Happy MayDay, meski telah larut malam menjelang pergantian hari kedua bulan Mei 2015.
Saya ucapkan selamat hari buruh buat semua pekerja di seluruh muka bumi ini. Mumpung hari ini libur, saya nggak mau menyia-nyiakannya dengan seharian berada di rumah. Kalo tubuh sehat, bugar, saya biasanya jalan-jalan di dalam kota. Tahu kaannn, udah dua bulan ini saya tergabung sebagai kontributor website hellosemarang.com. Jadi, capcusss deh sesorean hingga malam di jalanan kota Semarang tercintaaa :D
Memang sih saya dan suami berangkat dari rumah udah sore, tepatnya setelah shalat Ashar. Tujuan jalan-jalan kali ini adalah mengulik pasar tradisional. Dari Ezytravel, kami para kontributor dari hellobogor, hellosemarang, hellolombokku, hellomakasar, diberi tantangan menulis serba 10 dengan tema yang berbeda. Bikin kami mesti pintar menggali ide, tempat wisata, kuliner atau sesuatu yang unik dan menarik untuk kami tulis tentang kota masing-masing. Nah, saya udah langsung aja milih tema pasar tradisional.
Baru dapat dua lokasi pasar, saya memutuskan menuju pasar ketiga. Daaan, kami melewati balai kota yang esok bakal dijadikan upacara untuk memperingati hari lahir kota Semarang yang ke 468.
Ternyata oh ternyata, ada yang sedang berlatih untuk mengisi acara esok hari. Saya tertarik untuk melihat lebih dekat dan bertanya-tanya tentunya. Karena mendengar musiknya aja udah bikin saya tertarik. Tapi saya malah lupa kagak ngambil foto penabuh gamelan dan penyanyinya, duhhh *reporter abal-abal
Begitu nonton lebih dekat, saya baru tahu, mereka adalah anak muda dari Sanggar Greget Semarang. Dengan musik gamelan yang rancak, para penari melenggang dengan energik dan mempesona setiap mata pengunjung.
Gerakan tarian Gugur Gunung |
Tarian Gugur Gunung ini sengaja dipilih karena memiliki makna yang baik. Seperti gotong royong, saling menolong, dan mengutamakan kepentingan lingkungan. Yak, tarian ini memang terinspirasi dari kebudayaan Jawa Tengah, yaitu gugur gunung yang artinya bersih-bersih secara bergotong-royong.
Bisa dilihat dalam gerakannya, penari menggunakan alat bersih-bersih tradisional, seperti sapu ijuk, engkrak, sapu lidi, sikat, dan keranjang sampah dari bambu.
Saat ditanya, apa saja prestasi anak didiknya selama ini, berikut petikan wawancara saya dengan mas Yoyok.
"Baru saja tanggal 19 April lalu meraih juara nasional, pada lomba sekaligus pawai dalam rangka hari ulang tahun TMII di Jakarta," Ungkap mas Yoyok dengan binar bangga.
Mas Yoyok dann mbak Yasinta tengah memberi instruksi |
Sanggar Greget ini berlokasi di jalan Pamularsih I no 2-G, dan merupakan sanggar yang paling happening di kota Semarang. Anak didiknya mulai dari siswa TK hingga pelajar setingkat SMA. Prestasi yang ditoreh sangat luar biasa. Sanggar pimpinan mas Yoyok B Priyambodo ini sering tampil di ajang nasional maupun internasional.
Pernah pula menjadi duta Indonesia pada ajang Chingay Parade Singapore tahun 2011 dan 2013. Dalam acara yang dihadiri oleh puluhan perwakilan dari negara-negara di seluruh dunia, sanggar ini mampu membanggakan Indonesia.
Selamaaat!
Semoga para penari ini mampu memukau para tamu undangan yang hadir pada tanggal 2 Mei 2015, untuk memeriahkan hari lahir kota Semarang yang ke 468. Semangat yaaa, moga sukses tarian Gugur Gunung-nya.
Tidak ada komentar: