Penerbit : IMANIA
Tahun terbit : 2013
Tebal : 294 halaman, Soft cover
Harga : Rp.
Genre : Nonfiksi / Inspirasional
Kisah perjalanan yang dituturkan
oleh penulis ini membawa pembaca berada di setiap tempat yang ditulis. Kisah
perjalanan Haji selalu menarik untuk
disimak. Terlebih buku ini mengisahkan secara rinci dan detail, setiap tempat,
keunikannya, pengalaman si penulis dan orang-orang yang bertemu di perjalanan.
Perjalanan ibadah haji yang
dituturkan di buku ini, tidak seperti buku dengan tema sejenis yang pernah aku
baca. Penuturannya seperti seorang sahabat yang mengisahkan perjalanan haji.
Tidak ada kesan menggurui. Penulis seperti mengajak pembaca
beribadah haji serta mengunjungi tempat ziarah, wisata belanja dan
wisata kuliner yang sangat terkenal di tanah suci. Di halaman terakhir, disisipkan pula Doa-doa, tips haji dan umroh serta
wisata kuliner.
Tatacara ibadah haji seperti umroh
turut pula mengisi tulisan yang berupa pengalaman pribadi si penulis dan sang
adik wanitanya. Masing-masing
menceritakan dengan sudut pandang yang berbeda karena berangkat ke tanah suci
dari tempat tinggal yang berbeda pula. Si penulis yang berada di Indonesia,
berangkat bersama adik laki-laki dan adik iparnya. Sedangkan adik bungsu
penulis, seorang mahasiswi yang sedang belajar di negera Mesir berangkat
bersama teman-teman kampusnya.
Yang menarik, kisah perjalanan haji Wiya,
si adik, yang berangkat menggunakan transportasi laut dan menempuh waktu selama
22 jam. Sungguh perjuangan yang luar biasa mengingat sang adik hanya
mengandalkan teman-teman sesama mahasiswa yang ada di Mesir. Mereka memulai back packer haji dari pelabuhan Safaga. Banyak pengalaman
yang direguk oleh Wiya. Seperti kehilangan kacamata pada hari kedua perjalanan
di atas kapal. Atau mendengar sirine penanda akan melewati mikat di tengah
laut. Waaah, sebuah pengalaman yang pasti tak akan terlupakan.
Ada juga pengalaman seru
saat harus lari dari kejaran orang asing.
Pembaca serasa ikut ngos-ngosan. Bahkan ketika mereka cerita tentang
wisata belanja, tawar menawar, sampai uang kembalian yang dibawa lari oleh si
pedagang karena ada penertiban oleh Askar (petugas). Larilah kakak beradik ini
ikut mengejar si pedagang yang pontang panting melarikan diri. Kisah-kisah dalam buku ini tidak hanya menegangkan, tapi juga banyak kelucuan, ada pula kisah yang mengharu biru hingga menggetarkan hati. Diselipi puisi nan menyentuh dan sangat bermakna.
Kekurangan buku ini hanya pada cara
si penulis memilih sudut pandang saat bercerita. Karena saya sempat bingung
saat membaca satu cerita tentang bertemu dengan seorang penolong misterius. Sebagai
pembaca, saya bertanya-tanya siapa yang bertemu dengan si penolong? Si kakak
ataukah adik? Baru di halaman berikutnya saya paham siapa yang dimaksud.
Namun, di balik satu kekurangan ini,
buku ini menawarkan sebuah kisah yang patut dibaca. Sangat cocok sebagai
panduan calon haji yang masuk dalam daftar tunggu haji. Juga cocok dijadikan
kado untuk anak muda yang ingin menunaikan haji pada usia muda. Karena ibadah
haji tidak hanya mengandalkan uang, tapi juga kesehatan fisik dan kesiapan
mental.
Sangat Inspiratif :)
aku belum baca mak, maish ada juga beberapa buku di rumah yg harus dibaca dan diresensi hihihi
BalasHapusIya nih kalo dapat buku gratis serasa punya utang kalo belum bikin reviewnya yaaa
HapusTerima kasih mbak Hidayah atas resensinya ya :)
BalasHapus