PUTRAKU
TAK LAGI BERBICARA GAGAP
Usia si sulung
menginjak 5 tahun lebih, ketika kami mengetahui bicaranya tersendat dalam
pengucapan beberapa huruf tertentu. Misalnya pada pengucapan huruf b, d dan g.
Panik? Tentu saja. Apalagi kalau mendengar ia bicara:"Bb.. bbbu, tadi aku
main sama mas Dddimas," Hah, ibu mana yang tidak panik ?
Saat itu
internet hanya bisa diakses kalangan tertentu. Jadi kami mencari info dari beberapa buku
dan majalah parenting yang mengulas kelainan bicara. Disebutkan bahwa penderita
gagap lebih banyak anak laki-laki dari pada perempuan. Biasanya terjadi pada
usia prasekolah atau ketika mulai memasuki lingkungan sekolah yang masih asing.
Misal pindah dari Taman Kanak-Kanak ke Sekolah Dasar. Keluarga besar dari pihak ibu menganggap
gagap ini faktor keturunan. Karena ada dua orang dari anggota keluarga besar
kami yang juga berbicara gagap, bahkan sampai sekarang.
Kami mulai
mempraktekkan langkah penanganan anak yang berbicara gagap. Bergantian dengan suami, aku mengajaknya membaca
buku dongeng anak dengan lafal jelas dan keras. Aku latih ia agar membaca
dengan tempo pelan. Putraku latihan membaca dengan suara keras:"Sepeda
bb... baru. Bapak bbeli sepeda baru,"
Kemudian aku minta ia menceritakan kembali isi bacaan itu. Sesekali aku
minta ia menghirup dan mengeluarkan napas sebelum mulai berbicara, agar ia bisa
relaks. Aku terus mengajarinya dengan sabar dan tak pernah marah ketika ia
minta istirahat. Kami akan melanjutkan kegiatan lagi begitu ia memintanya. Motivasi berupa hadiah aku jadikan perangsang
agar ia berkemauan keras untuk memperbaiki gaya berbicaranya.
Kadang kami bosan berlatih kata.
Itulah saat kami bermain keluar rumah.
Bertiga kami bermain bola di halaman belakang. Atau memancing ikan di kolam yang memang kami
isi dengan berbagai jenis ikan air tawar.
Atau sekedar membuat gelembung
dari busa sabun.
Proses penanganan secara pribadi ini berjalan hampir tiga bulan, ketika putra kami terbebas dari bicara gagap. Aku yakin keterlibatan keluarga, terutama ayah dan ibunya serta orang terdekat mampu mengatasi permasalahan putra kami.
Tidak ada komentar: