SD kala itu, belum bisa menghubungkan satu kejadian dengan kondisi sekitar.
Kakak sepupu dan teman-temanku pun mengajakku kembali ke tenda. Di sana, teman-temanku menyambut kedatanganku dengan gembira. Mereka memberondongkan banyak pertanyaan yang aku sendiri tak bisa menjawab.
"Wati tuh diumpetin makhluk halus," Cetus teman yang ikut mencariku.
Aku dan teman yang ada di tenda saling berpandangan. Siapa yang ngumpetin aku???
Sampe hari ini aku masih tak paham, siapa yang menutupi tubuhku dari pandangan orang-orang yang mencariku di dalam masjid.
Biasanya orang yang disembunyikan oleh makhluk ghaib, memiliki pengalaman seperti mimpi diajak ke suatu tempat. Sedangkan aku? Tak ada mimpi apapun. Aku tidur pulas dan bangun sudah saatnya Shubuh.
Ini ceritaku pribadi saat kecil. mana ceritamu temans? :D
Sampe hari ini aku masih tak paham, siapa yang menutupi tubuhku dari pandangan orang-orang yang mencariku di dalam masjid.
Biasanya orang yang disembunyikan oleh makhluk ghaib, memiliki pengalaman seperti mimpi diajak ke suatu tempat. Sedangkan aku? Tak ada mimpi apapun. Aku tidur pulas dan bangun sudah saatnya Shubuh.
Ini ceritaku pribadi saat kecil. mana ceritamu temans? :D
Kalo aku pernahnya dengar suara jin mak...
BalasHapusdulu waktu kecill mungkin usia 5 tahun
waktu nemenin mama sholat isya, terdengar suara orang ketuk pintu, tapi bukan ke pintu
cuma suara gede banget suaranya "TOK TOK TOK BUKA PINTU"
karena aku masih polos, aku jawab aja "Siapaa??"
berkali2 suaranya serem banget maak, tapi pas itu aku gak takut wong masih polos...
tapi kakak2ku udah pada ketakutan...
akhirnya dicek sama abangku, gakda siapa2 di luarr...
whoaaaaa gitu deh...
pernah juga pas waktu tidur, denger suara orang jalan di kamarku...
karena lantainya ditutup karpet plastik, jadi jelas banget suaranya.. tapi gakda siapa2...
hohoho
iseng banget yah jin jin ituuuuh
salam kenal ya maak
mampir2 juga di sitimawaddah1985.blogspot.com :D
Waduh mbak, ini malah lebih bikin merinding begete nih, hiyyy
HapusSalam kenal juga, makasih ya udah nitip jejak di sini :D
Wkwkwkwkwk...emaaakkk..lucu benerrrr...
BalasHapusItu org2 yg ngerubung emak koq cm ngasih teh angt doank, sekalian makan gt ya mak, nanggung amat.,hehehe..
Cieeee yg sempey dicari-cari orang-orang...hihihi
Sereeeem mbak Wati...
BalasHapusTak kira di Guung Temalang cerita gini hanya mitos. Jebul Mbak Wati ngalamin sendiri...
Horooor....
Adeku waktu kemah sd tidur di batu besar deket tendanya, pas bangun ada di kebun jagung yang jaraknya kiloan dari lokasi perkemahan. 😱😱😱
BalasHapusWih, jadi gitu toh kalo 'diumpetin'. Untung nggak kenapa-kenapa ya, Mak :)
BalasHapusPernah ngalami sendiri waktu masih ngajar di SD dan jadi guru pendamping utk petirah anak di Baturaden. Yang TV tiba2 nyala sendiri dg suara yg kenceng banget, trus ada yang nganterin teh anget tapi ternyata nggak ada yg kenal sm anak itu...diihh..pokoknya takut..
BalasHapusklo ga salah ini sepertinya pernah jadi tempat lokasi uji nyali dunia lain ya
BalasHapusDari tempatnya aja udah keliatan angker gtu
BalasHapusWaaa horor banget sih. Yakin itu tidur di mesjid? Jangan2 itu "mesjid". Btw aku ketemu dg Ratna Listy di bandara, pembawa acara serem2 itu, apa sih namanya 2 Dunia ya? Orangnya ramah, terus foto berdua deh,
BalasHapusserem amat, Mak. Saya belum pernah ngalamin kejadian kayak begitu. Smeoga jangan, saya kan orangnya penakut :(
BalasHapuswoaaa...sereme rek! lha yang ngajak di situ sapa???
BalasHapusalhamdulillaah ga apa2 ya mbak.
kl saya pernah nginep di wisma wara kaliurang. sebelum tidur rame2 ke kamar mandi mau sikat gigi. saya masuk satu kamar mandi, teman2 di kamar mandi sebelah. tau2 di belakang saya ada teman masuk trus ngeludah.
habis dr kamar mandi saya tanya teman2, "sapa yg tadi ngeludah di belakangku?" kata teman2 ga ada yg masuk kamar mandi itu kecuali saya. waduh...deg2an juga. haha... semoga ga terulang.
wahhh misteri banget ya mak pengalamannya..Aduhhh jadi merinding nih..untungnya masih bisa diketemuin ya..alias diliatin gt
BalasHapusWahhh...kesirep brarti mata temen2mu ..mbak .untung ketemu...
BalasHapus