Judul : 101 YOUNG CEO
Penerbit : TIGA SERANGKAI
Jumlah Hal: 350
Penulis : ILMAN AKBAR
Pertama baca buku ini saya langsung tertarik. Dikemas dalam kover yang cerah, merah. Mampu bikin pembaca penasaran. Apa sih isi buku ini? Apa iya hanya mengulas kisah perjalanan wira usahawan muda yang sukses aja? Atau ada juga kiat sukses agar berhasil seperti mereka? Simak yuk review saya...
Kisah sukses seseorang selalu menarik untuk ditulis. Nah, di sini lah si penulis mengangkat 101 tokoh pengusaha muda.
Setelah mengalami sendiri manasik
haji yang boleh dikata sebagian orang cukup berat, dan yang lain bilang, biasa
aja. Saya jadi pengen berbagi pengalaman, bagaimana mengantisipasi agar pas
beribadah bisa tetap bugar dan sehat.
Kebetulan banget pas tiba di
Madinah, cuaca sangat terik. Dari pengukur suhu di dalam loby hotel tempat saya numpang tidur, terpantau 22o C. Kabar dari teve setempat, suhu udara
di luar ruangan mencapai 53o C. Mangkanyeee...kerasa panasss pwooollll *lap keringat
Penyejuk udara di Masjid Nabawi menyusup ke kulit. Brrr...terasa dingin hingga membuat tubuh ini bergidik. Dalam hati saya bertanya, berapa daya energi listrik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pendingin udara ya? Pasti besar sekali dan itu pemborosan kan namanya? Hehehe... Eh, tapi, kali ini saya nggak akan ngomongin soal hemat listrik atau pemborosan.
Ini tentang sebuah tempat yang paling sering dikunjungi di Masjid Nabawi. “Raudhah” yang artinya taman.
Pagi datang
selalu tiba-tiba. Meski aku tahu, subuh telah beranjak sejak tadi. Suara
kesibukan pagi pun telah memerangkapku dalam nyanyian rutin.
Sepagi ini
aku bahkan sudah menebar kesibukan yang selalu sama setiap hari. Akankah bosan
menjeratku? Bisa saja. Andai tak hadir suara Makni yang sering mengingatkanku.
Petuahnya tak pernah dengan kentara dinyanyikan. Hingga aku tak mungkin mengelak dari petitih yang santun.
|
Tas isi air zam-zam, kurma dan biscuit |
Banyak
cerita tentang sedekah di tanah arab. Kabarnya penduduk setempat sangat cinta
sedekah. Apalagi saat musim haji, pasti akan ada banyak orang yang membagi
sedekah. Bisa dalam bentuk makanan, seperti kurma, jus buah, nasi plus ayam,
kue dan biscuit.
Saya dan teman satu regu segera
berandai-andai bertemu dengan orang setempat yang rajin bersedekah. Orang Arab
menyebut sedekah itu halalan. Artinya pemberian berupa makanan dan sejenisnya
halal untuk kami miliki.
Ada yang bilang, menetap di kota Semarang itu nggak asik. Tempat wisata cuma sedikit. Pantainya juga nggak seelok di Yogya, Jepara atau Bali. Aihhh...jangan gitu ah.
Semarang tuh juga menjadi destinasi wisata yang tak kalah dengan kota-kota lain di negeri ini. Wisata kuliner dengan tahu pong dan lumpia. Wisata gedung tua, seperti Lawang sewu dan Gereja Blendug. Tuh kaaaan, banyak pilihan <3
|
Candi ke 1 udah terlihat |
Halooo... ada yang senang mengunjungi situs candi? Ahaha.... saya dan keluarga paling senang jalan-jalan dan menatap relief atau susunan batu di beberapa situs candi. Mungkin karena impian saat lulus SMA ingin kuliah di fakultas Arkeolog tak tersalurkan, hehehe.
Tapi nggak cuma saya aja, karena anak-anak juga seneng banget mengunjungi situs candi. Kami beruntung tinggal di Jawa Tengah. Begitu banyak situs candi yang tersebar di wilayah propinsi ini. Sebagai warga Semarang, saya juga merasa beruntung karena ada situs candi yang letaknya lumayan dekat dengan tempat tinggal kami. Kalo pengen ke situs ini, kami bisa langsung berangkat meski mentari sudah berada tepat di atas kepala *tanning gratis
Ada
orang tua yang bangga saat anaknya yang masih berusia empat tahun bisa membaca.
Dan tak sedikit pula yang berharap cemas kala sang bocah berusia enam tahun
belum bisa membaca lancar. Andai saja banyak orang tua yang mengerti, bahwa
anak usia di bawah enam tahun belum saatnya mengenal baca tulis. Hingga tak
perlu melakukan tindakan memaksa anak berlatih membaca sampai pintar seperti
teman sebayanya.
Di
sisi lain, banyak sekolah dasar yang mengharuskan setiap calon muridnya bisa
membaca dan menulis. Bahkan kemampuan baca dan tulis menjadi syarat mutlak saat
seleksi penerimaan murid baru. Hal ini lah yang makin membuat banyak orang tua
mengikutkan anak-anaknya les baca dan tulis.
|
foto diambil dari Sini |
Bila musim hujan tiba,
banjir pun datang. Ujung-ujungnya jalan pun berlubang. Nah, pemerintah biasanya
bakal mendapat tudingan tidak becus mengurus perbaikan jalan. Sedangkan pihak
pemerintah juga memiliki anggaran yang sudah terencana tiap tahunnya.
Anggaran yang sudah
dialokasikan ini diperoleh dari berbagai pendapatan. Salah satunya adalah
penerimaan pajak. Sedangkan bagi masyarakat, membayar pajak ibarat beban yang
mesti ditanggung. Padahal bila kesadaran membayar pajak kurang, dari mana
pemerintah mendapat pemasukan untuk memenuhi anggaran belanja?
|
Usia 3 bulan udah jjs ke Bandungan |
Anandaku Milzam,
Setiap kali ibu menatap foto masa kecilmu, haru dan bangga begitu bergayut di hati ini. Kamu pasti tak ingat dengan kejadian senin pagi itu. Saat ibu tengah menyiapkan sarapan untuk kita semua. Engkau berjalan dengan langkah bergegas. Kebiasaan yang tak mampu ibu ubah. Saat senang-senangnya bisa berjalan, engkau lakukan dengan langkah cepat. Dan, kaki mungilmu pun saling beradu. Tangismu langsung pecah.
Boleh dibilang saat masih remaja, saya kurang dekat dengan ibu. Meski kami tak pernah bertengkar seperti hubungan beberapa teman saya dengan ibunya. Namun hubungan saya dan ibu juga tak seperti layaknya anak perempuan dengan ibunya.
Justru saya sangat dekat dengan bapak. Mungkin karena sejak kecil, bapak selalu membangun komunikasi yang insentif. Kalau mengajak jalan-jalan di taman atau kebun binatang, pasti akan banyak percakapan dua arah. Bapak juga senang mengajari anak-anaknya menyanyikan lagu berbahasa Inggris.
Ada yang suka jalan-jalan? Saya sukaaaa *siapa yang nanya hahahaaa...
Kebiasaan jalan kaki saat di tanah suci, bikin saya ketagihan. Sempat juga kepikiran jalan kaki menuju tempat kerja, tapi kok ya urung saya lakukan, hihiiii...
Suasana di kota Semarang tidak mendukung sih. Di samping panas, trotoar untuk pejalan kaki nyaris kurang ramah. Kalo enggak buat jualan , ada aja trotoar yang rusak. Akhirnya saya hanya bisa jalan kaki di kawasan perumahan bersama suami. Lumayaaan, tiga kali seminggu cukup lah. Sayangnya saat mulai disibukkan dengan pekerjaan, kegiatan ini terhenti.
Subscribe
For New Post Notifications