Gambar diambil dari lantai paling atas |
Assalamu'alaikum temans,
Setelah tahun kemarin kami bisa menunaikan ibadah haji, mendengar kabar dari tetangga dan teman yang akan berangkat haji tahun ini bikin hati senang. Serasa terbayang kembali persiapan, juga ribet dan suka citanya kami saat mendengar informasi bakal berangkat ke tanah suci. Namun hari ini saya baca kabar bahwa pemerinta Arab Saudi bakal memotong kembali kuota haji negeri kita sebesar 20%. Duuh, kok sama dengan tahun lalu? Lantas gimana dong nasib teman dan tetangga saya? Semoga mereka tetap bisa berangkat tahun ini, aamiin.
Sementara itu alasan pemotongan kuota oleh Pemerintah Arab Saudi karena renovasi tempat Thawaf di lantai 3 dan 4 yang terus berlangsung. Sebenarnya sih saat saya tiba di Masjidil Haram tempo hari, renovasi itu terus dikerjakan. Pertama kali mengunjungi masjid tersebut adalah pukul 02.00 dinihari WAS.
Kami tiba di hotel pukul 24.00 waktu setempat. Bagi jemaah haji yang fisiknya masih kuat, diharapkan segera melaksanakan Umroh Wajib. Maksudnya sih agar larangan selama dimulainya niat Umroh Wajib dan mengenakan pakaian ihrom, tidak dilanggar. Seperti melepas pakaian ihrom, menutup muka (becadar), dan beberapa larangan lain seperti yang pernah saya ceritakan dalam judul : Tersesat Di Jamarat. Pelaksanaan Umroh Wajib memang memiliki sejumlah larangan yang sama dengan Rukun Haji. Meski larangan itu akan gugur usai pelaksanaan Umroh Wajib yang ditandai dengan mencukur rambut begitu selesai Thawaf dan Sa'i.
Jemaah menuju putaran thawaf lantai satu |
Saya yang datang bersama rombongan kloter 17 SOC, termasuk jemaah haji gelombang pertama. Tentu saja belum cukup padat jemaah haji yang melaksanakan Thawaf dan Sa'i di lantai satu. Saya dan suami bahkan bisa mendekat ke bangunan Ka'bah. Namun ingat ya, jemaah tidak boleh memegang kain Kiswah yang menutupi bangunan Ka'bah. Kecuali sesudah usai pelaksanaan Thawaf pada hitungan ketujuh, jemaah boleh menyentuh bangunan Ka'bah.
Ada alasan yang mendasarinya, yaitu salah satu larangan agar tidak batal Umroh Wajib kita adalah tidak memakai wangi-wangian. Sedangkan bangunan Ka'bah itu telah melekat wangi-wangian sejak jaman Rasulullah ketika sahabat Rasul menyemprotkan wewangian. Hingga sekarang pun Ka'bah dengan kain kiswahnya selalu diberi wewangian untuk mengikuti tindakan sahabat Rasul tersebut. Tindakan yang diijinkan oleh Rasulullah ini masih berlangsung.
Terus terang pandangan pertama dalam pelaksanaan Thawaf yang juga baru pertama kali ini bikin saya terkagum-kagum. Teman satu rombongan yang sudah pernah melaksanakan umroh bertutur, ia seperti baru pertama kali ini Thawaf.
"Baru dua tahun lalu saya umroh, tapi sudah banyak perubahan di Masjidil Haram," Cerita Bu Endang.
Pemerintah Arab Saudi yang dikelola oleh kerajaan, sangat menginginkan bisa menjamu tamu Allah dengan istimewa. Dengan perluasan tempat Thawaf, mereka ingin semakin banyak pula yang bisa menunaikan ibadah haji ini. Tentu saja untuk mencapai tujuan ini, butuh banyak pengorbanan. Salah satunya adalah pemotongan kuota haji yang dikenakan pada seluruh negara yangmengirimkan jemaah hajinya.
Saya dan rombongan jemaah haji tahun 2014 sudah merasakan sendiri, bagaimanan berjubelnya saat pelaksanaan haji tahun lalu yang bertepatan dengan haji akbar. Terutama usai puncak haji, yaitu setelah melaksanakan rukun haji di Armina. Semua jemaah haji harus segera melaksanakan thawaf Ifadhah. Karena jemaah tetap memiliki salah satu larangan, yaitu melakukan hubungan intim, bila belum juga menyelesaikan rangkaian haji ini, yaitu Thawaf Ifadhah.
Seperti juga jemaah lain, saya dan suami segera melaksanakan Thawaf Ifadhah sesegera mungkin. Setelah dalam perjalanan yang lumayan lancar dari Mina, saya bersama rombongan istirahat sebentar di hotel. Kemudian saya dan suami segera berangkat setelah mandi dan bersuci terlebih dulu.
Begitu tiba di Masjidil Haram, saya memperbanyak bacaan istighfar dan shalawat. Subhannallah, saya dan suami harus mencari pintu yang tidak begitu padat dan diijinkan oleh laskar untuk dimasuki. Semua jemaah ingin sesegera mungkin melaksanakan Thawaf Ifadhah. Tentu saja semua menuju pintu yang memiliki akses ke lantai Thawaf baik di lantai satu, dua atau tiga. Kali ini, lantai empat yang paling luas, sudah dibuka untuk tempat pelaksanaan thawaf. Namun saya enggan memilihnya, dengan alasan makin panjang jarak yang mesti saya tempuh untuk melakukan putaran thawaf sebanyak tujuh kali.
Meski ada yang bilang, makin panjang jarak kita melangkah untuk melakukan ibadah, makin banyak pula amalan yang bakal kita tabung untuk sangu di akherat.
Duuh, saya sih tahu diri. Fisik lelah usai menyelesaikan rangkaian rukun haji dengan melontar jumroh belum sirna. Dalam hari yang sama, saya juga akan melaksanakan Thawaf Ifadhah. Tentu saya lebih memilih untuk ibadah yang nyaman tanpa menyiksa tubuh ini. Suami menuruti keinginan saya dengan memilih lantai dua yang nyaman. Iya, nyaman, karena tidak kena panas matahari seperti di lantai tiga. Juga tidak berjubel hingga susah bergerak seperti di lantai satu yang bisa mencium hajar aswad.
Saya setuju kalo perluasan tempat thawaf sangat diperlukan. Saya juga setuju meski syaratnya adalah dengan pemotongan kuota haji. Karena pemotongan kuota ini hanya berlangsung hingga tahun 2016. Setelah renovasi selesai, mudah-mudahan kuota haji jemaah Indonesia bisa kembali sepert sedia kala atau malah ditambah lagi. Aamiin.
Terimakasih kunjungannya, temans
Wassalamu'alaikum..
Terimakasih kunjungannya, temans
Wassalamu'alaikum..
Aamiin...antrian haji saya semakin panjaang dengan pemotongan ini mbak.Padahal sudah tak sabar rasanya ingin mengunjungi tanah suci.Senangnya yang sudah sampai sana ya mbak.
BalasHapusAlhamdulillah... yang penting udah kecatat mbak, moga bisa maju banyak ya, aamiin :)
HapusMakin padat ya mba..itu tawaf sampai bertingkat2 hiks...
BalasHapusIya mba, malah enak kan, tinggal milih mau thawaf di lantai berapa, hihiii
Hapuswaalaikumsalam
BalasHapusamin semoga jadi tu naik haji & jadi haji mabrur
mak
entah knp ko mikir
aneh soal quota
@guru5seni8
http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com
Aamiin, moga tetap berangkat ya
Hapusingiinn sekali merasakan Tanah suci. tapi kondisi dan keuangan belum memungkinkan :) paling suka membaca cerita teman2 yg mengisahkan ttg perjalanan haji/umroh mereka. semoga saya kelak dapat menyusul :)
BalasHapusSaya bantu doa mbak, moga segera terwujud, tetap berdoa aja yaaa
HapusAlhamdulillah mak. Kita berada di posisis yg sama saya berangkat 2014 kloter 11 Mes. Hotel kamu Mabdah 07 mak.
BalasHapusKalo saya sih di daerah bakhotmah 07, sekitar 1,5 km dari masjidl haram
Hapusiya ya mbak sekarang kalau mau ke haji antriannya bertahun-tahun Semoga nanti kuota bertambah & fasilitas memadai
BalasHapusah, blm kesampaian juga nih ke tanah suci... Ortu udh wanti2 sekaligus nyindir sih, aku srg traveling kemana2, tapi kok malah tanah suci blm pernah -_-... Emg hrs dipaksa dan niatin bgt kali ya mba... kalo nunggu 'kepengen' ga jadi2 mulu soalnya...
BalasHapusArab Saudi mbangun terus ya mbaa, tetanggaku berangkat maish dua thaun lagi udah sering jalan pagi agak jauhan, katanya latihan buat ntar kalo pergi haji
BalasHapusAku mestinya berangkat th depan mba tp ama travelnya ditawari brgkt th ini asal ada tambahan biaya. Suamiku kurang setuju, katanya takut mendzolimi yg lainnya. Akhirnya kita bilang ketravelnya, nunggu sesuai antrian aja
BalasHapusPakai KBIH ya mbak? Kalo aku dulu kan ikut Depag. Pernah ditawari juga, tapi gak nambah duit. Cuma aku dan suami enggak mau, betul suaminya mbak, kami juga takut mendzolimi hak orang lain. Kami isi waktu menunggu dengan belajar banyak manasik haji. Waktu itu cepet banget berjalan, nggak terasa akan tiba waktu bagi mbak dan suami berangkat ke tanah suci. Moga selalu diberikan kesehatan dan kelapangan rejeki, serta usia yang berkah ya :)
Hapusiyaa sekarang harus nunggu sampai 15 tahun ,, kalau keumuran ya syukur alhamdulillah :)
BalasHapuspasrah aja deh mbak saya. dipanggil ke tanah suci dulu atau ke haribaan-Nya dulu. yang jelas tiap hari dah dipanggil sampai lima kali pake pengeras suara pula. :-)
BalasHapus