Agustus 26, 2012
BY Hidayah Sulistyowati0
Comments
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...
Dari sekian banyak silaturahim yang saya ikuti sepanjang lebaran 1433 H, tentunya ada banyak cerita yang bergulir. Ada tawa, canda, tangis haru dan tentu saja makan enak, hahaha...
Puncak silaturahim lebaran tahun ini adalah hari Minggu, tanggal 26 Agustus 2012 di kediaman keluarga Budi, seorang sepupu, putra ketiga almarhumah bulik Asiyah.dan almarhum om Dady, di daerah Penggaron, Semarang. Senangnya lagi, acara ini berbarengan dengan tasyakuran khitan ananda Chandra, putra tunggal Budi.
Sejatinya, silaturahmi ini diadakan setiap tiga bulan sekali dan tempatnya bergilir di rumah sepupu yang tersebar di wilayah kota Semarang. Khusus sepupu yang berada di luar kota, seperti mbak Sri dan mas Eko di Surabaya, Fitri di Klaten, Widi dan Indra di wilayah Jabodetabek, Devi di Tegal, mas Herman di Medan, serta Ganis dan mas Agus di Tulungagung dibebaskan tidak wajib mengikuti acara kumpul bareng ini. Meski tentunya, ketika mereka ada di kota Semarang pas barengan acara ini terjadwal, tentulah wajib datang. Tapi, mbak Nip yang tinggal di Salatiga, cukup aktif datang di acara silaturahim keluarga ini.
Awal diadakannya acara silaturahmi keluarga besar Bani Ilyas, tentulah agar jangan sampai terjadi keluarga yang kepaten obor. Tahu kan artinya?! Maksudnya, ketika sesepuh sudah meninggal, anak keturunannya tidak kenal dan tak pernah menjalin silaturahmi. Wihhhh...di mana enaknya hidup di dunia ini tanpa jalinan kerabat dengan keluarga besar?!
Silaturahmi itu sangat besar manfaatnya. Bisa memperpanjang umur, karena ketika bertemu kan kita saling mendoakan. contohnya adalah dengan mengucap salam seperti yang dianjurkan Rasulullah. Karena saat mengucap salam dan pasti deh dijawab oleh orang yang kita beri salam, mereka saling mendoakan. Bukankah arti Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh adalah:
"Semoga diberikan keselamatan atasmu, dan rahmat Allah serta berkahNya juga kepadamu".
Manfaat yang lain adalah, menambah teman. Dari seorang kerabat bisa saja kita berkenalan dengan temannya yang kemungkinan akan menjadi sahabat baru. Dan ujung-ujungnya, bersilaturahmi ini bakal menambah rezeki, seperti pekerjaan, jodoh atau anak, hihihi... :)
Gimana ceritanya bisa dapat anak? Yaah...bisa saja kan ada yang nitip anak untuk kita rawat karena orang tuanya yang berniat begitu, hehe... just joke!
Keluarga Bani Ilyas tentunya dinakhkodai oleh simbah kakung Ilyas. Dan dibantu oleh simbah putri Suripah. Dari beliau berdua yang sudah almarhum, telah diamanahi 8 orang anak. Anak pertama bude Solekah. Kemudian berturut-turut bude Sopiah, bapak Solikhin, bulik Aliyah (meninggal saat kecil), Bulik Salamah - Tulungangung, bulik Asiyah, bulik Alfiah dan om Slamet.
Bude Solekah dikaruniai 6 putra putri. Bude Sopiah dengan 2 putra dan 4 putri. Bapak dikaruniai tiga putri, satu putra. Bulik Salamah memiliki satu putra dan 4 putri. Bulik Asiyah 4 putra putri, bulik Alfiah dengan 3 putra 2 putri dan om Slamet dengan 2 putra putri. Dari 32 cucu simbah Ilyas ini telah beranak pinak. Dan jumlah keseluruhan anak cucu dan buyut sekitar 83, hihi...mungkin ada yang belum tercatat (pe-er nih untuk sekretarisnya, mbak Ambar).
Jumlah ini relatif nggak banyak. Bila dibanding dengan keluarga suami dari pihak ibu yang asli Boyolali. Keluarga simbah Muchyi ini tersebar di penjuru tanah air juga. Kebanyakan tinggal di Boyolali, sebagian lagi di Jabodetabek, Palembang, Pekanbaru, Semarang, Yogya, Solo, mana lagi ya? Hihi...terus terang aku sebagai keluarga pendatang (panggil : mantu), kurang begitu hapal. Gimana mau hapal, ketemunya kan jarang, kecuali pas hari pertama lebaran atau saat ada yang menikah, lahiran bayi, meninggal dan hari penting lainnya. Jumlah keseluruhan ada 150 lebih kayaknya. Yang sepupu dan ipar sih hapal ya, tapi cucu dan cicitnya, hadeuh....nyerah deh. Apalagi wajah masing-masing cucu ini hampir mirip.
Tapi, dibanding keluarga besar dari ibu saya, tetap saja keluarga bapak masih lebih banyak jumlah keturunannya. Dan, agar keluarga ini tidak sampai tercerai-berai, dikumpulkan dalam wadah Silaturahim Keluarga Bani Ilyas yang diprakarsai awalnya pada bulan Juni 1998. Waahhh, lumayan lama juga ya usia perkumpulan ini. Sudah 14 tahun usianya, ga nyangka bisa tetap berlangsung hingga sekarang. Meski ada juga sih rentang pertemuan yang tidak dilaksanakan 3 bulan sekali karena alasan waktu yang kadang tak bisa berkompromi.
Seperti pertemuan yang pas moment lebaran kali ini. Ada banyak dari keluarga sepupu yang tak bisa menghadiri karena berbarengan dengan acara di tempat lain. Seperti adikku yang tak bisa hadir, juga beberapa famili dari luar kota karena sudah balik ke kota kediaman masing-masing. Bahkan, suami pun tak bisa hadir karena barengan dengan acara pernikahan keponakan yang bertempat tinggal di Wonosegoro, Boyolali. Jadi, kami berbagi tugas. Aku dan si sulung datang ke acara silaturahmi keluarga, suami dan si bungsu di acara pernikahan. Yo wisss.... ini namanya keadilan yang beradab, betuuullll?!
Ah, pertemuan keluarga ini pernah beberapa kali diadakan di luar kota. Sayang sekali dokumentasi acara tidak diorganisir, jadi cerita indahnya tak bisa dibagikan di sini. Tapi....awal tahun 2013, Insya Allah akan diadakan lagi di kota Salatiga. Rencananya sih, silaturahmi plus out-bound di kaki gunung Merbabu, hehe.... Mudah-mudahan bisa terselenggara dan berbagi kisah di blog ini. Sampai jumpa.... :)
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh :)
Dari sekian banyak silaturahim yang saya ikuti sepanjang lebaran 1433 H, tentunya ada banyak cerita yang bergulir. Ada tawa, canda, tangis haru dan tentu saja makan enak, hahaha...
Puncak silaturahim lebaran tahun ini adalah hari Minggu, tanggal 26 Agustus 2012 di kediaman keluarga Budi, seorang sepupu, putra ketiga almarhumah bulik Asiyah.dan almarhum om Dady, di daerah Penggaron, Semarang. Senangnya lagi, acara ini berbarengan dengan tasyakuran khitan ananda Chandra, putra tunggal Budi.
Sejatinya, silaturahmi ini diadakan setiap tiga bulan sekali dan tempatnya bergilir di rumah sepupu yang tersebar di wilayah kota Semarang. Khusus sepupu yang berada di luar kota, seperti mbak Sri dan mas Eko di Surabaya, Fitri di Klaten, Widi dan Indra di wilayah Jabodetabek, Devi di Tegal, mas Herman di Medan, serta Ganis dan mas Agus di Tulungagung dibebaskan tidak wajib mengikuti acara kumpul bareng ini. Meski tentunya, ketika mereka ada di kota Semarang pas barengan acara ini terjadwal, tentulah wajib datang. Tapi, mbak Nip yang tinggal di Salatiga, cukup aktif datang di acara silaturahim keluarga ini.
Awal diadakannya acara silaturahmi keluarga besar Bani Ilyas, tentulah agar jangan sampai terjadi keluarga yang kepaten obor. Tahu kan artinya?! Maksudnya, ketika sesepuh sudah meninggal, anak keturunannya tidak kenal dan tak pernah menjalin silaturahmi. Wihhhh...di mana enaknya hidup di dunia ini tanpa jalinan kerabat dengan keluarga besar?!
Silaturahmi itu sangat besar manfaatnya. Bisa memperpanjang umur, karena ketika bertemu kan kita saling mendoakan. contohnya adalah dengan mengucap salam seperti yang dianjurkan Rasulullah. Karena saat mengucap salam dan pasti deh dijawab oleh orang yang kita beri salam, mereka saling mendoakan. Bukankah arti Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh adalah:
"Semoga diberikan keselamatan atasmu, dan rahmat Allah serta berkahNya juga kepadamu".
Manfaat yang lain adalah, menambah teman. Dari seorang kerabat bisa saja kita berkenalan dengan temannya yang kemungkinan akan menjadi sahabat baru. Dan ujung-ujungnya, bersilaturahmi ini bakal menambah rezeki, seperti pekerjaan, jodoh atau anak, hihihi... :)
Gimana ceritanya bisa dapat anak? Yaah...bisa saja kan ada yang nitip anak untuk kita rawat karena orang tuanya yang berniat begitu, hehe... just joke!
Keluarga Bani Ilyas tentunya dinakhkodai oleh simbah kakung Ilyas. Dan dibantu oleh simbah putri Suripah. Dari beliau berdua yang sudah almarhum, telah diamanahi 8 orang anak. Anak pertama bude Solekah. Kemudian berturut-turut bude Sopiah, bapak Solikhin, bulik Aliyah (meninggal saat kecil), Bulik Salamah - Tulungangung, bulik Asiyah, bulik Alfiah dan om Slamet.
Bude Solekah dikaruniai 6 putra putri. Bude Sopiah dengan 2 putra dan 4 putri. Bapak dikaruniai tiga putri, satu putra. Bulik Salamah memiliki satu putra dan 4 putri. Bulik Asiyah 4 putra putri, bulik Alfiah dengan 3 putra 2 putri dan om Slamet dengan 2 putra putri. Dari 32 cucu simbah Ilyas ini telah beranak pinak. Dan jumlah keseluruhan anak cucu dan buyut sekitar 83, hihi...mungkin ada yang belum tercatat (pe-er nih untuk sekretarisnya, mbak Ambar).
Jumlah ini relatif nggak banyak. Bila dibanding dengan keluarga suami dari pihak ibu yang asli Boyolali. Keluarga simbah Muchyi ini tersebar di penjuru tanah air juga. Kebanyakan tinggal di Boyolali, sebagian lagi di Jabodetabek, Palembang, Pekanbaru, Semarang, Yogya, Solo, mana lagi ya? Hihi...terus terang aku sebagai keluarga pendatang (panggil : mantu), kurang begitu hapal. Gimana mau hapal, ketemunya kan jarang, kecuali pas hari pertama lebaran atau saat ada yang menikah, lahiran bayi, meninggal dan hari penting lainnya. Jumlah keseluruhan ada 150 lebih kayaknya. Yang sepupu dan ipar sih hapal ya, tapi cucu dan cicitnya, hadeuh....nyerah deh. Apalagi wajah masing-masing cucu ini hampir mirip.
Tapi, dibanding keluarga besar dari ibu saya, tetap saja keluarga bapak masih lebih banyak jumlah keturunannya. Dan, agar keluarga ini tidak sampai tercerai-berai, dikumpulkan dalam wadah Silaturahim Keluarga Bani Ilyas yang diprakarsai awalnya pada bulan Juni 1998. Waahhh, lumayan lama juga ya usia perkumpulan ini. Sudah 14 tahun usianya, ga nyangka bisa tetap berlangsung hingga sekarang. Meski ada juga sih rentang pertemuan yang tidak dilaksanakan 3 bulan sekali karena alasan waktu yang kadang tak bisa berkompromi.
Seperti pertemuan yang pas moment lebaran kali ini. Ada banyak dari keluarga sepupu yang tak bisa menghadiri karena berbarengan dengan acara di tempat lain. Seperti adikku yang tak bisa hadir, juga beberapa famili dari luar kota karena sudah balik ke kota kediaman masing-masing. Bahkan, suami pun tak bisa hadir karena barengan dengan acara pernikahan keponakan yang bertempat tinggal di Wonosegoro, Boyolali. Jadi, kami berbagi tugas. Aku dan si sulung datang ke acara silaturahmi keluarga, suami dan si bungsu di acara pernikahan. Yo wisss.... ini namanya keadilan yang beradab, betuuullll?!
Ah, pertemuan keluarga ini pernah beberapa kali diadakan di luar kota. Sayang sekali dokumentasi acara tidak diorganisir, jadi cerita indahnya tak bisa dibagikan di sini. Tapi....awal tahun 2013, Insya Allah akan diadakan lagi di kota Salatiga. Rencananya sih, silaturahmi plus out-bound di kaki gunung Merbabu, hehe.... Mudah-mudahan bisa terselenggara dan berbagi kisah di blog ini. Sampai jumpa.... :)
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh :)